Banjir Jakarta
UPDATE Tinggi Muka Air Seluruh Pintu Air di Jakarta, Bogor dan Depok Selasa 13 Juli 2021
Tinggi muka air seluruh Pintu Air Pasar di Jakarta, Bogor dan Depok, Selasa (13/7/2021) pukul 07.00 WIB berstatus Siaga 4.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA -- Kondisi tinggi muka air (TMA) di seluruh pintu air (PA) yang ada di Jakarta, Bogor dan Depok hari ini, Selasa (13/7/2021) pukul 07.00 WIB, kondisinya normal atau Siaga 4.
Sebelumnya, atau satu jam yang lalu, pukul 06.00 WIB kondisi tinggi muka air masih ada dua pintu air yang statusnya Siaga 3 atau waspada, yaitu Pintu Air Pasar Ikan dan Pintu Air Marina.
Bahkan pada pukul 04.00 WIB, kondisi tinggi muka air Pintu Air Pasar Ikan dan Pintu Air Marina malahan statusnya Siaga 2 atau Siaga.
Namun, pada pukul 07.00 WIB seluruh pintu air di Jakarta, Bogor dan Depok telah berubah status menjadi Siaga 4 atau normal.
Lalu, bagaimana dengan kondisi cuaca di sekitar pintu air tersebut?
Berdasarkan rilis Dinas SDA DKI Jakarta di laman @DinasSDAJakarta, Selasa hari ini, menyebutkan, cuaca di sekitar pintu air sebagian besar kondisinya terang.
Hanya di sekitar PA Bendung Katulampa, Bogor yang kondisi cuacanya mendung tipis.
Apa itu Siaga 4? Siaga 4 atau normal artinya belum ada peningkatan debit air secara mencolok.
Perintah membuka atau menutup pintu dan penentuan arah air, dilakukan komandan pelaksana dinas atau wakil komandan operasional wilayah.
Baca juga: Menteri BUMN Erick Thohir Tegas, Vaksinasi Gotong Royong Tidak Gunakan Uang APBN
Baca juga: Ini Lima Penyedia Layanan Swab Test di Jabodetabek dan Bandung, Mungkin Bisa Jadi Pilihan Anda
1. Pesanggrahan ketinggian 55 cm dengan cuaca mendung tipis (Siaga 4)
2. Angke Hulu ketinggian 40 cm dengan cuaca terang (Siaga 4)
3. Katulampa ketinggian 10 cuaca mendung tipis (Siaga 4)
Baca juga: TVRI untuk Ketiga Kalinya Raih Opini WTP dari BPK RI
4. Depok ketinggian 70 cm cuaca mendung tipis (Siaga 4)
5. Manggarai ketinggian 570 cm cuaca terang (Siaga 4)
6. Krukut Hulu ketinggian 20 cm dengan cuaca gerimis (Siaga 4)
7. Karet ketinggian 250 cm dengan cuaca terang (Siaga 4)
8. Waduk Pluit ketinggian minus 190 cm cuaca terang (Siaga 4)
Baca juga: Bangun Dua Rumah Sakit Pasien Covid-19, Pemkot Tangsel Minta Bantuan Pemprov DKI
9. Pasar Ikan (kali/laut) ketinggian -220/170 cm cuaca terang (Siaga 4)
10. PA Marina Ancol (kali/laut) ketinggian 164/163 dengan cuaca terang (Siaga 4)
11. Cipinang Hulu ketinggian 75 cm dengan mendung tipis (Siaga 4)
12. Sunter Hulu ketinggian 90 cm dengan cuaca mendung tipis (Siaga 4)
13. Pulo Gadung ketinggian 330 cm dengan cuaca terang (Siaga 4).
Arti Status Siaga Tinggi Muka Air, Sang Pertanda Datangnya Banjir
Sebelum banjir melanda Ibu Kota, BPBD DKI Jakarta akan merilis bahwa beberapa pintu air telah menunjukkan kenaikan muka air dan status siaganya.
Seperti Pintu Air Manggarai yang statusnya naik menjadi Siaga 2 dan Pintu Air Karet yang berstatus Siaga 1.
Status pintu air ini sebenarnya bisa dijadikan acuan masyarakat untuk mengatasi banjir yang datang.
Lantas, bagaimanakah kita bisa membaca status ketinggian muka air tersebut?
Seperti yang tertuang pada Modul Sistem Informasi Banjir yang disusun oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Sumber Daya Air dan Konstruksi Kementerian PUPR, status siaga banjir merupakan hasil analisa dari informasi yang didapatkan dari stasiun-stasiun pengamatan Tinggi Muka Air (TMA) yang ada di sungai-sungai.
Semakin tinggi TMA-nya, kian tinggi pula status siaganya.
Siaga 4: Belum ada peningkatan debit air secara mencolok. Komando di lapangan, termasuk membuka atau menutup pintu air serta akan dikemanakan arah air cukup dilakukan oleh komandan pelaksana dinas atau wakil komandan operasional wilayah.
Siaga 3: Hujan yang terjadi menyebabkan terjadinya genangan air di lokasi-lokasi tertentu tetapi kondisinya masih belum kritis dan membahayakan.
Meski demikian bila status siaga III sudah ditetapkan, masyarakat sebaiknya mulai berhati-hati dan mempersiapkan segala sesuatunya dari berbagai kemungkinan bencana banjir.
Siaga 3, penanganannya diserahkan pada masing-masing suku dinas pembinaan mental dan kesejahteraan sosial (Bintal Kesos) di masing-masing wilayah.
Siaga 2: Bila wilayah genangan air mulai meluas, maka akan ditetapkan Siaga II, penanggungjawab untuk siaga 2 ini adalah Ketua Harian Satkorlak Penanggulangan Bencana Provinsi (PBP) yaitu Sekretaris Daerah.
Siaga 1: Bila dalam enam jam genangan air tersebut tidak surut dan kritis maka ditetapkan Siaga I.
Penanggung jawab penanganan status siaga I langsung di tangan Gubernur.
Jakarta memiliki 11 pintu air dengan standar status siaga yang berbeda-beda. Tinggi Muka Air yang paling aman adalah Status siaga IV.
Berikut ini adalah daftar ketinggian air yang dirilis BPBD DKI yang dapat dikategorikan aman pada pintu-pintu air di Jakarta:
Status Siaga IV
Katulampa : < 79 cm
Pesanggrahan : < 149 cm
Angke Hulu : < 149 cm
Cipinang Hulu : < 149 cm
Sunter Hulu : < 139 cm
Pulo Gadung :< 549 cm
Depok : < 199 cm
Manggarai : < 749 cm
Karet : < 449 cm Pasar
Ikan : < 169 cm Krukut
Hulu : < 149 cm
Status Siaga III
Katulampa : 80 – 149 cm
Pesanggrahan : 150 – 249 cm
Angke Hulu : 150 – 249 cm
Cipinang Hulu : 150 – 199 cm
Sunter Hulu : 140 – 199 cm
Pulo Gadung : 550 - 699 cm
Depok : 200 - 269 cm
Manggarai : 750 - 849 cm
Karet : 450 - 549 cm
Pasar Ikan : 170 - 199 cm
Krukut Hulu : 150 - 249 cm
Status Siaga II
Katulampa : 150 - 199 cm
Pesanggrahan : 250 - 349 cm
Angke Hulu : 250 - 299 cm
Cipinang Hulu : 200 - 249 cm
Sunter Hulu : 200 - 249 cm
Pulo Gadung : 700 - 769 cm
Depok : 270 - 349 cm
Manggarai : 850 - 949 cm
Karet : 550 - 599 cm
Pasar Ikan : 200 - 249 cm
Krukut Hulu : 250 - 299 cm
Status Siaga I
Katulampa : > 200cm
Pesanggrahan : > 350 cm
Angke Hulu : > 300 cm
Cipinang Hulu : > 250 cm
Sunter Hulu : > 250 cm
Pulo Gadung : > 770 cm
Depok : > 350 cm
Manggarai : > 950 cm
Karet : > 600 cm
Pasar Ikan : > 250 cm
Krukut Hulu : > 300 cm
Ada baiknya mengenali tanda-tanda terjadinya banjir dengan mengamati curah hujan yang turun, terutama jika terjadi hujan lebat atau berlangsung lama.
Intensitas hujan yang tinggi memengaruhi volume air yang ada di sungai, waduk atau bendungan sehingga banjir kemungkinan bisa terjadi akibat luapan aliran dan tampungan air tersebut.