Berita Nasional

Jenderal Gatot Vs Dudung soal Kecurigaan TNI Disusupi PKI,Denny Siregar Cs Sebut Gatot Memecah Belah

Isu raibnya tiga patung di Museum Kostrad pertama kali disampaikan oleh eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Editor: Feryanto Hadi
rilis.id
Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA-- Beda argumen antara Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo dengan Pangkostrad Letjen TNI Dudung Abdurachman soal raibnya beberapa patung di Museum Kostrad menjadi bola liar di masyarakat.

Seperti diketahui, raibnya patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution di Museum Kostrad, Jakarta menjadi sorotan.

Isu raibnya tiga patung itu pertama kali disampaikan oleh eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

Bahkan Gatot menyebut, hilangnya tiga patung itu merupakan tanda PKI sudah masuk ke TNI.

Namun, Dudung membantah hal tersebut.

Baca juga: Gatot Nurmantyo Duga Ada Penyusup Pendukung PKI ke TNI, Kostrad Bantah Hilangkan Patung Soeharto

Ia menyebut, hilangnya patung tersebut lantaran ditarik oleh pembuatnya, bukan terkait dukungan terhadap PKI.

Menanggapi itu, Denny Siregar beserta rekan pegiat media sosial lainnya ramai-ramai menyerang Jenderal Gatot Nurmantyo.

Dalam beberapa cuitannya, Denny menyebut ada yang hendak memecah-belah TNI.

"Ada yang mau mecah belah TNI AD kita ternyata dgn isu PKI," tulis Denny di Twitter, dikutip pada Senin (28/9/2021).

Dalam cuitan lain Denny menyindir Jenderal Gatot yang mengantuk ketika menonton film G30S/PKI.

"Wong dia sendiri aja bosen, malah ngajak2 orang lain," tulisnya.

Baca juga: SEPUTAR G30S/PKI: Kisah Polisi Sukitman, Saksi Mata Keganasan Peristiwa Pembantaian di Lubang Buaya

Sementara itu, Eko Kuntadhi menyebut tudingan ada PKI di tubuh TNI merupakan tuduhan yang keji.

Sama dengan Denny, ia membuat narasi bahwa tudingan itu bisa memecah-belah TNI.

"Menuduh TNI telah disusupi PKI, hanya karena patung Soeharto di Kostrad diturunkan, itu benar-benar keji. Cuma kelas alap2 yang mulutnya kayak gini. TNI adalah jantung pertahanan Indonesia. Memecahkan belah TNI dengan isu murahan, sama saja merobek Indonesia," tulisnya di Twitter.

Sedangkan Ferdinand Hutahaean, menganggap kecurigaan Jenderal Gatot tersebut tidak masuk akal.

""Menurut sy, TNI tidak mungkin akan tersusupi oleh PKI. Apalagi ideologi Komunis sdh mendarah daging bagi kita TERLARANG dan HARAM," tulis Ferdinand

"Sy setuju dengan Letjen Dudung, ini adalah TUDUHAN KEJI dan FITNAH UTK MEMECAH BELAH TNI. Dudung yg pimpin kostrad diserang Kaum Radikal. @Cakra_Kostrad," sambungnya.

Baca juga: Film Pengkhianatan G30S PKI, Sempat Berubah Judul dan Berhenti Tayang di TV

Seperti diketahui, Dudung membantah pernyataan Gatot yang menyebut ada sinyal komunisme sudah masuk ke tubuh TNI.

"Ketika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar," kata Dudung dalam keterangannya, Senin (27/9).

Dudung menegaskan sebagai prajurit TNI, dirinya tidak akan pernah melupakan peristiwa G30S.

"Saya dan Letjen TNI (Purn) AY Nasution mempunyai komitmen yang sama tidak akan melupakan peristiwa terbunuhnya para jenderal senior TNI AD dan perwira pertama Kapten Piere Tendean dalam peristiwa itu," tambah dia.

Tiga patung itu dibuat oleh eks Pangkostrad AH Nasution pada periode 2011-2012.

Dudung menyebut, patung itu ditarik karena Nasution merasa berdosa karena bertentangan dengan keyakinan agamanya.

Oleh sebab itu, Dudung mengatakan seharusnya Gatot melakukan klarifikasi terlebih dahulu kepada dirinya sebelum menyampaikan pernyataan itu. Dalam agama Islam sudah dijelaskan ada istilah tabayyun.

Seharusnya Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo selaku senior kami di TNI, terlebih dahulu melakukan klarifikasi dan bisa menanyakan langsung kepada kami, selaku Panglima Kostrad.

Baca juga: Partai Demokrat Terus-menerus Digoyang, SBY: Mungkin Hukum Bisa Dibeli, tapi Tidak untuk Keadilan

"Dalam Islam disebut tabayun agar tidak menimbulkan prasangka buruk yang membuat fitnah, dan menimbulkan kegaduhan terhadap umat dan bangsa," tutur dia.

Lebih lanjut, sebagai bukti dirinya tidak melupakan G30S/PKI, eks Pangdam Jaya itu memastikan foto peristiwa serta beberapa barang milik Panglima Kostrad Mayjen TNI Soeharto saat peristiwa 1965 masih tersimpan dengan baik di museum tersebut.

 "Hal ini sebagai pembelajaran agar bangsa ini tidak melupakan peristiwa pemberontakan PKI dan terbunuhnya pimpinan TNI AD serta Kapten Piere Tendean," tutur Dudung.

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved