Virus Corona
Ketua Ikatan Aktivis 98: Dalang Aksi Tolak PPKM Tak Punya Empati pada Penderitaan Rakyat
Sebaran tersebut sangat provokatif dengan tujuan mengajak masyarakat turun ke jalan di tengah darurat Covid-19.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Aktivis 98 menilai rencana aksi demonstrasi menolak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mulai Sabtu (24/7/2021) hari ini, lebih kental muatan politis ketimbang kemanusiaan.
Ketua Ikatan Aktivis 98 Immanuel Ebenezer alis Noel menilai, mereka berunjuk rasa dengan memanfaatkan wabah pandemi Covid-19 untuk kepentingan politik.
"Kelompoknya ini kita yakini, kelompok yang sama yang memanfaatkan wabah pandemi untuk berkuasa kembali," kata Noel kepada Tribunnews, Sabtu (24/7/2021).
Baca juga: Wagub DKI: Mari Patuh PPKM dan Protokol Kesehatan, Sudah Enggak Ada Pilihan Lain
Apalagi, kata Noel, pada saat yang sama muncul sebaran bertuliskan 'Jokowi End Game.'
Sebaran tersebut sangat provokatif dengan tujuan mengajak masyarakat turun ke jalan di tengah darurat Covid-19.
"Padahal aksi demo ini jika benar terjadi akan berdampak besar pada peningkatan Covid 19," ujarnya.
Baca juga: Nadiem Makarim: Anak Kita Harus Bisa Memahami Bukan Hanya Hafal, Mempertanyakan Bukan Cuma Menerima
Para pengunjuk rasa, kata dia, tidak memiliki empati dengan kondisi yang terjadi sekarang ini.
Baik itu empati kepada para nakes yang berjuang mengobati para pasein, serta empati kepada pasien yang sedang isolasi maupun dirawat.
"Dalang aksi ini tak punya empati pada penderitaan rakyat," ucapnya.
Baca juga: Kabareskrim Duga Oknum Rumah Sakit dan Nakes Mainkan Harga Obat dan Alkes di Masa Pandemi
Noel menilai, ada tiga kelompok yang berniat menggelar aksi menolak PPKM.
Pertama, dalang aksi yang berasal dari elite politik yang coba menaikkan rating kelompoknya.
Kedua, kata Noel, kelompok kriminal yang akan siap sedia mengambil untung jika terjadi kekacauan.
Baca juga: Undangan Aksi Jokowi End Game Viral di Medsos, Polisi: Rumah Sakit dan Kuburan Sudah Penuh
"Ketiga adalah kelompok dan komunitas rakyat yang mudah terhasut dengan sebaran meme hoaks."
"Untuk yang ketiga kita harapkan tetap di rumah dan berpikir jernih demi keluarga," harapnya.
Noel khawatir aksi unjuk rasa tersebut akan memicu unjuk rasa tandingan, yang pada akhirnya memicu kerumunan dan melanggar protokol kesehatan.
Baca juga: Edhy Prabowo Banding Vonis 5 Tahun Bui, Kuasa Hukum Bilang Lebih Pas Dijerat Pasal 11 UU Tipikor
Oleh karena itu, ia meminta semua pihak mengedepankan sisi kemanusiaan, ketimbang hasrat politik.
Kasus aktif Covid-19 di Indonesia kini sebanyak 569.901 orang per 23 Juli 2021, dan sebanyak 80.598 orang meninggal.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 23 Juli 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 778.521 (25.3%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 556.181 (18.0%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 343.210 (11.1%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 266.638 (8.7%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 103.063 (3.3%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 101.005 (3.3%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 100.605 (3.3%)
RIAU
Jumlah Kasus: 85.858 (2.8%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 75.553 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 66.664 (2.2%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 64.524 (2.1%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 49.760 (1.6%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 42.526 (1.4%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 40.117 (1.3%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 40.015 (1.3%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 32.676 (1.1%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 31.749 (1.0%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 30.388 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 28.789 (0.9%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 24.626 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 22.765 (0.7%)
ACEH
Jumlah Kasus: 21.312 (0.7%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 21.060 (0.7%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 18.437 (0.6%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 17.825 (0.6%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 17.778 (0.6%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 17.710 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 16.927 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 15.075 (0.5%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 14.718 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 12.792 (0.4%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 8.890 (0.3%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 7.414 (0.2%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 7.103 (0.2%). (Taufik Ismail)