Fenomena Alam

Ini Waktu yang Tepat Melaksanakan Gerhana Bulan Total Hari Rabu 26 Mei 2021, Lengkap dengan Caranya

Dengan adanya gerhana bulan total bagi muslim disunahkan melaksanakan shalat gerhana bulan. Kapan pelaksanaannya tergantung bulan itu muncul

Warta Kota/Henry Lopulalan
Ilustrasi - kapan pelaksanan shalat gerhana bulan total pada 26 Mei 2021? dok foto fase gerhana bulan total yang diambil di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta, Rabu (31/1). 

- Awal Sebagian (16.44.37 WIB/ 17.44.37 WITA/ 18.44.37 WIT) dapat terlihat di Papua, Papua Barat, Maluku (kecuali Kep. Aru), Maluku Utara, Sulawesi Utara, sebagian Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, NTT.

- Awal Total (18.09.29 WIB/ 19.09.29 WITA/ 20.09.29 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia, kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, sebagian Riau.

- Puncak gerhana (18.18.43 WIB/ 19.18 43 WITA/ 20.18.43 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia, kecuali: Aceh, Pulau Nias, sebagian Sumatera Utara

- Akhir Sebagian (19.52.49 WIB/ 20.52.49 WITA/ 21.52.49 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia

- Akhir Penumbra (20.51.16 WIB/ 21.51.16 WITA/ 22.51.16 WIT) dapat terlihat di seluruh Indonesia.

Terkait Gerhana Bulan Total ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan melakukan pengamatan di beberapa wilayah.

Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG, Rahmat Triyono menyatakan, pihaknya menggunakan teleskop yang dipadukan dengan detektor dan teknologi informasi dan disebarluaskan melalui https://www.bmkg.go.id/gbt.

Gerhana Bulan Total ini dapat disaksikan jika kondisi cuaca cerah-berawan.

Ia memastikan, Gerhana Bulan Total aman disaksikan oleh masyarakat dengan mata telanjang tanpa harus menggunakan kaca mata khusus gerhana.

"Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis," kata dia.

Masyarakat dapat mengikuti proses pengamatan ini dengan mengakses https://www.bmkg.go.id/gbt.

Mereka yang berada di pesisir atau pinggir laut (pantai) perlu mewaspadai terjadinya pasang air laut yang lebih tinggi dari pasang normalnya.

Lebih jauh Rahmat menjelaskan bahwa Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar.

"Hal ini terjadi saat Bulan berada di umbra Bumi, yang berakibat, saat puncak gerhana bulan total terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah, terkenal dengan istilah Blood Moon," kata dia kepada Kompas.com, Jumat 21 Mei 2021.

Triyono menjelaskan, posisi Bulan saat terjadi gerhana, berada di posisi terdekat dengan bumi (Perigee), maka Bulan akan terlihat lebih besar dari fase-fase purnama biasa, sehingga sering disebut dengan Super Moon.

"Sehingga, Gerhana Bulan Total tanggal 26 Mei 2021 dikenal juga dengan Super Blood Moon, karena terjadi saat bulan di Perigee, Bulan berada di jarak terdekat dengan Bumi," ucap Triyono.

Triyono mengatakan, BMKG akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021 di lokasi-lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Bertepatan dengan Perige dan Waisak

Gerhana Bulan Total Super Blood Moon tahun 2021 terjadi pada hari Rabu 26 Mei.

Terjadinya Gerhana Bulan Total, bersamaan dengan perayaan Hari Raya Waisak 2565 BE.

GBT yang beriringan dengan Hari Raya Waisak dalam seabad terakhir pernah terjadi pada 24 Mei 1910, 14 Mei 1938, 14 Mei 1957, 25 Mei 1975, dan 16 Mei 2003.

Fenomena ini akan terjadi kembali pada 26 Mei 2040, 7 Mei 2050, 6 Mei 2069, 17 Mei 2087 dan 29 Mei 2106.

Bahkan, 16 Mei 2023 merupakan salah satu diantara dua Bulan Super Merah yang terjadi ketika Hari Raya Waisak di abad ke-21 selain 26 Mei 2021.

Bulan Super Merah yang beriringan dengan Hari Raya Waisak pernah terjadi sebanyak empat kali pada abad ke-18, yakni pada 10 Mei 1808, 21 Mei 1826, 1 Juni 1844 dan 21 Mei 1845.

Fenomena ini berulang setiap 195 tahun sekali akan terjadi kembali pada 10 Mei 2199, 21 Mei 2217 dan 16 Mei 2394. 

Tak hanya itu. Spesialnya Gerhana Bulan Total kali ini juga beriringan dengan terjadinya Perige, yakni ketika Bulan berada di jarak terdekatnya dengan Bumi. 

Puncak gerhana terjadi pada pukul 18.18.43 WIB / 19.18.43 WITA / 20.18.43 WIT dengan jarak 357.464 kilometer dari Bumi.

Sementara itu puncak Perige terjadi pada pukul 08.57.46 WIB / 09.57.46 WITA / 10.57.46 WIT dengan jarak 357.316 kilometer dari Bumi.

Melansir laman BMKG, Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalanginya cahaya Matahari oleh Bumi sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.

Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.

Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar.

Hal ini membuat Bulan masuk ke umbra Bumi.

Akibatnya, saat fase totalitas gerhana terjadi Bulan akan terlihat kemerahan.

Adapun Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi
dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.

Pada tahun 2021 terjadi 4 (empat) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Matahari dan 2 (dua) kali gerhana Bulan.

Rinciannya adalah sebagai berikut :

1. Gerhana Bulan Total (GBT) 26 Mei 2021 yang dapat diamati dari Indonesia

2. Gerhana Matahari Cincin (GMC) 10 Juni 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia

3. Gerhana Bulan Sebagian (GBS) 19 November 2021 yang dapat diamati dari Indonesia

4. Gerhana Matahari Total (GMT) 4 Desember 2021 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.

Dengan membandingkan jarak Bumi-Bulan dan kejadian Gerhana Bulan Total 26 Mei 2021, dapat diketahui bahwa waktu puncak gerhana ini terjadi hanya 9 jam 28 menit dari sejak Bulan berada di perige.

Karena itu, gerhana ini dapat disebut sebagai gerhana bulan total perige atau dikenal pula sebagai Super Blood Moon, mengingat saat fase totalitas Bulan akan terlihat kemerahan.

Pada puncak gerhananya, di sebagian besar wilayah Indonesia posisi Bulan dekat dengan horizon di bagian Timur sehingga memungkinkan pengamat untuk dapat mengabadikan kejadian gerhana ini dengan latar depan bangunan yang bersejarah atau ikonis.

Gerhana bulan total perige sebelumnya yang teramati di Indonesia terjadi pada 31 Januari 2018.

Adapun gerhana bulan total perige yang akan datang yang dapat diamati lagi di Indonesia akan terjadi pada 8 Oktober 2033.  (*)

_______
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Niat dan Tata Cara Salat Gerhana Bulan Penumbra 30 November 2020

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved