Kolaborasi dengan Kemenparekraf, Ini Realisasi INKOPPAS dalam Pelaksanaan Program Digitalisasi Pasar

Bekerjasama dengan Kemenparekraf, Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS) mencanangkan program digitalisasi pasar di era revolusi industri 4.0.

Editor: PanjiBaskhara
Istimewa
Ketua Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS) Yudianto Tri mengaku pihaknya bekerjasama dengan Kemenparekraf dengan mencanangkan program digitalisasi pasar di era revolusi industri 4.0. 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS) menjawab tantangan menghadapi era revolusi industri 4.0.

Tantangan itu dijawab dengan membuat program digitalisasi pasar untuk para pedagang pasar pada era revolusi industri 4.0.

Bersamaan dengan peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) 2021, INKOPPAS mencanangkan digitalisasi pasar.

Pencanangan digitalisasi pasar ini berkolaborasi dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI dan pihak terkait lainnya.

Baca juga: Beradaptasi di Era Revolusi Industri 4.0, INKOPPAS Bertekad Jadi Apex Koperasi Indonesia

Baca juga: Pengembangan Ekonomi Digital, Sandiaga Uno: Buka Lapangan Kerja & Ciptakan Peluang Menjadi Pemenang

Baca juga: Rayakan 17 Agustusan Ala Sandiaga Uno: Gandeng Pengusaha Salurkan 20.000 Paket Sembako

Mengenai hal ini ditanggapi langsung oleh Ketua Umum INKOPPAS, Yudianto Tri, pada Rabu (18/8/2021) 

Ia menjelaskan digitalisasi pasar ialah kegiatan pelayanan pedagang pasar dengan menggunakan teknologi digital.

Selain itu sebagai komplementer dari pola pengelolaan konvensional melalui kelembagaan Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS).

"Untuk mendukung pengembangan program digitalisasi kami merealisasikan perkuatan modal untuk pedagang pasar, dengan penyaluran melalui Kopas-Kopas," ujar Yudianto Tri dalam keterangan tertulisnya.

Ia menjelaskan, target awal dilakukan pilotting di lima pasar yang selanjutnya dilakukan perluasan ke 35 Koppas.

"Bekerrja sama dengan lembaga keuangan disepakati per Koppas akan terima alokasi Rp 2 miliar. Sehingga total modal yang digulirkan mencapai Rp 70 miliar," ungkap Yudianto Tri.

Ia mengatakan untuk pilloting program ini akan dilakukan di Koppas Pondok Labu Jakarta, Koppas Blok A, Koppas Cibubur, dan beberapa koppas menyusul sesuai dengan credit rating dan credit scoring yang dikerjakan Inkoppas.

"It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most adaptable to change (Bukan yang terkuat dari spesies yang bertahan, juga bukan yang paling cerdas, tetapi yang paling mudah beradaptasi dengan perubahan)," tandas Yudianto Tri.

Sementara, Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno atau Sandiaga Uno menyebutkan INKOPPAS sangat tepat jadi command centre dan membangun database.

Sehingga big data transaksi yang terjadi di pasar-pasar bisa dikonsolidasi.

"Posisi koperasi pedagang pasar sebagai institusi finasial yang bergerak di pasar akan dapat powerful mendorong perkuatan ekonomi pedagang pasar," kata Sandiaga Uno.

Ia menyebutkan Kemenparekraf siap berkolaborasi dengan INKOPPAS untuk pengembangan digital.

"Diharapkan dengan kerjasama ini ekonomi kreatif akan semakin dapat diakselerasi dan memberikan kontribusi yang nyata bagi berkembangnya UKM dan khususnya pedagang pasar siap go digital," jelas Sandiaga Uno.

Deputi Perkoperasian Kementerian Koperasi dan UMKM, Ahmad Zabadi menambahkan pihaknya berterima kasih dan dukung program digitalisasi pasar yang dilaksanakan INKOPPAS, dengan menggandeng berbagai stakeholder.

Acara dihadiri Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Persero, Arief Prasetyo Adi, Direktur PT Mitra BUMDes Nusantara (BUMDes), M Drajad Asmara tersebut mengaku menunggu digitalisasi pasar segera terealisasi.

Keduanya siap bekerjasama dalam bidang distribusi.

INKOPPAS Bertekad Jadi Apex Koperasi Indonesia

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS) tengah beradaptasi di era Revolusi Industri 4.0.

Hal itu seiring dengan tekad Yudianto Tri, Ketua Umum INKOPPAS guna menjadikan INKOPPAS Apex Koperasi atau 'Bank Indonesia' KOPPAS di Indonesia.

Maka itu, jelas Yudianto Tri, pihaknya akan menjaga likuiditas sejumlah KOPPAS, guna memenuhi kewajibannya terhadap pihak ketiga.

"Kami juga akan melakukan perkuatan permodalan koppas-koppas sehingga pedagang pasar sebagai anggota koppas akan memiliki back-up keuangan dalam menjalankan usaha distribusi kebutuhan bahan pokok," ujarnya Yudianto Tri dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/7/2021).

Untuk mewujudkan INKOPPAS sebagai Bank Indonesia (BI)-nya koppas, jelas Yudianto Tri maka langkah pertama dilakukan yakni memodernisasi KOPPAS.

Caranya, ujarnya Yudianto Tri, dengan mendorong KOPPAS memasuki layanan digital.

Tata kelola KOPPAS, kata Yudianto Tri, dengan menggunakan sistem informasi online.

"Layanan ke pedagang pasar menggunakan aplikasi digital berbasis android dan IOS menggunakan smartphone yang aplikasinya masih dalam pilot projects."

"Pedagang sudah tidak direpotkan oleh kebutuhan untuk tarik, setor, pindah buku, transfer karena berpindah menggunakan aplikasi digital tersebut," papar Yudianto Tri.

Pedagang dengan mudah dapat membayar kewajiban seperti retribusi, angsuran kios, service charge pasar dan lain-lain.

Bahkan untuk bayar listrik, telepon dan berbagai tagihan lain sistem digital INKOPPAS sudah bisa menjadi payment point.

Menurut Yudianto Tri, jika pedagang pasar melakukan shifting, cara mengelola keuangan itu dengan menggunakan sistem digital yang tengah dikembangkan.

"Sehingga dalam ekosistem pedagang pasar akan terbentuk big data yang menyajikan shopping list bagi mitra lembaga keuangan manakala akan memberikan pinjaman dana,"

"Atau menyajikan data kebutuhan barang untuk prinsipal, produsen dan pabrik manakala akan memasok barang di pasar," ujar Yudianto Tri.

Sebagaimana diketahui, setiap tahun tanggal 12 Juli,  diperingati sebagai Hari Koperasi.

Pada tahun 2021 ini peringatan Hari Koperasi memasuki tahun yang ke-74.

Tantangan Koperasi khususnya pada Koperasi Pedagang Pasar (KOPPAS) di era saat ini, ialah lambatnya sejumlah KOPPAS dalam mengadaptasi Revolusi Industri 4.0.

Sehingga berdampak makin terdesaknya KOPPAS oleh serbuan lembaga keuangan lain (bank, fintech dll), dengan teknologi digital dan metode pelayanan cepat dan mudah.

KOPPAS juga dihadapkan oleh situasi pandemi Covid-19 yang berdampak pada surutnya usaha pedagang pasar sebagai anggotanya, yang menyebabkan terganggunya cashflow pedagang.

Tantangan lainnya adalah kemampuan KOPPAS dalam mendukung usaha pedagang untuk menyediakan, hingga menstabilkan kebutuhan bahan pokok, agar kebutuhan masyarakat tetap terlayani dan tercipta stabilitas pangan.

Dalam rangkaian Hari Koperasi tersebut, INKOPPAS yang merupakan sekunder koperasi dari koperasi-koperasi pedagang pasar melakukan penataan dan konsolidasi.

Yakni dengan menyelenggarakan Rapat Anggota Luar Biasa (RALB) yang dilaksanakan pada 3-4 Juli 2021 di Jakarta.

Adapun hasil RALB antara lain, penggantian Ketua Umum Inkoppas yang semula dijabat Ferry Juliantono digantikan oleh Yudianto Tri.

Dalam periode kepemimpinannya Yudianto Tri menetapkan tagline INKOPPAS yaitu Menuju Koperasi Pasar yang modern setara Bank.

Apa itu Revolusi Industri 4.0?

Revolusi Industri 4.0 sering juga disebut sebagai cyber physical system.

Revolusi ini menitikberatkan pada otomatisasi dan mengkolaborasikannya dengan teknologi siber.

Revolusi Industri 4.0 muncul pada abad ke-21.

Ciri utama dari revolusi industri ini adalah penggabungan informasi dan teknologi komunikasi dalam bidang industri.

Munculnya Revolusi Industri 4.0 menyebabkan adanya perubahan dalam berbagai sektor.

Jika semula membutuhkan pekerja banyak, namun kini bisa digantikan dengan penggunaan mesin teknologi.

