PPKM Darurat Jakarta

Cerita Sopir Taksi saat PPKM Darurat, Narik Seharian Dapat Rp 9 ribu, Jual Anting Anak Buat Makan

Mayoritas sopir taksi memilih untuk menunggu orderan penumpang ketimbang keliling mencari penumpang.

Editor: Feryanto Hadi
Warta Kota/ Muhamad Fajar Riyandanu
Puluhan mobil taksi berjejer di tepi jalan Jalan R.M Margono Djojohadikoesoemo, Tanah Abang, Jakarta Pusat pada Rabu (7/8/2021), malam. 

“Anting dan Cincin anak.  Habis buat makan gak ada,” ucap Umar.

Pria yang sudah berprofesi sebagai sopir taksi selama 7 tahun ini berharap agar Pemerintah lebih memperhatikan masyarakat kecil.

Ia juga menilai, kebijakan PPKM darurat perlu dievaluasi.

“Kalau mau pembatasan ya lockdown sekalian. Jangan PPKM separuh-separuh. Pemerintah ngasih makan rakyatnya,” tegas Umar.

Baca juga: Titik Penyekatan di Jakbar Diperluas, Wali Kota Perintahkan Sekat Wilayah Kembangan dan Joglo Raya

Menurutnya, pekerjaan sebagai supir taksi tidak bisa disamakan dengan pekerjaan pegawai negeri atau karyawan swasta.

“Mereka enak setiap tanggal 1 gajian. Coba kita yang diupah harian, kalau kita gak jalan, gak ada penghasilan. Sementara konsumennya enggak ada. Kita sebagai orang tua bisa puasa, anak kan gak bisa? Masak anak kita suruh puasa setiap hari?” pungkas Umar. (m29)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved