Berita Bogor

Bima Arya Selesaikan Polemik GKI Yasmin Bogor, Yenny Wahid: Tidak Mudah Melakukan Proses Seperti Itu

Bima Arya selesaikan polemik GKI Yasmin Bogor selama 15 tahun, Yenny Wahid apresiasi. Sebab, langkah mudahnya kepala daerah membiarkan kasus ini.

Penulis: Dodi Hasanuddin | Editor: Dodi Hasanuddin
Dok. Pemkot Bogor
Bima Arya Selesaikan Polemik GKI Yasmin Bogor, Yenny Wahid: Tidak Mudah Melakukan Proses Seperti Itu. 

“Contohnya di Amerika. Kalau di Amerika yang susah dibangun itu masjid. Kerap terjadi penolakan juga. Jadi ini memang isu yang sangat dinamis dan ada pihak-pihak yang juga ingin mempolitisir, ada pihak-pihak yang punya kepentingan tertentu, kita ini sebagai bangsa, sebagai masyarakat harus pintar-pintar dan jernih melihat persoalan sehingga apa yang menjadi prioritas, apa yang menjadi prinsip utama, yaitu pemenuhan hak warga untuk bisa beribadah bisa tetap diberikan,” kata dia.

Baca juga: Bima Arya Perintahkan Dinkes Kota Bogor Tambah Tempat Tidur Isolasi, Simulasi PTM Dihentikan

Yenny berharap, bahwa tindakan Bima Arya ini menjadi momentum bagi kita semua sebagai bangsa untuk menguatkan toleransi di negara kita.

“Bahwa pengalaman Gereja Yasmin yang begitu melelahkan, 15 tahun konflik, 15 tahun tidak ada solusi, biarlah ini menjadi pembelajaran bagi kita semua. Bahwa konflik berbasis itu hanya membawa kesusahan, membawa kesengsaraan, membawa kepedihan saja,” terang Yenny.

“Jadi mari kita cari solusi saja kalau ada masalah apapun, jangan kedepankan ego masing-masing. Tentu ini masih ada kelompok keras. Ini maunya begini, ini maunya begitu. Kelompok moderat saya harap bersuara, inginnya apa, saya rasa lebih banyak kelompok moderat yang menginginkan agar mereka bisa beribadah dengan tenang, bisa lancar tidak ada demo, itu yang saya rasa lebih diinginkan oleh masyarakat. Ini coba kita penuhi dulu, baru permasalah lainnya kita selesaikan secara hukum. Saya rasa semangatnya seperti itu,” tandasnya.

Kesepakatan Bersama

Sementara itu, Bima Arya mengatakan, opsi memfasilitasi rumah ibadah GKI di tempat yang baru dan hanya berjarak sekian ratus meter dari tempat sebelumnya merupakan pilihan yang terbaik dan disepakati bersama-sama.

“Ketika Pemkot berkomunikasi dengan Tim 7 (tim resmi yang ditunjuk GKI), kami tawarkan dua opsi. Opsi pertama adalah di tempat yang lama, opsi kedua adalah bergeser. Tetapi kemudian setelah dilakukan pemetaan selama dua tahun secara bersama-sama. Kami mengambil kesepakatan, sekali lagi kesepakatan bahwa di tempat yang lama ini belum memungkinkan. Ada faktor teknis di situ karena lokasinya tidak luas, semakin padat, akses trafik dan lain sebagainya serta ada faktor sosial disitu,” jelas Bima.

“Jadi, kesepakatan untuk tidak di lokasi lama diambil secara bersama-sama antara kami dengan Tim 7 yang ditunjuk resmi oleh Sinode GKI. Setelah melalui proses yang sangat lama, tidak tiba-tiba saja ada lokasi baru. Semua berikhtiar untuk lokasi lama selama hampir dua tahun melakukan pemetaan, menganalisis, cukup pajang lah sehingga diambil kesepakatan bersama,” tambahnya.

Di lokasi yang baru ini, lanjut Bima, bisa dipastikan sejumlah persyaratannya sudah hampir lengkap.

“Tinggal desain gerejanya saja. Minggu ini kita tunggu desain gereja, kalau desainnya sudah diberikan kepada Pemkot Bogor, Insya Allah saya akan menerbitkan IMB-nya sesegera mungkin atas dasar pemenuhan hak warga. Kita ingin sesegera mungkin gereja bisa dibangun sehingga saudara-saudara kita bisa beribadah di gereja yang baru ini,” kata Bima.

Sumber: Warta Kota
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved