Bertahan Menghadapi Pandemi, REI DKI Jakarta Dorong Kolaborasi Pengembang dan Stakeholders Lainnya

Pelaku industri realestat berharap adanya terobosan stimulus dari pemerintah, perbankan dan stakeholders lain agar mampu kembali menggairahkan pasar.

Editor: Ichwan Chasani
istimewa
DPD REI DKI Jakarta menggelar webinar yang mengangkat tema "Bertahan Menghadapi Pandemi; Realita Pengembang & Solusi Dukungan Perbankan", pada Kamis (12/8/2021). 

Namun, lanjutnya, Bank dapat menyesuaikan mekanisme persetujuan restrukturisasi kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

“Selama pandemi covid-19 ada 101 bank yang telah melakukan restrukturisasi kredit  terhadap 5,16 juta debitur dengan total outstanding sebesar Rp772 triliun,” bebernya.

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI),  Kurniawan Agung Wijayanto, pada kesempatan itu juga menjelaskan bahwa kondisi industri realestat  sampai dengan Juli 2021 jauh lebih baik dari tahun lalu.

Hasil riset BI terbaru menggambarkan bahwa hampir semua segmen angka pertumbuhannya positif.

“Pertumbuhan KPR meningkat seiring stimulus kebijakan yang diberikan oleh pemerintah, BI dan otoritas terkait. Walaupun kembali kontraksi akibat pemberlakuan PPKM namun seiring demand yang cukup kuat diperkirakan akan kembali menguat,” terangnya.

Sementara itu, Executive Vice President Consumers Loan Group PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Ignatius Susatyo Wijoyo pada kesempatan itu mengatakan bahwa Bank Mandiri telah melakukan beberapa langkah antisipasi selama pandemi, menyesuaikan kebutuhan pasar.

“Beberapa langkah antisipasi untuk meningkatkan penyaluran KPR/KPA diantaranya adalah  suku bunga rendah satu digit sampai 3,88 persen, keringanan biaya-biaya KPR, Pembiayaan KPR sampai 100 persen,  dengan memberikan kemudahan dan persyarat KPR/KPA calon debitur,” terangnya.

Terkait banyaknya cancellation KPR/KPA yang dirasakan pengembang selama pandemi hal itu adalah karena sikap hati-hati perbankan. Dan menurutnya hanya terjadi untuk beberapa sektor yang memang debiturnya sangat terdampak.

Diantaranya industri penerbangan dan turunannya, industri otomotif dan turunannya, hotel, restoran, café dan industri pariwisata.

Mewakili PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN), Suryanti Agustinar, Executive Vice President Nonsubsidized Mortgage & Personal Lending Division (NSLD) menyebutkan bahwa BTN tetap menjadi bank yang konsisten dalam menyalurkan pembiayaan properti, dengan resiko yang terukur, pruden dan konsisten.

Menurutnya, semua usulan stimulus dan fleksibilias yang diminta REI sudah dilakukan BTN. Sikap selektif yang dilakukan perbankan selama Pandemi semata guna menghindari adanya penumpag gelap, ehingga kepada debitur harus tetap dilakukan verifikasi

Selama pandemi lanjut Suryanti, BTN tetap mengalami pertumbuhan pembiayaan baik dari hulu maupun hilir.

“BTN saat ini sudah bekerjasama dengan 7.000-8.000 pengembang yang bisa mendapatkan pinjaman, khususnya untuk mendukung penyediaan rumah. Konsisten memberikan pembiayaan kredit pemilikan lahan sampai 75 persen, Kredit kostruksi dan kredit investasi lainnya. Dari Hulu menciptakan iklim yang sesuai dengan kebutuhan pengembang dan ke hilirnya kami sediakan KPR/KPA sesuai segmen kebutuhan debitur,” pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved