Virus Corona
Haedar Nasir Tantang Pihak yang Yakin Covid-19 Konspirasi Bawa Data ke Pengadilan Internasional
Pernyataan mereka, kata Haedar, ikut menjadi aspek memburuknya penyebaran dan penanganan pandemi.
WARTAKOTALIVE, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nasir prihatin dengan perilaku para tokoh publik yang terus mempromosikan keyakinan pseudo-ilmiah dan spekulatif.
Mereka mempengaruhi masyarakat dengan pandangan pandemi Covid-19 adalah konspirasi.
Pernyataan mereka, kata Haedar, ikut menjadi aspek memburuknya penyebaran dan penanganan pandemi.
Baca juga: Rekor Baru 20.574 Kasus Covid-19 per Hari, Moeldoko Bilang Indonesia Masuk Gelombang Kedua Pandemi
“Masih ada (orang yang anti Covid-19 dan anti vaksin)."
"Baik karena ketidaktahuannya, atau juga karena ketahuannya."
"Artinya karena ilmunya yang salah kaprah," ujar Haedar di forum Resepsi Milad 50 Tahun RS Islam Jakarta Cempaka Putih, Rabu (23/6/2021).
Baca juga: 154 Orang di Kompleks Parlemen Positif Covid-19, Sekjen Pastikan Gedung DPR Bukan Klaster Baru
Ia gerah di tengah fakta kasat mata 3,8 juta korban meninggal dunia karena Covid-19, masih ada orang yang mengaitkan ini dengan konspirasi.
Haedar mengatakan seolah-olah mereka merasa tahu, padahal sesungguhnya tidak tahu atau sok tahu.
"Atau merasa tahu di bidangnya tetapi tidak diuji dengan pandangan lain."
Baca juga: Pertama Sejak 18 Mei 2021, Hari Ini Pasien Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran Berkurang 310 Orang
"Muncul teori konspirasi, muncul teori-teori politik yang macam-macam bahwa Covid ini adalah buatan untuk menciptakan berbagai hal, pembunuhan manusia secara masif."
"Pandangan-pandangan ini kalau bagi mereka yang masih awam, insyaallah masih bisa dipahamkan."
"Yang paling repot itu mereka yang merasa tahu padahal sesungguhnya tidak tahu atau sok tahu,” keluh Haedar.
Baca juga: Gugat ke PTUN Jakarta, Pengurus Partai Demokrat Versi KLB Deli Serdang Minta Disahkan Negara
Perilaku mereka, menurut Haedar, tidak bertanggung jawab.
Bahkan, ada sejumlah orang yang mengutip ilmu agama, yang menurutnya sejatinya ayat tersebut tidak pas jika dikaitkan dengan situasi saat ini.
“Kenapa sih takut Covid? Takut itu kepada Allah, inna shalati wa nusuki wa maa yahya lillahi rabbil alamin."
Baca juga: Pasien Covid-19 Gejala Ringan di Wisma Atlet Bakal Dipindahkan ke Rusun Nagrak dan Pasar Rumput
"Menggunakan ayat itu tidak pas itu, tidak di situ tempatnya,” papar Haedar.
Haedar berpesan agar mereka yang berkeyakinan konspiratif mengajukan data yang mereka punya, ke pengadilan internasional.
Hal itu baik dilakukan, daripada terus mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan fasad (destruktif).
Baca juga: Airlangga Hartarto: Penduduk Usia Kerja Terdampak Pandemi Turun Jadi 19,10 Juta Orang
“Masyarakat agar semakin berdisiplin tinggi mengikuti protokol kesehatan."
"Sebaiknya jangan bepergian kecuali yang sangat mendesak, urgen, dan aman secara prokes."
"Kegiatan yang melibatkan banyak orang dan tidak urgen semestinya dihentikan seperti rekreasi, studi banding, pertemuan, dan sejenisnya,” tutur Haedar.
Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 24 Juni 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:
DKI JAKARTA
Jumlah Kasus: 494.462 (23.4%)
JAWA BARAT
Jumlah Kasus: 356.682 (17.2%)
JAWA TENGAH
Jumlah Kasus: 239.818 (11.3%)
JAWA TIMUR
Jumlah Kasus: 166.831 (8.3%)
KALIMANTAN TIMUR
Jumlah Kasus: 74.632 (3.8%)
RIAU
Jumlah Kasus: 68.779 (3.4%)
SULAWESI SELATAN
Jumlah Kasus: 63.390 (3.3%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Jumlah Kasus: 55.463 (2.6%)
BANTEN
Jumlah Kasus: 54.346 (2.7%)
SUMATERA BARAT
Jumlah Kasus: 49.706 (2.5%)
BALI
Jumlah Kasus: 48.931 (2.5%)
KALIMANTAN SELATAN
Jumlah Kasus: 35.723 (1.8%)
SUMATERA UTARA
Jumlah Kasus: 35.200 (1.7%)
SUMATERA SELATAN
Jumlah Kasus: 27.640 (1.4%)
KALIMANTAN TENGAH
Jumlah Kasus: 24.838 (1.2%)
KEPULAUAN RIAU
Jumlah Kasus: 23.448 (1.1%)
PAPUA
Jumlah Kasus: 20.767 (1.1%)
LAMPUNG
Jumlah Kasus: 20.655 (1.0%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Jumlah Kasus: 20.546 (1.0%)
ACEH
Jumlah Kasus: 18.668 (0.9%)
NUSA TENGGARA TIMUR
Jumlah Kasus: 17.643 (0.9%)
SULAWESI UTARA
Jumlah Kasus: 16.075 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT
Jumlah Kasus: 13.711 (0.6%)
SULAWESI TENGAH
Jumlah Kasus: 13.332 (0.7%)
NUSA TENGGARA BARAT
Jumlah Kasus: 12.837 (0.7%)
KALIMANTAN UTARA
Jumlah Kasus: 12.818 (0.7%)
JAMBI
Jumlah Kasus: 12.317 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA
Jumlah Kasus: 10.904 (0.6%)
PAPUA BARAT
Jumlah Kasus: 9.936 (0.5%)
BENGKULU
Jumlah Kasus: 9.426 (0.5%)
MALUKU
Jumlah Kasus: 8.130 (0.4%)
SULAWESI BARAT
Jumlah Kasus: 5.727 (0.3%)
GORONTALO
Jumlah Kasus: 5.723 (0.3%)
MALUKU UTARA
Jumlah Kasus: 4.891 (0.2%). (Larasati Dyah Utami)