Berita Nasional
Dipuji Setinggi Langit oleh Denny Siregar Cs, Sumbangan Rp2 Triliun Akidi Tio cuma Prank
Selain memuji Akifi Tio, Denny juga sempat menyindir penggalangan dana Palestina yang sering dilakukan oleh warga Indonesia.
WARTAKOTALIVE,COM, JAKARTA--Sumbangan uang Rp 2 triliun yang diberikan keluarga almarhum Akidi Tio untuk membantu penanganan Covid-19 di Sumatera Selatan, menyedot perhatian luas dari masyarakat.
Masyarakat pun terkagum dengan kemurahan hati dari keluarga mendiang Akidi Tio yang menyerahkan uang tunai yang begitu fantastis jumlahnya.
Namun, setelah publik mempertanyakan, bukan uang Rp2 triliun yang terjawab.
Melainkan,justru berita Heriyanti, anak bungsu Akidi Tio dijemput polisi di kediamannya.
Baca juga: Sumbangan Rp2 Triliun Ternyata Hanya Bualan, Putri Akidi Tio Digiring ke Kantor Polisi
Ternyata uang Rp2 triliun yang sedianya akan disumbangkan keluarga Akidi Tio hanya isapan jempol.
Sebelumnya, kabar penyerahan sumbangan secara simbolis itu membuat heboh masyarakat.
Bahkan, sejumlah pegiat media sosial menggunakan berita itu untuk menyerang pihak-pihak yang kerap memberikan sumbangan untuk Palestina, dengan membandingkan jumlah yang disumbangkan.
Salah satunya yang dilakukan Denny Siregar.
Denny sebelumnya memuji pengusaha sukses asal Sumatara Selatan, almarhum Akidi Tio yang menyumbangkan hartanya Rp2 triliun untuk penanganan Pandemi Covid-19.
“Kabar dari Sumatera Selatan yang kemarin datang, sebuah keluarga besar almarhum Akidi Tio, pengusaha besar di Sumatera Selatan menyumbang harta mereka Rp2 triliun kepada pemerintah Indonesia untuk penanganan Corona,” ucap Denny Siregar dalam video yang diunggah di akun Facebooknya, Rabu (28/7).
Baca juga: Sumbangan Rp2 Triliun dari Akidi Tio Belum Cair, Hotman Paris Colek Dirjen Pajak: di Mana Uangnya?
Denny menyebut hal itu sebagai sesuatu yang fantastis.
“Fantastis, luar biasa. Hanya itu yang bisa saya katakan. Rp2 triliun itu bukan jumlah yang sedikit loh. Itu sangat besar,” tambahnya.
Denny pun menyoroti penyerahan simbolis bantuan Rp2 triliun itu dilakukan secara sederhana dan hanya dilakukan di depan media.
Bantuan itu diterima oleh Kapolda Sumatera Selatan, Irjen Eko Indra Heri.
Denny menyebut, seremonial sederhana di depan media bukan untuk semata pamer.
“Saya rasa gak. Itu hanya supaya masyarakat tahu jumlah sumbangan yang diberikan supaya tidak dikorupsi kalau diserahkan diam-diam,” ucap Denny.
Baca juga: Mahfud MD Sebut Korupsi Bansos Sebagai Musibah, Gus Umar: Apa Mahfud Nggak Paham Arti Musibah?
“Bedanya, almarhum Bapak Akidi Tio itu bahkan saya searching namanya di Google itu gak ada berita tentang beliau. Saya hanya tahu kalau beliau adalah pengusaha sukses asal Aceh. Selebihnya sama sekali gak ada pemberitaan tentang dirinya,” jelas Denny.
Itu menunjukkan bahwa Akidi Tio sangat humble, tidak ingin diketahui orang banyak, apalagi memamerkan harta bendanya ke publik yang mengakibatkan kecemburuan sosial semakin besar.
“Yang saya kagum lagi meski terlihat dari foto almarhum bahwa beliau beretnis Tionghoa tetapi rasa cintanya kepada Indonesia sungguh luar biasa,” bebernya.
Menurut Denny, sebenarnya banyak sekali etnis Tionghoa di Indonesia ini yang menyumbangkan hartanya di saat ada musibah.
Ia mengatakan, ada gabungan pengusaha peduli NKRI yang menggalang dana sampai total Rp600 miliar rupiah untuk berbagi kepada mereka yang terdampak secara ekonomi di saat pandemi.
“Mengagumkan. Saya harus tepuk tangan untuk mereka. Dengan tidak ada niatan untuk membanding-bandingkan total jumlah sumbangan,” ujar Denny.
Di sisi lain, Denny juga sempat menyindir penggalangan dana Palestina yang sering dilakukan oleh warga Indonesia.
“Saya sendiri masih sedih ketika banyak orang yang mengaku dirinya pribumi, beragama muslim, masih sibuk mengumpulkan donasi bukan untuk saudaranya sendiri tapi malah buat orang luar negeri,” sindir Denny.
“Dan narasinya itu loh, masih agama, seolah-olah yang berhak dapat bantuan harus satu agama dan itu mereka banggakan pula,” bebernya.
“Kenapa kemanusiaan itu harus ada agamanya? Bukankah seharusnya kemanusiaan itu menembus sekat-sekat etinis, ras dan agama? Karena kemanusiaan adalah hal yang tertinggi dari itu semua,” tandas Denny Siregar