Vaksinasi Covid
Hasil Investigasi Kasus KIPI, Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari: AstraZeneca Aman Digunakan
KIPI serius yang diduga terkait vaksin AstraZeneca baru-baru ini telah terkonfirmasi tidak berkaitan langsung dengan vaksin tersebut.
Penulis: Irwan Wahyu Kintoko | Editor: Irwan Wahyu Kintoko
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Seiring dilaksanakannya program vaksinasi Covid-19, pemerintah telah melakukan pengawasan untuk demi melindungi masyarakat.
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) adalah kejadian medis yang diduga terkait vaksinasi.
KIPI yang diduga terkait vaksin AstraZeneca baru-baru ini telah terkonfirmasi tidak berkaitan langsung dengan vaksin tersebut.
Baca juga: Dukung Program Pemerintah, Ratusan Karyawan OT Group Terima Vaksinasi Gotong Royong
Baca juga: Komnas KIPI Pastikan Tak Ada Warga yang Meninggal Akibat Vaksinasi Covid-19
Ketua Komnas KIPI Prof Hindra Irawan Satari mengatakan, pihaknya mengumpulkan data dan membandingkan dengan hasil uji klinik vaksin AstraZeneca.
"Kasus KIPI terakhir sudah kami investigasi," kata Hindra Irawan Satari dalam Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN, Selasa (25/6/2021).
"Usai mengkaji data rekam medis pasien, dan pemeriksaan laboratorium, disimpulkan kasus itu disebabkan penyebab lain, tidak terkait vaksin AstraZeneca," jelasnya.

Menurut Hindra Irawan Satari, proporsi KIPI yang dilaporkan mengenai AstraZeneca lebih rendah daripada data hasil uji klinik fase I-III vaksin itu.
"Oleh karena itu AstraZeneca aman digunakan," katanya.
Ellen Sianipar, Ketua Komda PP KIPI Provinsi DKI Jakarta, menyatakan, sampai saat ini KIPI yang ditemukan di DKI Jakarta masih bersifat ringan.
Baca juga: Pelaku UMKM Partisipasi di Vaksinasi Gotong Royong, Wagub DKI Optimis Perekonomian Cepat Pulih
Baca juga: Ribuan Karyawan Grup Astra Ikut Vaksinasi Gotong Royong, Kimia Farma Siapkan Layanan Digital
"Bersifat ringan seperti demam yang kemudian bisa hilang dengan sendirinya setelah satu dua hari," jelas Ellen Sianipar.
"Sebelumnya AstraZeneca sudah dipakai untuk vaksinasi anggota TNI dan Polri sejak akhir Maret lalu," lanjutnya.
Sementara untuk masyarakat umum, AztraZeneca baru dipakai Mei 2021 ini.

"Sampai sekarang vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca masih berlangsung dan saya harap masyarakat masih percaya dengan vaksin tersebut," katanya.
Gejala yang perlu diperhatikan, menurut Hindra Irawan Satari, adalah sakit kepala hebat, penglihatan kabur, sesak napas, sakit perut, dan pembengkakan tungkai.
"Kalau itu terjadi lebih baik segera melapor supaya bisa diberi petunjuk apakah perlu dirujuk ke rumah sakit atau tidak," jelas Hindra Irawan Satari.
Jujur Sebelum Terima Vaksin
Jane Soepardi, pakar imunisasi, menyatakan, masyarakat diminta jujur jika ada masalah kesehatan sebelum menerima vaksin.
"Apabila sakit, sebaiknya berobat dulu sebelum divaksinasi," kata Jane Soepardi.
"Apabila kita sakit dan menerima vaksin, dikhawatirkan mubazir dalam tubuh kita dan tidak efektif membentuk antibodi," lanjutnya.
Baca juga: Target Vaksinasi Covid-19 untuk Pelayan Publik di Jakarta Barat Baru 34,9 Persen
Baca juga: Stok Vaksin Bakal Berlimpah Mulai Juni, Ganjar Minta Percepatan Vaksinasi Kembali Dikebut
Akibat lainnya, jelas Jane Soepardi, "Apabila seseorang sakit dan diduga terkait vaksinasi, bisa memperlama program vaksinasi."
Menurut Jane Soepardi, vaksin AstraZeneca adalah vaksin yang saat ini paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Jumlah kasus global saat ini sudah mulai menurun karena adanya program
vaksinasi global.

"Kasus Covid-19 seperti di Amerika dan Eropa yang dulunya tinggi, kini sudah turun," kata Jane Soepardi.
KIPI setelah divaksinasi AstraZeneca pada kelompok lanjut usia justru lebih rendah dibandingkan kelompok umur lainnya.
"Merujuk hasil penelitian, vaksin AstraZeneca lebih aman diberikan ke lansia," ucap Hindra Irawan Satari.
Baca juga: Ahmad Riza Patria Sebut Vaksin Gotong Royong Membantu Pemerintah dalam Program Vaksinasi Covid-19
Baca juga: Program Vaksinasi Gotong Royong, Waketum Kadin Indonesia: Tahap III, Ada 22.700 Perusahaan Mendaftar
Harus diingat masyarakat, kata Jane Soepardi, "Kemungkinan kita tertular Covid-19 masih ada karena vaksin tidak memproteksi seratus persen."
Artinya, "Kita tetap harus menjaga protokol kesehatan untuk menjaga diri kita dan orang lain," ucap Jane Soepardi.