Pemprov DKI

Pemprov DKI Jakarta Menyiapkan Dua Strategi untuk Pemenuhan Hak Atas Air Bersih Hingga Tahun 2030

Pemprov DKI Jakarta menyiapkan dua strategi untuk pemenuhan hak atas air bersih 100 persen bagi masyarakat di DKI Jakarta hingga tahun 2030.

Warta Kota
Kepala Seksi Perencanaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Elisabeth Tarigan saat menjadi narasumber dalam diskusi virtual Balkoters Talk "Pelayanan Merata Air Minum Jakarta" Rabu, (01/09/21). 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta menyiapkan dua strategi untuk pemenuhan hak atas air bersih 100 persen bagi masyarakat di DKI Jakarta hingga tahun 2030, yang saat ini layanannya baru mencakup 64 persen.

Kepala Seksi Perencanaan Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Elisabeth Tarigan, mengatakan bahwa kebutuhan air bersih di Jakarta adalah 32.865 liter per detik (lps).

Saat ini hanya bisa disediakan 20.725 liter per detik dengan kebocoran (non revenue water/NRW 44 persen).

"Jadi ada gap 36 persen dengan kebutuhan tambahan pasokan air 12.140 liter per detik. Lalu, diinginkan ada penghematan kebocoran, agar bisa mencapai angka 26 persen saja," kata Elisabeth dalam diskusi virtual Balkoters Talk "Pelayanan Merata Air Minum Jakarta" Rabu, (1/9/2021).

Elisabeth berujar bahwa untuk mencapai target tersebut, Elisabeth menyebutkan bahwa Pemprov DKI Jakarta memiliki strategi internal dan regional dalam pemenuhan kebutuhan air bersih perpipaan.

Baca juga: Gubernur Anies Akui Masih Terjadi Ketimpangan Pelayanan Air Bersih di Jakarta

Baca juga: Anies Baswedan Sebut Ada Dua Dampak Utama dari Pemberian Subsidi Air Bersih di Jakarta

Baca juga: Dinas SDA DKI Ajukan Subsidi untuk Air Bersih hingga Rp 33,68 miliar

Menurut Elisabeth, untuk strategi regional DKI akan memaksimalkan kapasitas suplai air dari SPAM Jatiluhur 1 Hulu (4.000 lps), SPAM Djuanda Hulu (3.500 lps), SPAM Karian Hulu (3.200 lps), SPAM Pesanggrahan (750 lps), Spam Komunal Tersebar (200 lps), serta penurunan NRW dari 44 persen menjadi 26 persen.

"Kemudian dilakukan inisiatif regional hulu di Buaran-III (3.000 lps), Uprating Buaran I-II (1.000 lps), SPAM Ciliwung (200 lps). Lalu inisiatif regional hilir yakni transmisi SPAM Jatiluhur 1 (1.126 km), dan transmisi SPAM Karian Hilir (907 km)," tutur Elisabeth.

Sementara untuk strategi internal dalam pemenuhan kebutuhan air bersih perpipaan bagi masyarakat, DKI melakukan upaya efisiensi pemakaian air, pengurangan NRW, pemanfaatan air permukaan (waduk, situ dan lainnya), desalinasi air laut (SWRO), Instalasi Pengolahan Air (IPA) mobile, kios air dan mobil tangki, pemanfaatan efluen air IPAL, hingga perlindungan daerah tangkapan air.

"DSDA telah membangun 7 buah IPA SWRO di 7 Pulau utama (2018 - 2019), kemudian 2 IPA (2020) untuk mendukung penyaluran air  ke Kios Air, mengoperasikan 5 buah BWRO di daerah Utara dan Barat Jakarta serta Kepulauan 1000 yang berfungsi sebagai sumber air bersih, serta mengoperasikan IPA Mobile, Mobil Tangki dan Kios Air sebagai sumber air bersih pada daerah krisis air bersih," tuturnya.

Meski demikian, Elisabeth menyebutkan bahwa tarif air minum yang ditetapkan saat ini masih lebih kecil dari pemulihan biaya penuh untuk pemenuhan standar pelayanan minimal air minum yang merupakan hak bagi semua orang

Oleh karena itu, Pemprov DKI Jakarta memberikan subsidi dengan maksud sebagai percepatan terselenggaranya pelayanan air bersih di DKI Jakarta oleh PAM Jaya.

Elisabeth menerangkan bahwa untuk perluasan cakupan layanan untuk meningkatkan sanitasi dan kesehatan masyarakat, sehingga air yang dihasilkan bisa dirasakan oleh semua orang demi memperbaiki kondisi ekonomi masyarakat.

Ia juga menjelaskan bahwa sasaran subsidi ini, adalah masyarakat yang dilayani oleh PAM Jaya dengan Kios Air dan SWRO yang terletak di Kepulauan Seribu.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved