Olimpiade Tokyo

Bakat dan Kerja Keras Apriyani Rahayu di Bulu Tangkis Menurun dari Siti Djauhar Almarhumah Ibunya

Apriyani merupakan anak bungsu dari empat orang bersaudara dan merupakan satu-satunya anak perempuan

Antara
Apriyani Rahayu bersama Ameruddin Pora, sosok ayah yang pernah membuatkan raket dari kayu dan memberinya senar pancing saat Apri masih kecil 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Di mata sang ayah, Apriyani merupakan anak yang keras, keras dalam arti tidak mudah menyerah dan terus berusaha meski dengan kondisi terbatas.

Sang ayah mengaku, didikan itu semua dilakukan oleh almarhumah ibu Apriyani.

"Kalau sosok dari Apriyani itu keras, keras dia, maunya harus menang. Dari kecil memang dididik. Pertama yang mendidik bukan saya, ibunya, almarhumah," ujar Ameruddin.

Apriyani merupakan anak bungsu dari empat orang bersaudara dan merupakan satu-satunya anak perempuan.

Ameruddin menuturkan, sejak anaknya menyukai bulu tangkis, bahkan sebelum ia masuk sekolah dasar, Ameruddin mengarahkan anaknya agar terus berlatih bulu tangkis.

Apri mulai latihan di Gedung Sarana Kegiatan Bersama (SKB) Unaaha, Kabupaten Konawe, yang berjarak 9 kilometer dari rumahnya.

Almarhumah Siti Djauhar adalah sosok Ibu yang sukses mendidik Apriyani Rahayu dalam olahraga bulu tangkis dari umur tiga tahun sampai beliau wafat pada tahun 2015 lalu.
Almarhumah Siti Djauhar adalah sosok Ibu yang sukses mendidik Apriyani Rahayu dalam olahraga bulu tangkis dari umur tiga tahun sampai beliau wafat pada tahun 2015 lalu. (Instagram)

Saat duduk di kelas enam SD, prestasinya semakin cemerlang. Apriyani lalu ikut Pekan Olahraga Daerah (Porda) Sultra di kota Raha, kabupaten Muna pada 2007 dan meraih juara II.

Ameruddin, sang ayah adalah pegawai di UPTD Dinas Pertanian Konawe. Sementara Siti Djauhar hanya ibu rumah tangga.

Hasil kerja kerasnya pun tidak sia-sia. Di beberapa pertandingan tingkat provinsi, untuk kelas junior ia selalu gemilang.

Ameruddin menuturkan, ibu Apriyani adalah orang yang paling mendukung impian anaknya. Sang ibu bahkan selalu mendampingi anaknya bertanding, apalagi saat masih di level junior.

Demi terus mengasah kemampuannya menjadi pebulutangkis profesional, Apriyani Rahayu pertama kali bergabung dengan PB Pelita Bakrie pada 3 September 2011.

Ketika itu mantan juara dunia bulu tangkis Icuk Sugiarto menjadi ketua PBSI DKI Jakarta,  kemudian hijrah ke PB Jaya Raya Jakarta hingga sekarang ini.

Apriyani Rahayu selalu menyempatkan berziarah ke makam Ibunya Siti Djauhar yang wafat pada tahun 2015, sebelum berangkat ke Olimpiade Jepang Apriyani juga hadir dan mohon doa restu ke makam ibunya
Apriyani Rahayu selalu menyempatkan berziarah ke makam Ibunya Siti Djauhar yang wafat pada tahun 2015, sebelum berangkat ke Olimpiade Jepang Apriyani juga hadir dan mohon doa restu ke makam ibunya (Instagram)

Saat ditanya apakah Apriyani sempat pulang ke rumah sebelum tampil pada Olimpiade Tokyo ini?  Amiruddin mengatakan, seminggu sebelum tampil di Olimpiade anaknya sempat pulang untuk ziarah ke makam ibunya.

Ibunda Apriyani meninggal ketika pebulutangkis itu mengikuti satu kejuaraan di Lima, Peru, pada 10 November 2015.

Saat masuk ke lapangan untuk bertanding, Apriyani sempat diminta keluar karena ada kabar bahwa ibunya meninggal dunia, tapi Apriyani tetap melanjutkan pertandingan dan meraih juara.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved