Berita Bekasi
Peringati World Cleanup Day 2021, Pj Bupati Bekasi Gaungkan Aksi Bersih Bareng Hingga 18 September
Tapi kata Dani lagi, dirinya mengingatkan setelah tanggal 18 September ini, masyarakat jangan berhenti melakukan kegiatan bersih-bersihnya.
WARTAKOTALIVE.COM, CIKARANG --- Pemerintah Kabupaten Bekasi mengajak masyarakat untuk melakukan kegiatan bersih-bersih.
Aksi bersih bareng-bareng dan serentak ini digaungkan Penjabat (Pj) Bupati Bekasi, Dani Ramdan, dalam laman Instgaram @daniramdan0112 memperingati hari World Cleanup Day 2021"
"Nyok warga Kabupaten Bekasi, kita bersih-bersih bareng-bareng selama tanggal 12 sampe 18 September 2021 ini. Dalam rangka hajatan "World Cleanup Day 2021," ucap Dani.
Aksi bersih-bersih serentak ini tidak hanya dilakukan di rumah, tapi juga bisa dilakukan di lingkungan sekitar dengan cara gotong royong atau kerja bakti massal, dan juga di tempat publik.
Baca juga: Wilayah Sudah Aman dari Covid-19, 24 Sekolah di Cilamaya Kulon Karawang Siap Gelar PTM 14 September
Dikatakan Dani Ramdan, dirinya sangat mendukung kegiatan World Cleanup Day 2021.
Menurut Dani, kegiatan World Cleanup Day ini merupakan kegiatan sosial terbesar di dunia yang menggerakan masyarakat di beberapa dunia untuk memerangi masalah sampah secara global.
Untuk itu Dani mengimbau masyarakat di Kabupaten Bekasi untuk bersama-sama ikut serta dalam kegiatan World Cleanup Day 2021 dengan melakukan bersih-bersih di rumah, di lingkungan, dan di tempat publik.
Tapi kata Dani lagi, dirinya mengingatkan setelah tanggal 18 September ini, masyarakat jangan berhenti melakukan kegiatan bersih-bersihnya.
"ya ... kita lanjut tiap hari," ucap Dani.
Dalam laman Instagramnya, Dani Ramdan juga menyampaikan pesan pantun yang berisi mengajak masyarakat untuk selalu melakukan bersih-bersih agar wilayah Kabupaten Bekasi terlihat asri dan cakep.
Seperti ini pantunnya:
Jalan-jalan ke Bantasari
Lewatnya melipir ke Sumbersari
Kabupaten Bekasi akan jadi asri
Kalau warganya bersih bersih tiap hari..
Cakeep...
Angkut ratusan ton sampah
Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Wilayah 2 Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kabupaten Bekasi, Sumardi, mengatakan pihaknya telah mengangkut ratusan ton sampah yang menyumbat aliran Kali Cikarang Hilir.
Ada pun kegiatan pengangkutan sampah dalam rangka penuntasan bencana kekeringan yang melanda 23 desa di Kabupaten Bekasi.
"Totalnya belum kami estimasi karena kan melibatkan 4 UPTD. Kira-kira ratusan ton lah. Prosesnya kan sejak awal Agustus kemarin," ujar Sumardi saat dikonfirmasi, Sabtu (11/9/2021).
Namun, titik sampah terbanyak terpantau di kawasan Kali Jambe dan Kali Cikarang Hilir yang melintas di Kecamatan Sukatani.
"Kalau di Kali Jambe sudah dua kali angkut, kira-kira seratus ton lebih sampah ada di sana, sama di Kecamatan Sukatani juga banyak," ungkapnya.
Dalam prosesnya, pihaknya terkendala banyaknya bangunan liar yang berdiri di sepanjang bibir kali sehingga pengangkutan sampah terkadang harus dilakukan secara manual.
"Kita hadapi banyak bangli di pinggirnya, kita agak kesulitan angkut sedimen dan sampah di pinggirannya karena kan alat berat enggak bisa mendekat kalau ada bangli. Makanya kami juga kerahkan Tim Biawak untuk proses manual," kata Sumardi.

Selain pengangkutan sampah, proses sedimentasi juga dilakukan untuk menambah volume Kali Cikarang Hilir yang mengalami pendangkalan sejak beberapa tahun terakhir.
"Kami khusus mengerjakan sampah, makanya kami bekerja sama dengan beberapa unsur terkait, ada SDA BNPB, PJT dan BBWS. Sedimentasinya di sana sebenarnya yang lebih banyak," tuturnya.
Proses pengangkutan sampah, sambung Sumardi, memerlukan waktu setidaknya 1 bulan lagi hingga aliran Kali Cikarang Hilir yang melintasi kali-kali irigasi bisa kembali normal.
Keluhkan warga buang sampah sembarangan
Sementara itu, Camat Tambun Utara, Najmuddin menjelaskan penyebab menumpuknya sampah di aliran irigasi Kali SBusa, Desa Satria Mekar, dikarenakan terbawa arus kali.
Wilayahnya, sambung Najmuddin, berada di kawasan hilir sehingga sampah-sampah yang sengaja dibuang masyarakat dari kawasan hulu, terbawa arus.
"Ini kan ekses dari hulu, hulunya tau lah dari mana, ini kita hilirnya, kali kan mengalirnya dari hulu ke hilir, imbasnya ke kita," kata Najmuddin di lokasi, Jumat (10/9/2021).
Meski begitu, ia tak menampik bahwa beberapa warga di kawasan hilir juga turut berkonrtribusi dalam permalasahan menumpuknya sampah di area persawahan itu.
Ketika hujan turun, derasnya Kali Busa membawa sampah-samlah tersebut ke beberapa aliran kali irigasi. Kayu-kayu berukuran besar tersangkut di bawah pondasi jembatan sehingga menahan laju sampah.
"Di situ ada kayu mungkin terbawa air dan terhalang jembatan hingga akhirnya menumpuk, karena kayunya agak besar itu batangannya, saya tidak tahu, kayaknya dari hulu, kita ini kan hilirnya, mentok di situ, kita akan potong kita akan bersihkan," ujarnya.
Najmuddin mengatakan akibat penumpukan sampah, sejumlah petani di kawasannya terdampak.
Aliran irigasi Kali Busa yang jadi sumber air utama menjadi tidak lancar dan kualitasnya pun menurun karena tercemar limbah rumah tangga.