Regulasi PSSI

Akmal Marhali Desak PSSI Membuat Regulasi Tegas agar Tim tak Sering Ganti Nama dan Pindah Markas

Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, meminta PSSI membuat regulasi agar tim tak sering ganti nama dan pindah markas.

Penulis: Yudistira Wanne | Editor: Valentino Verry
Dok.Pribadi
Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali mendesak PSSI agar segera mengeluarkan regulasi agar klub tak sering ganti nama dan pindah markas. Karena hal itu membingungkan suporter. 

Hingga berita ini diturunkan, pihak suporter dan manajemen tim berjuluk Laskar Padjajaran belum memberikan keterangan resmi.

Merger tim sepak bola di Indonesia

Baca juga: Umuh Muchtar Komisaris PT PBB Ungkap Format Kompetisi Keinginan Persib di Kongres PSSI

Merger sebenarnya bukan hal baru dalam dunia sepak bola, hal ini terjadi bahkan di berbagai belahan dunia, seperti peserta Ligue 1 Perancis, PSG, di mana klub tersebut merupakan penggabungan dari Paris FC dengan Stade Saint-Germain.

Di Indonesia, tercatat sejumlah klub yang berhasil melakukan merger, salah satunya Borneo FC yang memisahkan diri dari Persisam Putra Samarinda, dan kini tim tersebut mendominasi Kalimantan Timur.

Borneo FC naik ke divisi dua setelah mengakuisisi Perseba Super Bangkalan, hingga pada akhirnya Borneo FC menjadi klub yang sehat secara finansial di Liga 1.

Namun, tidak sedikit pula klub merger yang kerap berganti nama dan berpindah home base, sehingga membuat bingung banyak pihak.

Koordinator Save Our Soccer (SOS), Akmal Marhali, menyarankan agar federasi sepak bola Indonesia membuat regulasi tegas terkait merger suatu tim.

"Pernyataan SOS poin tiga, usulan agar dibahas di Kongres Tahunan mengarah kepada tuntunan agar PSSI membuat regulasi soal jual beli klub, pindah homebase, ganti nama, ganti logo, itu agar terjaga security bussiness sebuah klub dan menghadirkan keamanan serta kenyamanan dalam industri bisnis sepak bola nasional," ujarnya.

Akmal pun membeberkan bahwa merger yang dilakukan sejumlah tim sepak bola di Indonesia sudah tidak sesuai dengan jalurnya.

Baca juga: Waketum PSSI Iwan Budianto Beberkan Format Kompetisi Liga 1 2021 Dengan Sistem Series

"Merger yang dilakukan klub Indonesia banyak yang salah kaprah, cuma mau cari jalan instan, misalkan, Bandung Raya merger dengan Pelita Jaya, itu hanya untuk menaikkan nama Bandung Raya lagi ke level elite, sementara Bandung Rayanya tidak dikelola dengan baik," bebernya.

"Sama dengan Persikabo, putus asa main di Liga 3, berharap bisa main di level elit, akhirnya beli lisensi klub PS Tira, habis itu mau balik nama BPKB menjadi Persikabo," tambahnya.

Akmal menuturkan, sepak bola Indonesia jangan dijadikan suatu hal yang salah kaprah sehingga membuat ekosistem sepak bola menjadi tidak benar.

Untuk itu, Akmal berharap PSSI membuat regulasi yang mengatur klub pindah home base, berganti nama, berganti logo agar sepak bola Indonesia lebih baik ke depannya.

"Jangan sampai sepak bola Indonesia mengedepankan hukum rimba dan membuat kapok sejumlah investor baru yang ingin terjun di bisnis sepak bola karena tidak adanya aturan," tegasnya.

Baca juga: Akmal Marhali Koordinator Save Our Soccer Ajukan 7 Poin Masukan Untuk PSSI

"Ekosistem sepak bola Indonesia harus dibuat sehat, kolamnya harus bersih bila ingin mendapatkan panen ikan yang berkualitas," tambahnya.

Halaman
123
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved