Hari Anak Nasional
Nadiem Makarim: KILA 2021, Ajak Anak-Anak Belajar dan Berkarya dalam Suasana Riang Gembira
Momentum Hari Anak Nasional 2021, Menteri Nadiem Makarim luncurkan lomba Kita Cinta Lagu Anak Indonesia
Penulis: Ign Agung Nugroho | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Momentum Hari Anak Nasional 2021 yang jatuh pada 23 Juli 2021 ini, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) meluncurkan kegiatan lomba bertajuk 'Kita Cinta Lagu Anak (KILA) 2021'.
KILA adalah program lomba cipta lagu dan menyanyi untuk anak dan masyarakat Indonesia secara umum.
Lomba tahunan ini digelar Kemendikbud Ristek bersama komunitas Kita Indonesia (KI) sejak tahun 2020 lalu.
"KILA adalah bagian dari semangat merdeka belajar dan anak-anak bisa belajar dan berkarya dalam suasana riang gembira. Salah satunya melalui lagu," kata Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim saat peluncuran KILA 2021 secara virtual, Jumat (23/7/2021).
Nadiem mengatakan, dirinya meyakini bahwa lagu merupakan bahasa pengajaran bagi anak-anak yang memiliki pengaruh besar terhadap tumbuh kembang anak.
Baca juga: Hari Anak Nasional, Psikolog ini Berharap Anak Bisa Merdeka Belajar dan Tetap Bisa Kreatif
Lagu-lagu tersebut idealnya mengandung nilai budi pekerti, pesan cinta kasih, serta pengetahuan tentang budaya dan alam Indonesia
Namun, belakangan Indonesia semakin kekurangan lagu-lagu anak yang berkualitas. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi pendidikan anak.
Oleh karena itu, Kemdikbud Ristek menghadirkan program KILA sebagai jembatan untuk mengisi kekosongan tersebut.
Apalagi, KILA tahun lalu telah menghasilkan karya-karya berkualitas, karya dari anak bangsa yang kami tindaklanjuti dengan perekaman dan pembuatan video musik.
"Tahun ini kembali membuka kesempatan bagi anak-anak Indonesia untuk menunjukkan kemampuan dan kebahagiaan melalui KILA 2021," kata Nadiem.
Nadiem pun mengingatkan, semua orang bertanggung jawab untuk memastikan anak-anak terlindungi dan dapat menjalani kegiatan yang menyenangkan, serta memicu kreativitas.
"Dalam konteks ini, lagu merupakan salah satu cara terbaik untuk itu," ujarnya.
Baca juga: Catatan KPAI di Hari Anak Nasional 2021, dari Putus Sekolah, Kehilangan Orang Tua hingga Vaksinasi
Tahun ini, KILA ditargetkan mampu menjaring lebih banyak lagi peserta yang peduli dengan pembangunan ekosistem lagu anak di Indonesia.
Untuk pendaftarannya tanpa dipungut biaya alias gratis dam dibuka mulai 23 Juli hingga 23 Agustus 2021mendatang.
Menurut Dhenok Bientarno, perwakilan dari komunitas Kita Indonesia, program KILA adalah salah-satu kepedulian mereka terhadap kondisi anak-anak Indonesia yang saat ini sangat perlu diperkenalkan kembali dengan lagu-lagu yang sesuai dengan usia mereka.
"Dan kami juga mengajak masyarakat yang peduli untuk menciptakan lagu yang sesuai untuk anak Indonesia saat ini," kata Dhenok.
Kontes KILA 2021 mencakup Lomba Cipta Lagu Anak untuk Kelompok Usia Paud dan SD; dan Lomba Menyanyikan Lagu Anak untuk Kelompok Usia Paud dan SD.
Baca juga: Tema Hari Anak Nasional 2021, Sejarah dan Temanya yang Mendukung Tantangan di Tengah Pandemi Covid
Kategori pertama bisa diikuti oleh peserta anak-anak maupun umum. Sementara kategori kedua adalah lomba khusus untuk anak-anak.
Dalam lomba ini, para peserta nantinya juga akan diminta juga untuk menyanyikan lagu-lagu hasil ciptaan para peserta lomba tahun 2020.
Keseluruhan Kontes KILA akan berlangsung secara daring dan akan ditayangkan di berbagai platform digital seperti Indonesiana TV dan akun Budaya Saya, yang dikelola Kemdikbud Ristek.
Di samping itu, untuk memeriahkan acara, juga akan digelar sejumlah program edukasi, diskusi dan lomba hiburan di media sosial.
Sementara itu, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Ristek, Hilmar Farid mengatakan, program KILA menjadi salah satu media kampanye pembanguan ekosistem lagu anak di Indonesia.
Hal ini tak terlepas dari keprihatinan semakin minimnya kehadiran lagu anak mewarnai skena musik Tanah Air.
"Kami berharap program ini menjadi ajang kolaborasi pelaku musik, pelaku industri, masyarakat serta pelaku pendidikan untuk bersama-sama membangun ekosistem tersebut," kata Hilmar.