Persija Jakarta
Rohit Chand Akui Peran Besar Pelatih Benny Dolo dalam Karier Sepak Bola Dirinya
Pelatih Persija saat itu Benny Dolo banyak memberikan masukan dan bimbingan saat pertama kali dirinya bergabung
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Sejak bergabung dengan Persija Jakarta pada Mei 2013, Rohit Chand telah menjelma menjadi salah satu pilar penting tim.
Hingga kini, ia telah bermain lebih dalam 100 pertandingan bersama Macan Kemayoran. Sempat pergi pada musim 2015/2016 dan 2016/2017 dan kembali lagi pada 1 April 2017 hingga saat ini.
Namun tak banyak yang menyangka, Rohit sempat kesulitan saat pertama kali tiba di tim ibu kota setelah sejenak bermain di PSPS Pekanbaru.
“Satu bulan awal di Persija, saya sebenarnya cukup kesulitan beradaptasi,” kata Rohit dikutip dari laman resmi klub.
Pasalnya ia baru sekitar setengah tahun datang ke tanah air, tapi harus pindah ke kota baru.
Berkenalan dengan rekan setim dan gaya permainan anyar. Sementara di sisi lain, kemampuan berbahasa Indonesia belum mumpuni.
Ditambah, dukungan suporter Persija sangat luar biasa sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi gelandang asal Nepal itu.
“Saya harus beradaptasi dengan tim baru dan style yang berbeda sehingga cukup sulit pada sebulan awal,” ungkap Rohit.

Beruntung Rohit memiliki Benny Dollo sebagai pelatih tim kala itu. Benny mulai mengomando Persija pada 19 Maret 2013, menggantikan Iwan Setiawan yang mengundurkan diri.
Benny, diakui Rohit membimbing dirinya dengan baik lewat beragam saran.
“Beliau memberi banyak masukan, menjelaskan strategi dengan sederhana sehingga saya bisa mengikutinya dengan tepat dan baik,” pungkas Rohit.
“Perlahan-lahan saya akhirnya bisa beradaptasi dan settle dengan tim, dengan keluarga baru di Persija.”
Selain Rohit, slot pemain asing Persija kala itu diisi pula oleh Fabiano Beltrame, Robertino Pugliara, Emmanuel Kenmogne, dan Lam Hok Hei.
Sosok Rohit Chand
Rohit Chand Thakuri lahir di Surkhet, Nepal pada 1 Maret 1992 lalu. Karier pertamanya sebagai pesepakbola bermula pada 2009 lalu di mana ia membela tim lokal Machhindra FC.
Perjalanannya bersama Machhindra FC pun hanya bertahan satu tahun. Di usia yang baru 18 tahun, Rohit melanglang buana ke India dan bergabung HAL SC (Hindustan Aeronautics Limited SC).
Bersama klub India tersebut, Rohit bermain selama dua tahun. Di usia 20 tahun tersebut, ia dipinang oleh PSPS Pekanbaru yang berlaga di Indonesian Super League (ISL).
Setelah bermain untuk PSPS Pekanbaru, pada 2013 Rohit berlabuh ke ibu kota dan bergabung dengan Persija.
Perjalanan bersama Persija pun hampir tak bertahan lama. Pada 2015, Rohit memutuskan pergi karena carut marut sepak bola hingga FIFA memberikan hukuman untuk Indonesia.
Pergi dari Indonesia, Rohit meneruskan kariernya T-Team FC di Malaysia. 1,5 tahun setelahnya, ia kembali ke Persija yang kesulitan mencari pemain Asia.
Sejak saat itu, Rohit bertahan di Persija kendati dirinya sempat menjadi ban serep di mana pada 2019 ia ditendang dan digantikan gelandang Uzbekistan, Jahongir Abdumuminov.
Baca juga: Gelandang Persija Rohit Chand: Dukungan Suporter yang Luar Biasa Menunjukkan Persija Klub Besar
Baca juga: Gelandang Persija Rohit Chand Tidak Pernah Menyangka Bisa Tampil 100 Caps Selama di Macan Kemayoran
Namun entah bagaimana, sebelum liga dimulai, Persija mencoret Jahongir dan kembali mendatangkan Rohit ke ibu kota.
Hingga pertengahan 2021 ini, Rohit telah tampil sebanyak 122 laga bagi Persija dan meraih tiga gelar bergengsi yakni gelar Liga 1 2018, Piala Presiden 2018, dan Piala Menpora 2021.
Selain itu, Rohit Chand juga meraih gelar individu di mana dirinya terpilih sebagai pemain muda terbaik ISL pemain terbaik Liga 1 2018.
Bakat hebat Rohit Chand memang sudah terlihat sejak muda. Ia bahkan mencatatkan debut internasional bersama Nepal pada 2009 lalu.
Saat itu, usianya baru 16 tahun. Namun, Rohit yang belum mencicipi karier di kelompok umur langsung mendapat panggilan di tim nasional utama Nepal.

Debutnya ia lakukan tepat di usia 16 tahun 22 hari saat Nepal berhadapan dengan Palestina di Piala AFC.
Dengan fakta tersebut, Rohit pun menjadi debutan termuda sebelum dipatahkan oleh Bimal Gharti Magar pada 2012 di usia 14 tahun.
Sebelum menggeluti dunia sepak bola, Rohit diketahui pernah menekuni olahraga Kriket yang populer di negara Asia Selatan.
Bahkan dilansir dari laman FIFA, Rohit pernah mencicipi turnamen Kriket bertaraf regional di Nepal sebelum banting stir ke sepak bola dengan mengikuti jejak sang kakak, Robin Chand Thakuri.
Selain itu, Rohit diketahui pernah menjalani trial selama 1,5 bulan bersama tim Denmark, FC Vestsjaelland di mana ia disodori kontrak selama enam bulan.
Sodoran kontrak itu pun ditolak oleh manajernya, Rabindra Chand.