Dilansir dari situs Forbes.com, Revolusi Industri 4.0 membuat semua hal menjadi lebih efektif, mudah dijangkau serta meminimalisir pemborosan.

Contohnya produksi makanan.

Jika semula membutuhkan tenaga manusia untuk membuatnya, kini bisa menggunakan teknologi canggih untuk membuatnya.

Teknologi dalam Revolusi Industri 4.0

Mengutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), ada lima teknologi yang jadi fokus utama dalam Revolusi Industri 4.0, yakni:

Internet of Things (IoT)

IoT merupakan penggabungan mesin digital, mekanis serta komputasi untuk menjalankan berbagai fungsi melalui komunikasi yang terhubung dengan internet.

Hal ini dapat menghilangkan interaksi antar manusia serta interaksi dengan komputer.

Contoh IoT di Indonesia adalah aplikasi Qlue untuk smart city.

Big data

Sesuai dengan namanya, big data merupakan kumpulan data yang yang sangat besar dan banyak.

Hal ini membutuhkan pengelolaan yang baik dan benar, tujuannya agar bisa mengambil keputusan di organisasi atau perusahaan dengan bijak.

Contoh penyedia layanan big data di Indonesia adalah Sonar Platform serta Warung Data.

Artificial Intelligence (AI)

AI adalah teknologi mesin atau komputer yang memiliki tingkat kecerdasan yang sama seperti manusia.

Dalam penggunaan, AI membutuhkan data yang saling berkesinambungan.

Contoh penggunaan AI adalah layanan aplikasi chatbot serta pengenalan wajah atau face recognition.

Cloud computing

Cloud computing merupakan teknologi yang menggunakan internet sebagai sarana pengelolaan data serta aplikasi.

Cloud computing mengharuskan pengguna untuk memiliki hak akses sehingga bisa terkonfigurasi dengan server melalui internet.

Contoh cloud computing adalah FreeCloud.

Addictive manufacturing

Addictive manufacturing sering juga disebut sebagai 3D printing.

Teknologi ini ditujukan untuk membuat desain digital sesuai dengan objek nyatanya.

Dampak positif dan negatif dari Revolusi Industri 4.0

Revolusi Industri 4.0 terdengar menjanjikan karena ada berbagai kemudahan yang bisa didapat.

Namun, sebenarnya ada dampak positif dan negatif dari revolusi industri ini.

Dilansir dari situs Binus University (Binus.ac.id), berikut adalah dampak positif dan negatif dari Revolusi Industri 4.0:

Dampak positif:

1). Kemudahan dalam mengakses informasi

Informasi menjadi kian mudah untuk diakses melalui smartphone ataupun teknologi lainnya.

Selain itu, masyarakat juga lebih mudah dalam menjalin komunikasi.

2). Efektivitas dalam bidang produksi

Tenaga manusia dapat diganti dengan teknologi mesin.

Hal ini akan mengurangi biaya produksi (pembayaran tenaga manusia) serta menambah hasil produksi.

3). Dapat meningkatkan pendapatan nasional

Revolusi Industri 4.0 dapat meningkatkan pendapatan nasional karena bisa memproduksi sesuatu dalam jangka waktu singkat dengan kualitas yang baik.

4). Peningkatan peluang kerja bagi tenaga ahli

Walau menggunakan mesin teknologi, namun tetap membutuhkan tenaga ahli manusia dalam beberapa bidang yang tidak bisa digantikan oleh mesin.

Dampak negatif:

1). Lebih rentan terhadap serangan siber

Serangan siber lebih mudah terjadi karena penggunaan teknologi mesin.

Maka dari itu, sangat diperlukan sistem keamanan yang baik serta mumpuni.

2). Butuh biaya besar dalam investasi alat dan pekerja

Revolusi Industri 4.0 menekankan pada penggunaan teknologi mesin yang canggih.

Untuk menggunakan dan merawatnya butuh biaya yang besar.

Hal ini ditambah lagi dengan pelatihan keterampilan pegawai agar bisa mengelolanya.

3). Adanya urbanisasi

Hal ini akan meningkatkan jumlah populasi masyarakat di kota besar meningkat.

Karena banyak orang dari pedesaan yang akan bekerja di pabrik.

4). Berdampak untuk lingkungan

Penggunaan mesin teknologi ini belum dibarengi dengan penggunaan mesin yang ramah lingkungan.

Hal ini akan menyebabkan polusi udara, pembuangan limbah, dan hal negatif lainnya untuk lingkungan

(Wartakotalive.com/CC/Kompas.com/Vanya Karunia Mulia Putri)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved