Berita Nasional
Utang Pemerintahan Jokowi Meroket, Kini Tembus Rp6,6 Ribu T, Sebulan Utang Bertambah Rp 55,26 T
Utang pemerintah di era Presiden Joko Widodo terus mengalami kenaikan, baik di periode pertama maupun periode kedua.
“Inflasi dan tapering off ini bisa sebabkan beban bunga utang naik. Jadi ini harus diantisipasi. Karena, banyak belanja yang prioritas, tetapi belanja bunga utang memegang porsi yang meningkat. Harus ada manuver,” tambah Bhima.
Kemudian, Bhima menawarkan solusi untuk mengantisipasi beban bunga utang agar tidak semakin membengkak di tengah risiko tersebut. Pertama, pemerintah harus menggenjot penerimaan pajak.
Namun, harus jeli, agar peningkatan pajak ini jangan sampai mengganggu pemulihan ekonomi.
Baca juga: Resmikan Integrasi Transportasi Jabodetabek, Anies Ingin Jakarta Setara Kota Maju di Dunia
Kedua, pemerintah harus makin mengencangkan ikat pinggang dengan melakukan pengendalian belanja. Jadi, belanja yang bersifat rutin seperti belanja pegawai dan belanja barang harus dipangkas.
Ketiga, pemerintah harus kreatif untuk mengurangi ketergantungan utang yang mahal. Ia mengambil contoh, dalam hal pembangunan infrastruktur daripada dibiayai dengan utang, baiknya bekerja sama dengan pihak swasta.
Kemudian, melakukan pinjaman dengan denominasi mata uang yang bunganya relatif rendah.
Kalau dollar AS dirasa mahal, lebih baik pilih mata uang lain seperti Yuan atau Yen, sehingga ini juga menekan beban bunga utang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bengkak Lagi, Utang Pemerintah Jokowi Naik Jadi Rp 6.625 Triliun"