Idul Adha
Ustadz Khalid Basalamah Ajarkan untuk Perbanyak Dzikir ini di 10 Hari Pertama Dzulhijjah
Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat keistimewaan yang sangat besar. Maka perbanyaklah mengingat Allah dengan dzikir
Penulis: Dian Anditya Mutiara | Editor: Dian Anditya Mutiara
WARTAKOTALIVE.COM - Bulan Dzulhijjah dikenal sebagai bulan kedua belas dan terakhir dari penanggalan kalender Hijriah.
Masyarakat juga biasa menyebutnya bulan haji.
Sebab, pada tanggal 9 di bulan Dzulhijjah, kaum muslimin yang beribadah haji melaksanakan wukuf di Arafah.
Sementara itu, yang tidak beribadah haji melaksanakan puasa sunah Arafah.
Kemudian pada tanggal 10 Dzulhijjah, umat Islam memperingati hari raya Idul Adha.
Hari raya ini biasa dikenal masyarakat dengan hari raya kurban.
Pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah, terdapat keistimewaan yang sangat besar.
Umat Islam yang menjalankan amalan-amalan shaleh, maka diistimewakan dan dicintai oleh Allah Swt.
Selain itu, dilipatgandakan pahalanya.
Hal ini merupakan nikmat dan karunia dari Allah kepada hamba-Nya yang wajib disyukuri.
Dikutip dari akun instagram, Ustad Khalid Basalamah mengatakan selama 10 hari awal Dzulhijjah hendaknya memperbanyak dzikir.
Seperti yang disebutkan dalam hadist riwayat Imam Ahmad:
'Tidak ada hari-hari yang paling agung dan dimuliakan serta amat dicintai oleh Allah. untuk berbuat jenis kebajikan di dalamnua dibandingkan dengan hari-hari 10 awal bulan Dzulhijjah' (HR Ahmad).
"Oleh karena itu kalai tiba hari-hari tersebut perbanyaklah tahlil kalimat laa ilaha Illallah, Takbir, Allahu Akbar dan tahmid memuji Allah Subhana Wataala," ujar Ustadz Khalid.
Berikut ini amalan shaleh yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah:
1. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah termasuk puasa di awal Dzulhijjah, di mana dapat dikerjakan setiap tanggal 8 Dzulhijjah.
Atau dapat dilaksanakan pada Minggu, 18 Juli 2021.
Puasa ini memiliki keutamaannya tersendiri yakni dapat membersihkan dan menghapus dosa yang tahun lalu.
Niat puasa Tarwiyah sebagai berikut.
نويتُ صومَ تَرْوِيَة سُنّةً لله تعالى
(Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala)
Artinya, "Saya niat puasa sunah Tarwiyah karena Allah Ta'ala."
2. Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunah yang dijalankan pada tanggal 9 Dzulhijjah pada kalender Hijriyah.
Puasa Arafah sangat dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang menjalankan ibadah haji.
Mengenai puasa Arafah ini, Rasulullah SAW bersabda:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Artinya: Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu. (HR. Muslim no. 1162)
Niat Puasa Arafah
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِّلِه تَعَالَى
Nawaitu shouma arafata sunnatan lillahi ta'ala
Artinya: “Saya niat puasa Arafah, sunnah karena Allah ta’ala.”
Baca juga: Bacaan Niat Puasa Sunnah Dzulhijjah Digabungkan dengan Puasa Senin Kamis
3. Takbir dan Dzikir
Amalan shaleh selanjutnya yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah perbanyak dzikir.
Pada bulan ini sangat baik apabila bertahlil, bertasbih, beristigfar, bertahmid, bertakbir dan memperbanyak doa.
Hal ini tidak hanya dijalankan pada bulan Dzulhijjah saja, tetapi juga dibiasakan mengamalkannya pada keseharian hidup kita.
4. Menunaikan Ibadah Haji dan Umrah
Ibadah haji merupakan salah satu ibadah dari rukun Islam yang kelima.
Setiap muslim yang mampu secara finansial maupun fisik wajib mengerjakan ibadah ini.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al Baqarah ayat 197:
الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ ۚ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي الْحَجِّ ۗ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ
Artinya: (Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.
5. Berkurban
Hari raya Idul Adha sering dikenal dengan hari raya kurban. Kurban merupakan ibadah yang dilaksanakan dengan cara menyembelih hewan ternak.
Pada tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 bulan Dzulhijjah, umat Islam berlomba-lomba menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli hewan seperti kambing, lembu atau unta untuk disembelih.
Allah Swt senantiasa menganjurkan kepada seluruh umatnya untuk melakukan ibadah kurban.
Sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. Al Kautsar ayat 2:
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ
Artinya: Maka dirikanlah salat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.
Baca juga: Daftar Hewan Kurban Kambing dan Sapi 2021 yang Bisa Dibeli Secara Online
Baca juga: Kurban Online, Bolehkah? Berikut Dalil Hukumnya
6. Bertobat
Amalan saleh lainnya dianjurkan pada bulan Dzulhijjah adalah bertobat atau tidak maksiat.
Artinya, sebagai umat Islam kita menyibukkan diri di awal bulan Dzulhijjah dengan amal-amal shaleh serta meninggalkan kezholiman terhadap sesama.
Allah SWT berfirman:
ثُمَّ إِنَّ رَبَّكَ لِلَّذِينَ عَمِلُوا۟ ٱلسُّوٓءَ بِجَهَٰلَةٍ ثُمَّ تَابُوا۟ مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ وَأَصْلَحُوٓا۟ إِنَّ رَبَّكَ مِنۢ بَعْدِهَا لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
Artinya: Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. An-Nahl: 119)
Pemerintah Tetapkan Hari Raya Idul Adha Jatuh pada 20 Juli 2021
Pemerintah menetapkan Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Selasa, 20 Juli 2021.
Keputusan ini diambil setelah Kementerian Agama menggelar sidang Isbat menetapkan 1 Dzulhijjah jatuh pada tanggal 11 Juli 2021.
"Dengan begitu, tentu saja Hari Raya Idul Adha jatuh pada hari Selasa tanggal 20 Juli 2021 Masehi," ujar Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam konferensi pers virtual, Sabtu (10/7/2021).
Tim pemantauan yang dipimpin oleh Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin menyatakan hilal di seluruh Indonesia sudah di atas ufuk dan terdapat laporan Hilal terlihat atau teramati.
Baca juga: PPKM Darurat, Shalat Idul Adha Bisa Dilakukan di Rumah Baik Sendiri atau Berjamaah Begini Caranya
Pada sidang isbat kali ini, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas memimpin secara daring dari kediamannya, di Rumah Dinas Menteri Agama, Komplek Menteri Widya Chandra, Jakarta.
Langkah ini dilakukan karena masih dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Darurat.
Sidang isbat melibatkan sejumlah unsur masyarakat. Mulai dari Duta Besar Negara Sahabat, Ketua Komisi VIII DPR RI, Mahkamah Agung, Majelis Ulama Indonesia (MUI), pimpinan ormas Islam, dan sebagainya.
Selain via Zoom, sidang isbat disaksikan pada channel Youtube Kemenag RI dan BimasIslam TV.
Kemenag juga bekerja sama dengan TVRI untuk menjadi TV Pool.
Sidang isbat terbagi dalam tiga tahap. Sesi pertama dimulai pukul 17.00 WIB, berupa pemaparan posisi hilal awal Zulhijah 1442 H oleh Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin.
Sesi kedua, dimulai setelah Magrib dan dipimpin oleh Menag secara daring dengan peserta terbatas atau tidak untuk umum.
Pada sesi ketiga, Menteri Agama mengumumkan hasil sidang isbat 1 Zulhijah sekaligus Idul Adha 1442 H secara telekonferensi pers yang disiarkan langsung oleh TVRI sebagai TV Pool dan live streaming medsos Kemenag.
Sebagian artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Pemerintah Tetapkan Hari Raya Iduladha Jatuh pada 20 Juli 2021