Virus Corona Jabodetabek

Krematorium Jenazah Covid di TPU Tegal Alur Siap Dipakai Warga Secara Gratis Mulai Sabtu 24 Juli

krematorium di TPU Tegal Alur, Kalideres siap dioperasikan setelah baru dibangun selama seminggu. Warga bisa pakai secara gratis

Penulis: Desy Selviany | Editor: Dian Anditya Mutiara
istimewa
Krematorium di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat akan siap digunakan pada hari Sabtu (24/7/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, KALIDERES - Empat jenazah Covid-19 akan mulai dikremasi di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu (24/7/2021).

Ketua umum Perkumpulan Sosial Himpunan Bersatu Teguh Sumbar Riau Andreas Sofiandi mengatakan bahwa krematorium yang baru dibangun sepekan lalu di TPU Tegal Alur sudah rampung.

"Pagi ini tinggal finishing. Rencana sore nanti kami lakukan trial (uji coba)," ujar Andreas dihubungi Wartakotalive.com Jumat (23/7/2021).

Andreas menjelaskan, bahwa Sabtu (24/7/2021) krematorium di unit non muslim TPU Tegal Alur itu akan siap dipakai.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan direncanakan hadir dalam peresmian krematorium gratis yang diperuntukan untuk jenazah Covid-19.

Baca juga: Jusuf Hamka Lawan Kartel Kremasi, Krematorium Cilincing yang Dibinanya Layani Proses Kremasi 24 Jam

"Rencananya besok akan ada empat jenazah yang dikremasi. Jadi mudah-mudahan tidak ada kendala," harap Andreas.

Sebelumnya sejak informasi kartel kremasi viral, pihaknya berkerjasama dengan Gubernur DKI Jakarta membangun lokasi kremasi di TPU Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat.

Pembangunan tempat kremasi itu juga dilandasi dari meningkatnya angka kematian akibat Covid-19.

"Jadi masalah saat ini banyak carter, banyak orang-orang cari kenikmatan sampai Rp80 juta sampai Rp40 juta," ujar Andreas.

Berangkat dari hal itu, perhimpunan yang dipimpin Andreas bersedia meminjamkan satu mesin kremasi kepada Pemprov DKI Jakarta.

Baca juga: Ariza Minta Pengelola Krematorium Ambil Keuntungan Sewajarnya saat Kremasi Jenazah Covid-19

Pembangunan tempat kremasi juga dikebut sedari Minggu (18/7/2021) hingga Jumat (23/7/2021).

Mesin kremasi itu akan ditaruh di TPU Tegal Alur unit non muslim.

Dalam sehari, satu mesin kremasi dapat membakar enam jenazah Covid-19.

Andreas menjamin, proses kremasi dari awal hingga akhir akan digratiskan bagi jenazah yang meninggal karena Covid-19.

Syaratnya hanya surat keterangan meninggal dari Rumah Sakit bagi orang yang mau dikremasi dan KTP jenazah serta KTP penanggung jawab.

"Apabila semua syarat terpenuhi kami  melayani. Semuanya digratiskan, kami akan beri pelayanan cuma-cuma," janji Andreas.

Saat ini kata Andreas, pihaknya masih memasang mesin kremasi.

Rencananya, Kamis (22/7/2021) mereka akan melakukan uji coba sehingga Jumat (23/7/2021) dapat dipakai jenazah Covid-19.

Sebelumnya sebuah informasi berantai viral di pesan what's app.

Dalam informasi, dijelaskan bahwa pria bernama Martin menjadi korban kartel kremasi.

Martin mengaku mengeluarkan uang senilai Rp80 juta untuk mengkremasi kerabatnya yang terpapar Covid-19.

Baca juga: Sanksi Tegas Dikenakan kepada Oknum Pegawai Terlibat Sindikat Krematorium

Dimana rincian biaya Rp45 juta peruntukan untuk biaya kremasi dan sisanya biaya persemayaman dan pengantaran.

Rincian itu diketahui dari foto kwitansi yang disebarkan di what's app. Dalam foto terlihat kwitansi diberikan Rumah Duka Abadi yang terletak di Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Saat dikonfirmasi, pihak rumah duka menampik adanya isu kartel.

Disebutkan bahwa mereka hanya membantu keluarga jenazah mencari tempat kremasi di luar Jakarta.

Sebab, dua tempat kremasi jenazah Covid-19 yang ditunjuk pemerintah di Jakarta sudah penuh.

"Tapi keluarga minta solusi karena keluarga mendesak terus kami kasih solusi yang ada dan keluarga sudah deal maka keluarlah kwitansi itu," ujar Bisnis Development Rumah Abadi Indra Palus. 

Ariza Minta Pengelola Krematorium Ambil Keuntungan Sewajarnya saat Kremasi Jenazah Covid-19

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta kepada pengelola krematorium agar mengambil keuntungan sewajarnya selama pandemi Covid-19.

Hal itu dikatakan Ariza untuk menanggapi adanya dugaan kartel kremasi yang mematok tarif Rp 65 juta untuk mengkremasi satu jenazah suspek Covid-19.

“Kami sampaikan kepada seluruh pihak swasta yayasan atau kelompok masyarakat yang memiliki usaha kremasi, mohon di masa sulit seperti jangan mencoba mencari keuntungan yang berlebihan dengan matok tarif harga yang di luar kewajaran,” ujar Ariza di Balai Kota DKI, Senin (19/7/2021) malam.

Baca juga: Warga Ungkap Diperas Rp65 Juta untuk Kremasi Jenazah, Ketua DPRD DKI Minta Polisi Tembak Mati Pelaku

Menurut Ariza, di masa pandemi Covid-19 ini harusnya pihak krematorium ikut membantu pemerintah dalam meringankan beban masyarakat.

Terlebih keberadaan virus Covid-19 merupakan musibah besar yang terpaksa dihadapi masyarakat saat melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.

“Kami minta buat tarif atau harga yang wajar dan terjangkau. Justru kami harapkan bisa membantu sesama kita yang sedang sulit. Bukan sebaliknya mengambil keuntungan dengan mematok harga setinggi-tingginya,” imbuhnya.

Hingga kini, kata dia, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta sedang mempelajari kemungkinan adanya fasilitas kremasi di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat. Pasalnya sampai sekarang, Pemprov DKI Jakarta belum memiliki tempat kremasi sendiri sehingga mengandalkan pihak swasta.

Baca juga: Sejak Kasus Covid-19 Melonjak, Antrean Kremasi Jenazah di Jakarta Mencapai Seminggu

“Pemprov tidak punya tempat kremasi, jadi sedang dipelajari supaya kami bisa mengendalikan dengn baik, dan memberikan harga yang terjangkau bagi masyarakat ke depannya,” katanya.

Seperti diketahui, sebuah pesan berantai tentang 'kartel kremasi' viral di pesan berantai masyarakat.

Warga yang mengatasnamakan bernama Martin asal Jakarta Barat, mengaku diperas Rp 65 juta oleh sindikat kartel kremasi untuk mengkremasi ibunya yang meninggal dunia di rumah sakit, Senin (12/7/2021).

Berdasarkan pesan yang diperoleh, Martin berujar, petugas Dinas Pertamanan dan Hutan (Distamhut) Kota DKI Jakarta sempat membantu mencarikan krematoriumnya.

Baca juga: VIRAL Kartel Kremasi Jenazah Covid-19 Minta Keluarga Bayar Rp 80 Juta, Ini Versi Rumah Duka Abadi

Kemudian Martin menghampiri orang yang mengaku dari Distamhut itu dan mereka menyampaikan bahwa paket kremasi dihargai Rp 48,8 juta.

"Nanti jenazah bisa segera dikremasi di Karawang, dan harus cepat karena RS lain juga ada yang mau ambil slot ini," kata Martin berdasarkan pesan berantai yang dikutip Warta Kota.

Mendengar kabar itu, Martin terkejut karena enam pekan lalu kakaknya yang meninggal dunia dan dikremasi, paket tersebut tidak sampai Rp 10 juta.

Lalu dua pekan kemudian besan kakaknya meninggal bersama anak perempuannya akibat Covid-19, paketnya Rp 24 juta per orang.

"Bagaimana harga bisa meroket begini tinggi dalam waktu singkat?," tanya Martin.

Baca juga: Dituduh Kartel Kremasi, Begini Penjelasan Rumah Duka Terkait Penanganan Jenazah Covid-19

Dia lalu berupaya menghubungi hotline berbagai krematorium di Jabodetabek. Kebanyakan tidak diangkat  sementara yang mengangkat teleponnya mengaku sudah penuh.

"Kami menghubungi orang yang dulu mengurus kremasi kakak dan dapat keterangan bahwa memang segitu sekarang biayanya. Kemudian dia juga tawarkan Rp 45 juta, jenazah juga bisa segera dikremasi tapi besok (Selasa, 13/7/201) di Cirebon," ucapnya.

"Dari teman kami juga mendapat beberapa kontak yang biasa mengurus kremasi. Ternyata slot bisa dicarikan tapi ada harganya, bervariasi dari Rp 45 juta sampai Rp 55 juta," tambahnya.

Lantaran didesak RS agar jenazah bisa segera dipindahkan, akhirnya pihak keluarga putuskan memilih yang di Karawang.

Baca juga: Biaya Kremasi Jenazah Covid-19 di Krematorium Cilincing Rp 10 Juta, Warga Tak Mampu Gratis Asalkan.,

Sayangnya petugas itu berdalih slot yang ada di sana telah diisi oleh orang lain.

Kemudian oknum petugas itu berjanji akan mencarikan slot baru di tempat lain.

Tidak lama kemudian orang yang dimaksud kembali menelepon dan mengkabarkan dapat slot untuk lima hari mendatang di krematorium pinggir kota dengan tarif Rp 65 juta.

"Segera kami mengerti bahwa kartel telah menguasai jasa mengkremasi sanak family korban Covid-19 dengan tarif Rp 45 sampai Rp 65 juta," ucapnya.

Baca juga: Polisi Selidiki Dugaan Pemerasan Terselubung oleh Kartel Kremasi Jenazah di Tengah Pandemi Covid-19

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved