Berita Jakarta

Isi Waktu Luang, Ibu-ibu Kader Posyandu RW 06 Johar Baru Kelola Bank Sampah

Sampah kering yang bisa diterima di bank sampah antara lain kardus, botol plastik, kertas bekas, dan segala jenis kaleng.

Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Sejumlah kader Posyandu RW 06, Johar Baru, Jakarta Pusat menyibukkan diri menjadi operator bank sampah 

WARTAKOTALIVE.COM, JOHAR BARU – Guna mengisi waktu di rumah, sejumlah kader Posyandu RW 06, Johar Baru, Jakarta Pusat menyibukkan diri menjadi operator bank sampah. Program bank sampah ini adalah kegiatan kolaborasi dari Pemkot Jakarta Pusat dengan warga RW 06. 

Tiga diantara kader Posyandu tersebut adalah Hariyati, Nining, dan Hasanah. Sejak tahun 2019, mereka secara sukarela menjadi relawan bank sampah di RW 06.

Menurut Hariyati, jenis sampah dibagi menjadi dua. Sampah kering dan sampah basah. Tipe sampah kering inilah yang menjadi sasaran utama dalam program bank sampah. Sedangkan sampah basah akan diolah menjadi pupuk cair.

Baca juga: Pertamina Bangun Posyandu di Gerem Cilegon untuk Tingkatkan Akses Fasilitas Kesehatan Warga

Sampah kering yang bisa diterima di bank sampah antara lain kardus, botol plastik, kertas bekas, dan segala jenis kaleng.

“Dari warga dipilah-pilah. Mereka habis minum dikumpulin. Sore pada ke sini,” ujar Hariyati pada Senin (16/8/2021), sore. 

Biasanya, Hariyati dan kader Posyandu lainnya akan menyetorkan sampah kering hasil setoran warga ke pengepul tiap dua minggu sekali. Mereka mengaku pernah mendapat hasil ratusan kilo sampah kering dengan penghasilan terbesar mencapai Rp 2 juta.

“Uangnya masuk ke kas bank sampah, bukan ke kas RW. Beda,” jelas Hariyati. 

Guna mendata setiap sampah yang disetorkan tiap-tiap warga, para kader Posyandu ini menerbitkan buku tabungan bank sampah.

Buku tersebut berfungsi untuk mendata jumlah sampah yang disetor sekaligus sebagai acuan untuk memberikan sejumlah uang kepada warga dari hasil sampah yang diberikan.

Baca juga: Posyandu Harapan Jaya 3 Desa Bojongmangu Kabupaten Bekasi Masuk Nominasi Terbaik Tingkat Jawa Barat

“Hitungannya per kilo. Ada yang Rp 3.000. Kalau lagi mahal bisa Rp 4.000. Ada buku tabungannya juga. Misalnya ada warga nih, mereka nabung atau setor sampah dengan jumlah sekian kilo, lalu kita catat. Kalau uang hasil setoran itu mau diambil langsung hari itu juga bisa, kalau mau ditabung juga bisa,” ujar Hariyati. 

Hasil uang dari bank sampah akan dibagikan ke tiap warga dengan besaran yang berbeda, tergantung dari berapa banyak sampah yang mereka setorkan ke bank sampah. Selain itu, hasil keuntungan dari pengepul, akan digunakan sebagai biaya perawatan dan membeli benih ikan lele dan ikan lele.

“Benih ikan juga dikasih sama Sudin Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Pusat,” sambung Hariyati. 

Kata Nining dan Hasanah, sejauh ini, anggota bank sampah RW 06 berjumlah 11 orang yang mayoritas diisi oleh ibu-ibu. Hanya ada 2 orang bapak-bapak yang tergabung menjadi anggota bank sampah.

Sedangkan, untuk sampah basah umumnya didominasi oleh sampah dapur atau sampah rumah tangga, seperti sisa-sisa sayur dan buah busuk.

Baca juga: VIDEO: Aksi Kader Posyandu Duri Selatan Door to Door Beri Vitamin ke Warga

Sore itu, Hariyati menunjukkan sebuah bak warna hitam berisi sampah dapur. 

Di bawah bak hitam itu ada sebuah ember warna merah muda yang digunakan sebagai penampung tetesan air dari sampah dapur di atasnya.

“Di bawahnya ada ember untuk menampung tetesan air sampahnya. Nah itu yang dipakai. Air dari hasil sampah basah akan diguyurkan ke tanaman,” pungkas Hariyati.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved