Data Vaksin Presiden Jokowi
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin Pastikan Data Vaksinasi Covid-19 Presiden Jokowi Sudah Aman
Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa data vaksinasi Covid-19 Presiden Joko Widodo (Jokowi) di aplikasi PeduliLindungi sempat bocor.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, SEMANGGI - Kementerian Kesehatan menjelaskan bahwa data vaksinasi Covid-19 Presiden Joko Widodo (Jokowi) di aplikasi PeduliLindungi sempat bocor.
Namun, kini Kemenkes berhasil mengamankan data penting pejabat negara, termasuk data vaksinasi Covid-19 Presiden Jokowi.
Hal itu diungkapkan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Pusat, Jumat (3/9/2021).
"Pertama kami sampaikan tadi malam kami terinfo masalah ini, tapi sekarang sudah dirapihkan sehingga data para pejabat ditutup," kata Budi.
Budi menjelaskan bahwa dapat diaksesnya data pribadi Presiden Jokowi dan para pejabat lain tidak lepas dari penyalahgunaan etika pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Dimana misalnya saja seorang pegawai Bank atau pegawai administratif pemerintahan yang memegang data NIK Presiden atau pejabat lainnya iseng melacaknya lewat aplikasi PeduliLindungi.
"Misalnya kalau kita sebagai bankir manfaatkan data beliau secara hukum salah dan secara etis enggak baik. Sebab, itu hak pribadi nasabah," ujar Budi.
Baca juga: Sertifikat Vaksin Covid-19 Palsu Dijual Sampai Rp 500.000, Pembelinya Pun Ditangkap Polisi
Baca juga: Godbless Terima Penghargaan dari Presiden Joko Widodo Jelang Konser 48 Tahun Godbless Berkarya
Baca juga: Kecamatan Cilodong Depok Fokus Vaksinasi Pelajar di 3 Hari Pertama Gebyar Vaksinasi Covid-19
Oleh karena itu, Budi mengingatkan bahwa oknum tidak bertanggung jawab itu dapat dijerat Undang-undang ITE apabila ketahuan menggunakan NIK tanpa persetujuan pemilik data.
Budi menerangkan bahwa pihaknya sengaja membuat masyarakat dapat mengakses datanya sendiri di aplikasi PeduliLindungi.
Hal itu dilakukan, agar pengguna dapat mengetahui status sertifikat vaksinnya saat memasukan NIK ke aplikasi tersebut.
Sehingga saat ke tempat umum, pengguna merasa yakin tidak ditolak karena ketidak singkronan data.
Apabila ada data yang tidak sinkron dengan aplikasi, maka hal itu dapat diperbaiki sebelum pengguna aplikasi beraktivitas.
"Jadi, asal masukan NIK, dia bisa lihat statusnya sudah divaksin atau belum," jelas Budi.
Namun menurut Budi, kemudahan itu ternyata disalahgunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Data NIK pengguna termasuk sertifikat vaksin Presiden Jokowi dan beberapa pejabat lainnya digunakan untuk akses ke Pedulilindungi.