Berita Jakarta

Dekat Jakarta International Stadium, Tumpukan Sampah Berserakan di Tepi Rel Kereta Kampung Bayam

Pinggiran rel kereta di wilayah Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/8/2021) dipenuhi tumpukan sampah.

Penulis: Junianto Hamonangan |
Wartakotalive.com/Junianto Hamonangan
Tumpukan sampah berserakan di pinggiran rel kereta di wilayah Kampung Bayam, Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/8/2021).  

WARTAKOTALIVE.COM, TANJUNGPRIOK -- Tumpukan sampah berserakan di pinggiran rel kereta di wilayah Kampung Bayam, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (26/8/2021).

Tumpukan sampah tersebut berada di sisi rel dari arah Stasiun Tanjung Priok menuju Stasiun Ancol.

Sampah rumah tangga seperti plastik, puntung rokok, botol kemasan hingga popok mendominasi.

Selain itu, terdapat juga sampah bahan bangunan yang diduga berasal dari permukiman liar yang baru saja dibongkar oleh petugas gabungan pada Selasa (24/8/2021) kemarin. 

Tumpukan sampah itu juga tidak jauh dari Jakarta International Stadium (JIS) yang saat ini dalam proses pembangunan dan digadang-gadang jadi stadion berstandar FIFA. 

Seorang warga yang melintas Jawir (52) mengaku resah dengan adanya tumpukan sampah rumah tangga tersebut.

Pasalnya, kondisi seperti ini sudah lama terjadi dan tidak ditindaklanjuti.

“Resah banget lah, orang sering bau kayak gini. Sudah lama ini, orang pada buangnya ke sini,” ungkapnya, Kamis (26/8/2021).

Baca juga: Hebatnya Ibu-ibu di Kampung Muka Ancol Ubah Sampah Organik dari Dapur Jadi Pupuk

Baca juga: Solusi Pengolahan Sampah Ramah Lingkungan, Sarana Jaya Bangun Taman FPSA Tebet

Tumpukan sampah tersebut membuat warga yang melintas atau tinggal di sekitar lokasi jadi tidak nyaman karena mengeluarkan aroma tidak sedap.

"Jadinya bau kayak gini, orang jadi nggak betah," keluhnya.

Saluran PHB Mardani Cempaka Putih Barat Jadi Tempat Sampah

Sementara itu, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih, Jakarta Pusat harus kerja keras membersihkan saluran air penghubung (PHB) di Jalan Mardani Raya, tepatnya di depan Yayasan Pendidikan Islam Migtahus Sa’adah.

Sekretaris Kelurahan (Sekel) Cempaka Putih Barat, Idawati menjelaskan, sebanyak 5 orang anggota PPSU dikerahkan untuk membersihkan saluran air yang sudah mirip tempat sampah raksasa.

Saluran itu berlokasi di Jalan Mardani Raya RT 02/10.

Baca juga: Dikira Manekin, Petugas PPSU Digegerkan Temukan Mayat di Aliran Kali Ciliwung 

“Saluran PHB kita bersihkan karena tersumbat dengan sampah daun dan botol minuman air mineral, sehingga aliran airnya tidak lancar, “ jelas Ida saat dikonfirmasi, Rabu (25/8/2021).

Menurutnya, pembersihan saluran PHB dikerjakan secara manual dengan menggunakan alat sederhana yakni cangkul, sapu, cangkrang dan karung.

Sampah daun dan botol minuman mineral berhasli diangkat dan dibuang ke Dipo Cempaka Putih.

Baca juga: Cerita PPSU Sunter Agung Jadi Tim Pemulasaran Jenazah Covid, Siang Latihan Malam Langsung Praktik

“Sampah yang diangkut sebanyak 11 karung, langsung di buang ke Dipo Cempaka Putih menggunakan kendaraan operasional PPSU, “ ujarnya.

Saluran air sudah mirip tempat sampah.
Saluran air sudah mirip tempat sampah. (istimewa)

Ida mengingatkan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, apalagi di saluran air.

Kondisi itu selain membuat lingkungan kotor, akan membuat saluran air tak dapat berfungsi optimal terutama di musim hujan. 

Baca juga: Lima Anggota PPSU Cilangkap Jadi Tim Pemulasaran Jenazah Warga Terpapar Covid-19, Begini Kesiapannya

"Semoga setelah dibersihkan, saat hujan lebat saluran air bisa menampung air hujan lebih banyak dan air di saluran mengalir dengan lancar," harap Ida. 

Alasan Walhi Jakarta Tolak Proyek Pembangunan Tempat Pembakaran Sampah

Sebelumnya diberitakan, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta menolak rencana pembangunan Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA).

FPSA atau incenerator itu rencananya bakal dibangun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Taman Tebet, Kelurahan Tebet Barat, Jakarta Selatan.

Walhi tegas menolak pembangunan FPSA berkapasitas 120 ton per hari.

Alasannya, pembangunan FPSA tidak sesuai dengan kebijakan dan strategi daerah dalam pengelolaan sampah rumah tangga.

Direktur Eksekutif Walhi Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi mengatakan, proyek tersebut juga berpotensi menambah beban pencemaran udara.

Ditambah lagi, proyek FPSA itu akan dibangun di area taman publik dan pemukiman warga.

Baca juga: Jokowi Tinjau Banjir, Walhi: Kalau hanya Menyalahkan Hujan dan Sungai Mending Nggak Usah ke Kalsel

Baca juga: Walhi Tolak Undangan Istana, Alasannya Agenda Tak Jelas Hingga Kecurigaan Mau Dipecah Belah?

"Ini berdekatan langsung dengan pemukiman, kemudian juga di tengah situasi beban pencemaran udara Jakarta yang tinggi," kata kata Tugabus seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (8/8/2021).

"Bisa dibayangkan area yang biasa dijadikan area publik seperti rekreasi, berolahraga, dan lain sebagainya akan terpapar dampak buruk insinerator," ujarnya.

Menurut Tugabus, FPSA dengan teknologi insinerator ini juga bertentangan dengan Peraturan Daerah No 04 tahun 2019.

Dia menilai, pembanguman FPSA tidak memerhatikan aspek sosial dan tidak tepat guna dalam pengelolaan sampah.

Tubagus menjelaskan, teknologi termal seperti insinerator bukan energi baru, melainkan teknologi lama yang sudah banyak ditinggalkan.

Dia menilai, hal itu cara berpikir pendek Dinas Lingkungan Hidup, Pemkot Jakarta Selatan dan PUD Sarana Jaya dalam pengelolaan sampah.

"Upaya yang seharusnya diperkuat oleh pemerintah adalah pengelolaan sampah berbasis (TPS) 3R berbasis masyarakat karena jumlah TPS 3R Jakarta masih jauh dari angka ideal," katanya.

Baca juga: Jokowi Sebut Ada Hoaks soal Amdal, Walhi Curiga Presiden Tak Baca Draft UU Ciptaker

Baca juga: Walhi DKI Jakarta Sayangkan Revitalisasi Monas Korbankan Ratusan Pohon Ditebang

Walhi Jakarta meminta kepada Gubernur DKI Jakarta untuk segera membatalkan rencana proyek membakar sampah di Taman Tebet.

Alasannya, hal itu berpotensi membahayakan ruang interaksi masyarakat.

Respon Wagub DKI

Penolakan Walhi Jakarta terhadap FPSA ditanggapi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria.

Dia menganggap, rencana proyek pembakaran sampah tidak membahayakan atau membuat polusi.

Alasannya, teknologi yang digunakan sudah modern, namun dalam skala kecil.

"Itu pembakarannya tidak seperti kita membakar sampah. Jadi tidak ada polusi. ini menggunakan teknologi yang baik cuma skala kecil," kata Ahmad Riza Patria.

Saat ini, kata Ahmad Riza Patria, sampah di DKI Jakarta rata-rata dalam sehari mencapai 7.800 ton.

Untuk menangani masalah sampah, Pemprov DKI Jakarta sedang menyiapkan pengelolaan tempat sampah berskala lebih kecil di tingkat Kecamatan.

Rencananya, pengelolaan sampah itu akan ditempatkan di empat titik di Jakarta.

"Jadi kita doakan mudah-mudahan tahun ini dan seterusnya kita punya proses tempat pengolahan sampah modern yang canggih seperti di negara maju lainnya," ucap Ahmad Riza Patria.  (jhs/*/JOS)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved