PPKM Darurat

Jalan Daan Mogot KM 23 Tangerang Gelap Selama PPKM, Warga Jadi Cemas Rentan Kecelakaan dan Begal

"Kondisi gelap begini, sangat membahayakan pengendara, kalau boleh jujur masih banyak jalan di Tangerang berlubang," ujar Hendi

Penulis: Gilbert Sem Sandro | Editor: Dedy
Wartakotalive.com
Kondisi Jalan Daan Mogot Km 23 wilayah Kota Tangerang minim penerangan karena selama masa PPKM Level 4, Pemkot Tangerang memadamkan PJU untuk mengurangi mobilitas masyarakat. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG --- Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang memutuskan memadamkan lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) selama masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4.

Menanggapi hal tersebut, masyarakat kota Tangerang yang beraktivitas di malam hari mengeluhkan kebijakan tersebut. 

Seperti disampaikan Hendi, salah satu pengendara.

Menurutnya, dengan dipadamkannya lampu penerangan jalan, justru akan membahayakan pengendara yang melintas karena tidak bisa melihat kondisi jalan dengan baik.

Sebab, diakui Hendi banyak jalan di Kota Tangerang rusak.

Kondisi ini rawan menimbulkan kecelakaan bagi pengendara, khususnya sepeda motor.

"Kondisi gelap begini, sangat membahayakan pengendara, kalau boleh jujur masih banyak jalan di Tangerang berlubang," ujar Hendi saat diwawancarai Wartakotalive.com, Sabtu (31/7/2021).

"Jadi kita tidak tau kalau ada jalan yang berlubang dimana, kalau sampe jatuh karena jalan berlubang dan pengendara dibelakangnya tidak tau kan bisa fatal akibatnya," tambah Hendi.

Senada dengan Hendi, Akbar, warga yang membuka usaha di pinggir jalan Daan Mogot KM 23 juga mengaku kesulitan beraktivitas saat malam hari karena minimnya penerangan.

Misalnya saat dirinya ingin menyeberang jalan, Akbar terpaksa menggunakan senter handphone untuk memberi tanda kepada para pengendara yang melintas.

Apalagi, lokasinya berjualan tepat setelah jembatan Batu Ceper, Tangerang yang umumnya pengendara yang baru menuruni jembatan tersebut dalam kondisi kencang.

JPO tak berfungsi

Meskipun tersedia Jembatan Penyeberangan Orang (JPO), umumnya warga memilih alternatif menyeberang secara langsung, karena penerangan di JPO tersebut juga tidak ada.

"Disini rawan kecelakaan, karena itukan pengendara yang turun dari jembatan posisi laju kendaraannya cepat. Ditambah lagi tidak ada penerangan, jadi harus lebih hati-hati, seperti saya kalau mau menyeberang ya nyalain senter HP dulu biar kasih tanda ke pengguna jalan yang melintas," terang Akbar.

"Warga sini lebih memilih nyeberang langsung, karena kalau lewat JPO kondisi lampu mati, warga juga jadi takut," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved