Hari Raya Idul Adha
Banyak Pemintaan, Harga Hewan Kurban Sapi di Kota Tangerang Selatan Naik Jelang Hari Raya Idul Adha
Harga hewan kurban sapi naik jelang Hari Raya Idul Adha seiring permintaan hewan kurban di Kota Tangerang Selatan meningkat di masa pandemi Covid-19.
Penulis: Ikhwana Mutuah Mico | Editor: PanjiBaskhara
WARTAKOTALIVE.COM, CIPUTAT - Walaupun masih dalam kondisi pandemi Covid-19, bukan menjadi halangan bagi warga Kota Tangerang Selatan, untuk berkurban.
Saat ini, harga hewan kurban sapi naik jelang Hari Raya Idul Adha seiring meningkatnya permintaan hewan kurban di Kota Tangerang Selatan, di masa pandemi Covid-19.
Walaupun begitu, menurut pengelola ternak sapi RPH Murni H Uen Jueni di Tangerang Selatan, tetap optimis untuk penjualan hewan Sapi kurban pada tahun 2021 ini.
"Alhamdulillah tahun ini terjual 150 ekor, hampir setengah dari kuota di perternakan, kami optimistis penjualan hewan kurban dimasa pandemi habis sampai hari H," kata Fauzul Iman Muzayid, sebagai pengelola ternak Sapi di Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (30/6/2021).
Baca juga: Begini Saran Dosen IPB University Sembelih Hewan Kurban secara Syari di Masa Pandemi
Baca juga: MUI Kota Depok Sampaikan Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban Sesuai Syariat Islam
Baca juga: Pemkot Depok Terapkan Aturan Khusus Bagi Pedagang Hewan Kurban, Berdagang secara Online
Ia membenarkan saat ini di masa pandemi Covid-19, permintaan hewan kurban khususnya sapi di wilayah Ciputat, banyak diminati.
Tahun ini harga Sapi kurban jenis Bali meningkat dari tahun sebelumnya, yang tadinya 60.000 per kilogram kini jadi 61.000 per kilogram.
Kenaikan harga hewan kurban ini dikarenakan, biaya transportasi Bali menuju Tangsel naik jadi Rp 12 Juta untuk pengangkutan 20 ekor Sapi.
Untuk mengetahui harga hewan kurban jenis sapi ini, perhitungannya menggunakan sistem perhitungan harga per kilogram Sapi dikalikan dengan bobot Sapi yang ada.
Sementara , Fauzul mengungkap saat pandemi ini ada beberapa titik wilayah yang tidak diijinkan untuk memotong hewan kurban.
Perternakan Sapi ini, akhirnya membuka jasa penyembelihan serta pemotongan secara langsung di perternakan.
Harga yang ditawarkan sebesar Rp 500 Ribu/ekor, jika ingin di cacah, pembeli bisa mengeluarkan gocek lebih besar seharga Rp 150 ribu/ekornya.
"Ada beberapa wilayah yang tidak diperbolehkan pemotongan, jadi kita menyediakan tempat penyembelihannya," tambah Fauzul.

Saran Dosen IPB University Sembelih Hewan Kurban secara Syar'i di Masa Pandemi
Hari Raya Idul Adha tidak lama lagi tiba.
Ini tahun kedua hari raya kurban ini dilaksanakan dalam masa pandemi Covid-19.
Seiring dengan meningkat kasus Covid-19, tata penyembelihan hewan kurban harus menaati protokol kesehatan (prokes) tanpa mengurangi nilai halal dan thayyi.

Lalu seperti apa tata cara penyembelihan hewan kurban yang sesuai prokes?
Drh Supratikno, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University mengatakan pelaksanaan kurban secara syar’i di masa pandemi harus tetap berpegang teguh pada dalil yakni bersikap ihsan kepada binatang sembelihan.
"Petugas penyembelih kini sudah mengetahui pengetahuan yang cukup, hanya perlu menyesuaikan trik yang tepat untuk menyiasati kegiatan kurban di kala pandemi," kata Supratikno, Sabtu (26/6/2021).
Menurut dia, hal yang paling diutamakan adalah petugas penyembelih telah benar-benar memastikan tata cara penyembelihan sesuai dengan syariah Islam.
"Sebaiknya kegiatan kurban dilakukan di Rumah Potong Hewan (RPH) saja, ditambah petugasnya yang telah kompeten."
"Soalnya tempat penyembelihan di luar RPH sebagian besar masih kurang memadai," ujarnya.
Peneliti di Halal Science Center (HSC) IPB University ini juga menyebut ada tiga kunci utama dalam penyembelihan yakni lingkungan tempat penyembelihan, kompetensi petugas, dan peralatan yang sesuai.
Selain itu, penyembelihan juga harus didasarkan pada lima prinsip dalam kesejahteraan hewan di samping syariah Islam.
Hal tersebut patut diingat karena manajemen stress pada hewan kurban akan mempengaruhi kualitas daging yang dihasilkan.
Di masa pandemi, jumlah panitia disarankan tidak melebihi lima orang.
Sedikitnya jumlah panitia akan mengurangi risiko penularan serta kontaminasi bakteri kepada daging.
“Di tempat perobohan dan penyembelihan, hanya butuh lima orang dan pasti berdekatan sehingga harus diberi fasilitas yang mumpuni"
"Seperti kacamata googles, masker yang nyaman, sarung tangan kain yang nyaman, serta jangan memakai pakaian yang mencolok,” jelas Pakar Juru Sembelih Halal (Juleha) IPB University ini.
Dr Med Vet drh Denny Widaya Lukman, Dosen Fakultas Kedokteran Hewan IPB University menambahkan bahwa masyarakat tidak perlu takut hewan kurban akan menularkan Covid-19.
"Berdasarkan laporan, tidak pernah ada penularan Covid-19 yang berasal dari hewan, termasuk hewan potong."
"Penularannya diakibatkan dari kontaminasi petugas penyembelih sehingga perlu memperhatikan kehigienisan tempat penyembelihan," jelasnya.
Ia juga mengingatkan agar tempat penyembelihan tidak menjadi sumber pencemaran.
Mengingat banyak laporan pembuangan limbah kurban masih dilakukan ke saluran pembuangan umum.
"Petugas juga perlu memperhatikan kebersihan di tempat penanganan daging," papar Lukman.
Hal tersebut wajib diterapkan pada petugas yang menangani daging, peralatan yang kontak dengan daging, proses, serta tempat pemotongan dan penanganan berlangsung.
Bila diabaikan, bakteri dapat berkembang biak dengan cepat bahkan dalam hitungan menit bila kondisinya optimal untuk tumbuh.
“Saya harap agar jangan sampai kita mengotori daging sehingga menjadi kurang thayyib bagi penerima kurban,"
"inilah yang menjadi tanggung jawab kita bersama. Terutama para penyelenggara hewan kurban agar daging yang dihasilkan tetap halal dan thayyib,” pungkasnya.
(Wartakotalive.com/M30/Hironimus Rama)