Riset
Riset Populix, Ini Ragam Tren Baru Pernikahan, dari Penyajian Makanan hingga Angpao Melalui QR Code
Riset Populix tentang pernikahan di masa pandemi ini dapat digunakan sebagai referensi bagi masyarakat ataupun pihak-pihak yang berkepentingan.
- Budaya menggelar resepsi kini tak lagi menjadi pilihan
- Penyajian makanan dalam wadah tertutup untuk dibawa pulang
- Munculnya e-invitation, angpao QR Code, dan virtual wedding
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama lebih dari satu tahun belakangan telah membawa banyak perubahan dengan berbagai tantangan yang tidak terbayangkan sebelumnya.
Dampak pandemi telah memaksa masyarakat untuk adaptif terhadap berbagai bentuk perubahan yang diakibatkannya.
Kebijakan pembatasan kerumunan yang ditetapkan oleh pemerintah – sebagai upaya menekan penyebaran virus Covid-19 - telah pula mempengaruhi penyelenggaraan pesta pernikahan di masa pandemi.
Baca juga: 10 Tahun Berkarya, Brand Fesyen Lokal Erigo Akan Tampil di New York Fashion Week
Timothy Astandu Chief Executice Officer (CEO) POPULIX mengatakan, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung hingga kini telah mendorong perubahan sosial yang menuntut penyesuaian, termasuk dalam hal penyelenggaraan pernikahan.
“Melihat kondisi ini, Populix, sebagai perusahaan riset pasar berbasis android dan IOS, telah melakukan riset untuk melihat tren pernikahan di masa pandemi. Kami berharap hasil riset ini dapat digunakan sebagai referensi bagi masyarakat ataupun pihak-pihak yang berkepentingan,” paparnya.
Baca juga: Klamby for Humanity, Merek Lokal Fesyen Wearing Klamby Bagikan 1.000 Scarf Koleksi Ulos untuk Nakes
1.002 Responden
Berdasarkan hasil survei Populix yang dilakukan pada 12-14 Agustus 2021 terhadap 1.002 responden dengan rentang usia 18 – 30 tahun dari berbagai latar belakang sosial dan wilayah di Indonesia, menunjukkan bahwa 40 persen responden yang memiliki pasangan dan belum menikah mengaku memiliki rencana menikah dalam beberapa bulan ke depan.
Sementara mereka yang telah memiliki rencana menikah dalam waktu dekat dan sudah menentukan tanggal pernikahannya, sebanyak 54% di antaranya memutuskan untuk menikah di tahun 2022.
Baca juga: Beragam Upaya Dilakukan GVFI Supaya Tetap Dicari Para Penggemar Fesyen di Masa Pandemi, Apa Saja?
Budaya resepsi
Eileen Kamtawijoyo Chief Operating Officer (COO) Populix menuturkan, ssituasi serta kebijakan pemerintah dalam hal pembatasan kerumunan dan penerapan protokol kesehatan berdampak pada berbagai penyesuaian di masyarakat seperti perilaku, konsep sosial dan kebiasaan.
Menggelar pesta pernikahan dengan mengadakan serangkaian acara adat serta mengundang banyak tamu, paparnya, merupakan budaya masyarakat Indonesia.
Selain nilai kekeluargaan dan tradisi yang kuat, pesta pernikahan di masyarakat Indonesia dianggap sebagai salah satu momen terpenting dalam hidup yang patut dirayakan.
“Namun, dari hasil riset terlihat bahwa situasi pandemi Covid-19 telah memaksa masyarakat kita beradaptasi dan menerima perubahan,” urainya.
Budaya menggelar resepsi kini tak lagi menjadi pilihan.