Dampak Pandemi Virus Corona

Akibat Pandemi Virus Corona 5,62 Juta Orang Kehilangan Pekerjaan Formal pada Tahun 2020

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membuka angka-angka yang terdampak dari sisi buruh atau karyawan selama pandemi virus corona.

Editor: Valentino Verry
unsplash/Viktor Forgacs
Ilustrasi virus corona. Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, buruh yang bekerja di sektor informal naik sebanyak 4,55 juta pekerja. Sementara, yang terkena PHK 5,62 juta orang. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian membuka angka-angka yang terdampak dari sisi buruh atau karyawan selama pandemi virus corona di tahun 2020. 

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, mengatakan buruh yang bekerja di sektor informal naik sebanyak 4,55 juta pekerja. 

"Sementara, di sektor formal menurun karena mengalami pemutusan hubungan kerja, pengurangan jam kerja, dan sebagainya turun sebesar 5,62 juta orang," ujarnya saat webinar, Rabu (26/4/2021). 

Baca juga: VIDEO Bengkel di Tangerang Harus Gali Lubang Tutup Lubang, Terdampak Virus Corona

Baca juga: Peduli Korban Dampak Virus Corona, Tama Kangen Band dan Gus Toni Bagikan Sembako dan Masker

Menurut Susiwijono, ini yang harus diantisipasi sama-sama, sehingga program pemulihan ekonomi nasional (PEN) untuk mendukung sektor informal bisa jadi bantalan pemulihan ekonomi. 

"Beberapa dukungan yakni subsidi bunga UMKM dan banpres usaha mikro," katanya. 

Terkait UMKM menjadi posisi kunci di pemulihan ekonomi karena di pandemi ini akselerasi sudah mengadopsi teknologi digital. 

"Ada kenaikan 37 persen konsumen baru gunakan ekonomi digital setelah ada pandemi Covid-19, dan setelahnya 93 persen akan tetap memanfaatkan ekonomi digital pascapandemi Covid-19. Kemudian, satu dari lima pelaku usaha lebih aktif menjual di e-commerce adalah pengguna baru," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Susiwijono juga menyampaikan ada berbagai sinyal positif menandakan ekonomi sudah mulai pulih saat ini. 

Dari sisi pengeluaran, lanjutnya, berbagai leading indicator sebagai komponen pertumbuhan ekonomi menunjukkan tren pemulihan. 

Baca juga: Pengusaha Warteg di Tangsel Terpanggil Membantu Masyarakat yang Terkena Dampak Virus Corona

Baca juga: Bupati Tangerang Jabarkan Skema dalam Upaya Pemulihan Ekonomi Dampak Virus Corona

"Mulai indeks keyakinan konsumen di Maret naik cukup tinggi ke level 93,4. Kemudian, penjualan mobil terdorong dengan berbagai kebijakan pemerintah, naik tinggi di Maret ke level 28,2," ujarnya. 

Susiwijono menjelaskan, pendorong naiknya penjualan mobil yakni dengan stimulus relaksasi Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPnBM). 

"Sebagaimana kita ketahui, kebijakan insentif PPnBM meningkatkan penjualan otomotif sampai 72,6 persen month to month," katanya. 

Selain itu, dia menambahkan, penjualan properti juga melesat, di antaranya dengan adanya insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN). 

"Demikian juga properti, informasi dari REI (Real Estat Indonesia) kemarin (penjualan) naik 39,6 persen. Saya pikir di Maret dan April ini bagus untuk indikator konsumsi, terus memberikan sinyal positif," pungkas Susiwijono. (Yanuar Riezqi Yovanda)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved