Pembelajaran Tatap Muka
Wakil Ketua DPRD DKI Zita Anjani Dukung PTM karena Belajar Online Bikin Anak Jenuh di Rumah
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani berharap PTM segera diterapkn karena murid sudah pada jenuh belajar di rumah.
Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Valentino Verry
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menilai, Pemprov DKI Jakarta sebetulnya sudah siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) pada Juli 2021 mendatang.
Hal ini berdasarkan pengalaman uji coba PTM tahap pertama pada 7-29 April 2021 yang dianggap sukses.
“Saya pikir DKI sudah siap untuk tatap muka. Sekolah-sekolahnya sudah terfasilitasi, tinggal langkah-langkah percepatan yang lain, seperti vaksin salah satunya,” kata Zita Anjani dari Fraksi PAN, Selasa (8/6/2021).
Baca juga: Jokowi Usul PTM Diikuti 25 Persen Pelajar, DKI: Kalau Memang Baik Kenapa Tidak
Zita mengungkapkan, konsep pembelajaran daring saat ini sudah sangat tidak sehat untuk anak.
Mereka dianggap terkungkung di rumah, tidak bisa bermain dan tidak ada teman nyata.
Kata dia, mereka justru memanfaatkan gawai tidak hanya untuk belajar, tapi bermain permainan, aplikasi media sosial seperti Tik Tok dan Instagram.
Seringnya mereka bermain gawai, akan berdampak pada tumbuh kembangnya.
“Saya khawatir di masa-masa golden age (usia emas) anak, mereka tidak bisa belajar dan bermain. Tentu ini mengancam masa depan mereka,” imbuhnya.
Menurutnya, bila sekarang tingkat kasus baru atau positivity rate di Jakarta tinggi di kisaran 10,8 persen, harusnya Disdik dan Dinkes bergotong royong dengan elemen lain untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Baca juga: PTM Batal Dimulai, Sudin Pendidikan Jakarta Pusat Masih Tunggu SK Pelaksanaan dari Kemendikbud
Seperti diketahu, Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) tidak menyarankan tingkat positivity rate melebihi lima persen.
“Reaksi pemerintah daerah terkait keputusan sekolah tatap muka tentu beda-beda, bergantung dengan situasi di daerahnya masing-masing. Kalau Pemprov DKI katanya masih ingin mengkaji, kami hormati itu, sebab syarat utamanya adalah mendapatkan izin dari Pemda setempat,” jelasnya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta akan mengkaji usulan Presiden RI Joko Widodo soal pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah yang diikuti 25 persen pelajar.
Kajian dilakukan untuk menghindari penyebaran Covid-19 di kalangan pelajar saat melaksanakan PTM di sekolah.
"Kalau memang 25 persen yang terbaik kenapa tidak, kami dukung masukan dari Pak Presiden dan nanti kami akan diskusikan bersama Forkompinda, epidemiologi dan pihak lainnya," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria.
Baca juga: Persiapan PTM, 32 Santri di Harjasari Bogor Selatan Positif Covid-19, Bima Arya Keluarkan Maklumat
Ariza mengatakan, permintaan Jokowi tentu akan menjadi perhatian pemerintah daerah bersama Forkopimda DKI Jakarta. Kata dia, Pemerintah DKI telah melaksanakan uji coba PTM di 83 sekolah beberapa waktu lalu.
Saat itu 50 persen pelajar belajar dari sekolah, dan sisanya 50 persen lagi belajar dari rumah melalui online.
"Pak Jokowi malah lebih ketat lagi 25 persen (di sekolah), kami akan lihat dan saya kira pak Jokowi mendapatkan masukan-masukan kemudian memberikan perhatian berapa idealnya," ujar Ariza.
Sebelumnya, kejadian ekstrem terjadi di sebuah sekolah SMA di Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, yakni seorang siswa meninggal dunia karena stres pembelajaran jarak jauh (PJJ).
Baca juga: Kemendikbudristek Minta Peran Serta Masyarakat Awasi PTM Agar Tak Tercipta Klaster Sekolah
Seperti diketahui, PJJ kencang digencarkan di Indonesia terutama Tangerang selama pandemi Covid-19.
Polisi kini menyelidiki kabar meninggalnya siswa kelas 3 tersebut yang berinisial ST di Mauk, Kabupaten Tangerang, beberapa hari lalu.
Dari informasi yang didapatkan, ST diduga kelelahan hingga stres setelah melakukan metode pembelajaran online alias PJJ.
"Sampai saat ini masih kami selidiki dan mencari informasi kebenarannya dan alamat korban, karena dari keterangan warga yang kami peroleh yang bersangkutan itu meninggal karena sakit lambung," ungkap Kapolsek Mauk, AKP Kresna Aji Perkasa, saat dikonfirmasi, 19 November 2020.
Menurutnya, ST sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Sari Asih, Tangerang selama beberapa hari.
Kemudian, korban dilarikan ke rumah sakit kawasan Jakarta Barat.
Baca juga: Didesak Nadiem Makarim, Pemprov DKI Bakal Kaji Kegiatan PTM di Bulan Juli
"Sempat dibawa ke Rumah Sakit Sari asih Tangerang, baru kemudian yang bersangkutan dirawat di RSJ Grogol dan dari RSJ Grogol hasil medisnya belum keluar," ujar Kresna.
Kendati demikian, ia belum bisa memastikan kebenaran perihal yang bersangkutan stres karena belajar daring di tengah pandemi Covid-19.
"Karena untuk di rumah sakit Grogol juga belum ada info hasil medisnya jadi kita tidak bisa memastikan yang bersangkutan ini stres karena belajar online atau tidak," tutupnya.