Otomotif
Dampak Kebijakan PPnBM, Penjualan Kendaraan Bermotor Melonjak di Bulan Maret 2021, Capai 172 Persen
Lonjakan penjualan kendaraan bermotor di Bulan Maret 2021 terjadi berkat diterapkannya kebijakan PPnBM oleh pemerintah pusat.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Terjadi lonjakan penjualan kendaraan bermotor di bulan Maret 2021.
Lonjakan penjualan otomotif ini terjadi berkat diterapkannya kebijakan PPnBM oleh pemerintah pusat.
Hal tersebut dibenarkan Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (GAIKINDO), Yohannes Nangoi.
Menurutnya, adanya kebijakan pemerintah merelaksasi PPnBM kendaraan bermotor sejak Maret 2021 menjadi momentum bangkitnya industri otomotif Indonesia.
Baca juga: Toyota Bersyukur, Perluasan Relaksasi PPnBM Bikin SPK Kijang Innova Naik 120 Persen
Baca juga: Berkat Relaksasi PPnBM, Penjualan Mobil Honda Melejit 265 Persen
Baca juga: Dampak Relaksasi PPnBM, Industri Otomotif Mulai Bangkit, Mazda Perluas Jaringan Dealer ke Pontianak
Terbukti semenjak diberlakukannya kebijakan PPnBM, terjadi lonjakan penjualan atau wholesale kendaraan bermotor yang memenuhi ketentuan insentif Pemerintah.
Diketahui, lonjakan penjualan kendaraan bermotor mencapai 172 persen di bulan Maret 2021 dibanding dengan penjualan dibulan Februari 2021.
“Angka pencapaian total pada bulan Maret 2021 mencapai lebih dari 85.000 unit, mendekati angka pencapaian normal yang berada pada angka sekitar 90.000 unit"
"Peningkatan yang signifikan ini merupakan awal yang luar biasa atas pulihnya ekosistem industri otomotif nasional yang sempat terpukul sangat dalam"
"karena pandemi COVID-19 di tahun 2020,” ujarnya Yohannes Nangoi dalam keterangan resminya, pada Selasa (27/4/2021).
Penyesuaian kapasitas produksi
Ia juga mengatakan, dengan adanya kebijakan PPnBM ini turut menggerakkan pasar dan mendorong tingginya permintaan unit kendaraan.
Maka dari itu, diperlukan penyesuaian kapasitas produksi untuk memenuhinya.
“Namun, disisi lain upaya percepatan produksi harus tetap mematuhi persyaratan dan ketentuan protokol kesehatan yang berlaku"
"Upaya percepatan tidak dapat berlangsung secara maksimal, sehingga efek kejar-kejaran permintaan dan produksi tidak dapat dielakkan,” kata Yohannes Nangoi.
Selain itu, keterbatasan pasokan semi-conductor juga menjadi salah satu alasan terhambatnya kecepatan produksi industri otomotif di Indonesia.
Namun, perlu dicatat bahwa kurangnya ketersediaan semi-conductor menyebabkan production shortage bukan hanya menjadi persoalan di Indonesia.
Namun telah menjadi penyebab terjadinya kekurangan produksi kendaraan secara global.
Menurut GAIKINDO, terjadinya kondisi production shortage telah diantisipasi oleh para pelaku industri otomotif dan juga Kementerian Perindustrian RI.
Yakni dengan meminta langsung support dari prinsipal merek.
Hal ini juga menjadi salah satu pembahasan utama pada pertemuan Menteri Perindustrian RI dengan para prinsipal Jepang pada awal Maret lalu.
GAIKINDO meyakini bahwa kondisi ini akan dapat segera diatasi oleh industri otomotif Indonesia,
“Kondisi ini sudah diantisipasi dari awal diberlakukannya kebijakan PPnBM, dan saat ini seluruh lini industri otomotif Indonesia tengah fokus untuk mempercepat produksi dan memenuhi permintaan konsumen,” ujar Yohannes Nangoi.
Kontribusi 3,98 persen terhadap PDB Indonesia
Industri otomotif sebagai salah satu sektor andalan yang punya kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional.
Pada tahun 2019 sektor industri otomotif memberikan kontribusi sebesar 3,98 persen terhadap PDB Indonesia.
Pada tahun yang sama juga mampu mengekspor kendaraan CBU sebesar 332.000 unit ke berbagai negara.
Termasuk dalam sepuluh besar eksporter non-migas, menjadikan industri otomotif sebagai salah satu penghasil devisa bagi negara.
Upaya industri otomotif juga menjadikan Indonesia mampu swa-sembada mobil dengan total kapasitas produksi sebesar 2,4 juta unit mobil per tahun.
Industri otomotif Indonesia tercatat menyerap tenaga kerja lebih dari 1,5 juta orang berkerja di sektor industri otomotif ini.
Menurut Yohannes Nangoi, dengan tanggungjawab menopang lebih dari 1,5 juta tenaga kerja di Indonesia, industri otomotif harus bangkit dan terus bergerak.
Selain itu, kebijakan PPnBM jadi jawaban paling tepat karena memberi percepatan luar biasa terhadap upaya pemulihan industri otomotif.
“GAIKINDO merasa sangat berterimakasih kepada Kementerian Perindustrian RI, Kementerian Keuangan dan Kementerian Koordinator Perekonomian yang telah memperjuangan kebijakan PPnBM tersebut,” ujarnya.
Relaksasi PPnBM Bikin SPK Kijang Innova Naik 120 Persen
Marketing Director Toyota Astra Motor (TAM) Anton Jimmi Suwandy, mengungkap relaksasi PPnBM membuat Surat Pemesanan Kendaraan atau SPK Kijang Innova naik 120 persen.
"Untuk SPK Fortuner dari tanggal 1-21 April itu meningkat kira-kira 80 persenan dan Kijang Innova itu bahkan meningkatnya 120 persen," tutur Anton saat jumpa pers, Jumat (23/4/2021).
Adanya relaksasi PPnBM juga membuat penjualan ritel Toyota menyentuh angka 26.000 unit pada Maret atau naik sekitar dua kali lipat dibanding Februari 2021.
Anton menyebut, dengan relaksasi PPnBM yang diberikan pemerintah membuat industri otomotif Indonesia kembali bergairah usai diterjang Covid-19.
Selain itu, mulai diperbolehkannya pameran otomotif seperti IIMS Hybrid 2021 juga menjadi momentum baik untuk mendukung pertumbuhan industri otomotif.
"Ini sangat luar biasa, mudah-mudahan ini adalah suatu titik balik dan momentum yang positif untuk industri otomotif nasional dan juga dibantu lagi dengan pameran IIMS, saya rasa ini sangat baik bagi kita," ucap Anton.
Penjualan Honda melejit
emerintah berupaya mendorong pemulihan industri otomotif yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19 pada tahun lalu.
Langkah yang diambil ialah memberikan relaksasi PPnBM bagi mobil baru dengan tahun produksi 2021.
Berkat insentif ini, penjualan PT Honda Prospect Motor (HPM) melejit hingga 265 persen dibanding Februari atau sebelum penerapan relaksasi PPnBM.
"Secara total, produk-produk Honda yang mendapatkan relaksasi PPnBM mencatat peningkatan penjualan sebesar 265 persen dibandingkan bulan Februari, dengan HR-V 1.5 mencatat peningkatan penjualan tertinggi"
"disusul oleh Brio RS, Mobilio dan BR-V," tutur Business Innovation and Marketing & Sales Director PT Honda Prospect Motor Yusak Billy, Senin (19/4/2021).
Honda juga mencatat peningkatan permintaan untuk produk terbarunya yang pada awal April lalu mendapatkan relaksasi pajak yaitu New Honda CR-V dan Honda City Hatchback RS.
"Saat ini kami fokus untuk menjaga pasokan untuk dapat memenuhi permintaan konsumen dalam waktu secepatnya," ungkap Billy.
Pencapaian penjualan Honda pada bulan Maret lalu juga didukung dengan penyegaran beberapa produk.
Honda sendiri mengawali tahun 2021 dengan langsung meluncurkan 3 produk baru di bulan Februari, yaitu New Honda CR-V, New Honda Brio RS Urbanite Edition dan New Honda Odyssey.
Pada bulan Maret lalu, Honda menambah line-up produknya dengan memperkenalkan Honda City Hatchback RS di pasar otomotif Indonesia.
Honda mencatat penjualan retail sebesar 10.048 unit pada bulan Maret lalu, meningkat sebesar 67 persen dibandingkan penjualan pada bulan sebelumnya.
Kontribusi tertinggi masih datang dari Honda Brio yang menyumbangkan 47 persen dari total penjualan Honda, dimana Honda Brio Satya terjual sebanyak 2.612 unit dan Honda Brio RS sebanyak 2.148 unit.
Sementara itu, Honda HR-V 1.5L mencatat penjualan sebesar 2.918 unit, Honda Mobilio sebesar 1.078 unit dan Honda BR-V sebesar 286 unit.
Sedangkan Honda CR-V telah berhasil membukukan penjualan sebanyak 682 unit, Honda HR-V 1.8L sebanyak 132 unit, Honda Civic Hatchback sebanyak 60 unit, Honda Jazz sebanyak 41 unit, Honda Odyssey sebanyak 6 unit dan Honda City Hatchback sebanyak 1 unit.
Pada segmen sedan, Honda Civic Sedan meraih penjualan sebesar 44 unit, Honda Accord sebanyak 23 unit, Honda City Sedan sebanyak 16 unit dan Honda Civic Type R sebanyak 1 unit.
Penjualan Wuling juga melesat
Wuling Confero buatan PT SGMW Motor Indonesia masuk ke dalam mobil yang mendapat relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) nol persen, sejak Maret 2021.
Relaksasi PPnBM nol persen yang berlaku hingga Mei mendatang ini disambut positif oleh Wuling.
"Kami mendapat sambutan positif terhadap penjualan Confero series yang mendapatkan insentif PPnBM dari pemerintah," tutur Media Relations Wuling Motors, Brian Gomgom saat dihubungi Tribunnews, Senin (12/4/2021).
Pada 31 Maret lalu, Sales Director Wuling Motors Harry Kamora pada saat acara di Tangerang, menyebut penjualan Confero berhasil mengalami kenaikan sebesar 40 persen selama sebulan penerapan insentif PPnBM.
Sayangnya, Wuling Motors Indonesia tak menyebut lebih rinci besaran volume kendaraan yang terjual.
Meski demikian, penjualan Wuling terus tumbuh bersamaan dengan masih berjalannya relaksasi PPnBM dari Pemerintah.
Penjualan Wuling terbanyak masih disumbang oleh wilayah-wilayah di Pulau Jawa.
"Secara wholesales kami melihat adanya peningkatan dibandingkan bulan lalu dan kontribusi penjualan paling banyak berasal dari Pulau Jawa," imbuh Gomgom.
(Tribunnews.com/DIP/Lita Febriani)