Kuatkan Program Keluarga Berencana Sebagai Upaya Menekan Angka Pernikahan Dini di Masa Pandemi

Di masa pandemi terdapat peningkatan angka kehamilan tidak direncanakan serta pengajuan dispensasi pernikahan atau pernikahan di bawah umur.

Editor: Lucky Oktaviano
Warta kota
Pemasangan alat kontrasepsi dalam rangkaian kegiatan Gerakan Cegah Putus Pakai Keluarga Berencana (Gerai Kencana) yang digelar Pemkot Tangsel pada Jumat (25/6/2021). Pemerintah tetap mendorong Program Keluarga Berencana (KB) bagi masyarakat. 

Hasto tidak memungkiri, dalam era globalisasi ini, anak dan remaja cenderung lebih mempercayai informasi dari dunia maya dan teman sebaya, sehingga orang tua memiliki tantangan tersendiri
untuk menyampaikan nilai-nilai luhur kepada anak. Karena itu, diharapkan orang tua mau belajar
agar dapat mendidik anak sesuai zamannya.

Guna membantu para orang tua dan pendidik, serta mengoptimalkan program-program edukasi
tersebut, BKKBN memiliki jejaring penyuluh yang terdidik.

Termasuk di dalamnya, Duta Genre (Generasi Berencana), yaitu para penyuluh muda yang bertugas melakukan sosialisasi KB kepada rekan sebayanya.

Duta GenRe Indonesia Putra 2021 Fiqih Aghniyan Hidayat menyebutkan, berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, pada 2020, terdapat lebih dari 64
ribu pengajuan dispensasi pernikahan anak bawah umur.

“Sebabnya, mungkin karena di masa pandemi anak tidak ke sekolah jadi akhirnya memilih menikah, serta adanya faktor ekonomi keluarga. Selain itu, karena terjadi kehamilan tidak diinginkan, di mana
pola asuh keluarga kurang berjalan baik di masa pandemi ini,” jelas Fiqih.

Guna menekan lonjakan pernikahan dini tersebut, terdapat beberapa strategi preventif yang dijalankan oleh Duta GenRe bekerja sama dengan berbagai pihak.

Di antaranya, memberikan pendampingan sebagai konselor sebaya, memberikan bantuan logistik supaya meringankan beban keluarga terdampak, serta Gerakan Kembali Ke Meja Makan untuk membangun kembali pola asuh yang baik dan komunikasi keluarga.

Ia juga menjelaskan, BKKBN melalui Duta Genre melaksanakan Program #2125, berupa edukasi usia
ideal minimum pernikahan adalah 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria, dalam rangka
meminimalisasi terjadinya pernikahan dini.

“Bersama remaja Indonesia, kami menjadi pelopor remaja yang terencana dan bisa mempersiapkan
pernikahan dengan 2125,” tandas Fiqih.

Untuk sebuah pernikahan, perencanaan dan persiapan memang mutlak diperlukan, termasuk dari

Psikolog Inez Kristanti menegaskan, “Punya anak dan berkeluarga itu butuh kesiapan psikologis dan sebaiknya direncanakan dengan matang."

Pasangan yang siap secara psikologis akan membantu mereka jadi orang tua yang baik, bisa mendidik dengan benar, lebih bahagia.

Setelah menikah, pasangan harus bisa menjadi satu tim dan tidak bersaing.

Sebelum membangun keluarga, menurutnya, diperlukan banyak persiapan seperti pemeriksaan kesehatan, konseling pernikahan, persiapan keuangan, juga menyelaraskan rencana dengan pasangan.

Perencana Keuangan (Financial Planner) Rista Zwestika menggarisbawahi perlunya penyelarasan
rencana dan keterbukaan tentang keuangan sebelum pasangan memasuki jenjang pernikahan.
“Sekarang topik perencanaan keuangan dengan pasangan bukan lagi hal tabu,” tegasnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Komentar

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved