Kesehatan
Anand Shetty Sebut Hanya Sedikit Penyandang Diabetes yang Berhasil Menurunkan Gula Darahnya
IDF Diabetes Atlas menyebutkan bahwa terdapat 10,7 juta orang dengan diabetes di Indonesia dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat
Penulis: LilisSetyaningsih | Editor: Dedy
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA --- Saat ini mata dunia sedang fokus pada penanganan penyakit menular Covid-19.
Namun, kematian akibat penyakit tidak menular juga tidak pernah turun.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), penyakit tidak menular (PTM) menyebabkan 41 juta kematian setiap tahun atau setara dengan 71 persen dari total kematian secara global.
Dari semua penyakit tidak menular yang menyebabkan kematian, secara global, diabetes merupakan salah satu dari empat penyakit tertinggi dan membunuh 1,5 juta orang.
Di tahun 2019, sekitar 463 juta orang dewasa (20-79 tahun) hidup dengan diabetes dan akan meningkat menjadi 700 juta pada tahun 2045.
Diabetes tetap menjadi epidemi yang berkembang di seluruh dunia dengan jumlah yang terus meningkat.
Vice President & General Manager Novo Nordisk Indonesia, Anand Shetty menyampaikan, data IDF Diabetes Atlas, Indonesia memiliki tingkat masalah kesehatan yang tinggi dan merupakan salah satu dari sepuluh negara di dunia dengan jumlah orang diabetes terbanyak per tahun 2019.
Indonesia juga merupakan salah satu negara dengan jumlah orang dengan diabetes absolut tertinggi di dunia.
IDF Diabetes Atlas menyebutkan bahwa terdapat 10,7 juta orang dengan diabetes di Indonesia dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat menjadi 16,6 juta pada tahun 2045.
Di sisi lain, pada tahun 2020, data BPJS menunjukkan bahwa hanya dua juta orang dengan diabetes yang terdiagnosis dan mendapatkan perawatan dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Dari jumlah total orang dengan diabetes tersebut, hanya 1,2 persen yang berhasil menurunkan glukosa darah menuju kadar yang direkomendasikan.
Padahal, penting sekali untuk orang dengan diabetes untuk mencapai target glukosa darah untuk menghindari komplikasi.
Ia menjeaskan, data yang dipublikasikan oleh CHEPS FKM UI dan PERKENI pada 2016, pemerintah menghabiskan 74 persen dari biaya pengobatan diabetes untuk menangani komplikasi yang muncul akibat diabetes.
Hal ini menegaskan bahwa hanya sedikit jumlah orang dengan diabetes yang berhasil menurunkan gula darah mereka ke target yang direkomendasikan.
"Penting sekali untuk bertindak sekarang, untuk membantu orang dengan diabetes mengontrol gula darah dan mengurangi komplikasi diabetes,” tegasnya seperti dikutip dari siaran pers yang diterima Wartakotalive.com, Selasa (29/6/2021).