Kecelakaan Alutsista

Update Kapal Selam Nanggala-402, Persediaan Oksigen Sampai Hari Sabtu Tinggal 72 Jam Lagi

Persediaan oksigen di kapal selam KRI Nanggala semakin menipis, hingga Sabtu (24/4/2021) 03.00 WIB belum ditemukan lokasinya

antarafoto.com/M Risyal Hidayat
Prajurit TNI AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal, setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. 

WARTAKOTALIVE.COM, BALI -- Persediaan oksigen di kapal selam KRI Nanggala semakin menipis, hingga Sabtu (24/4/2021) 03.00 WIB belum ditemukan lokasinya.

Cadangan oksigen di kapal selam yang hilang kontak di perairan utara Bali sejak Rabu (21/4/2021) pukul 03.00 WIB hanya bertahan 72 jam.

Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono, Kamis (24/4/2021).

"Apabla kondisi black out mampu 72 jam, kurang lebih 3 hari. Jadi saat kemarin hilang kontak jam 3, bisa sampai hari Sabtu jam 3, sehingga 72 jam. Mudah-mudahan segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada," ujar Yudo saat konferensi pers, Kamis.

Baca juga: 21 Armada Dikerahkan Cari Nanggala, Termasuk Kapal Selam Buatan dalam Negeri KRI Alugoro-405

Konsentrasi di perairan utara Celukan Bawang Bali

Sementara itu TNI mengonsentrasikan pencarian kapal selam KRI Nanggala-402 pada sembilan titik di perairan utara Celukan Bawang, Bali.

Sembilan titik lokasi pencarian tersebut berada sekitar 23 nautical mile (NM) atau 40 kilometer dari perairan utara Celukan Bawang.

"Sesuai dengan data yang kami terima sampai sore hari ini ada sembilan titik termasuk ada yang tumpahan maupun ada yang daya magnetnya sangat kuat," ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Achmad Riad dalam konferensi pers di Bali, dikutip dari kanal YouTube Puspen TNI, Jumat (23/4/2021).

Hingga kini sudah ada personel militer luar negeri yang sudah merapat ke perairan Bali, di antaranya lima personel Angkatan Bersenjata Singapura.

Baca juga: Profil Letkol Laut Heri Oktavian Komandan Kapal Selam KRI Nanggala yang Tenggelam di Perairan Bali

Kelimanya bahkan sudah bergabung dengan tim TNI yang berada di KRI dr Soeharso-990.

Mereka telah menjalin koordinasi sekaligus menunggu kehadiran kapal penyelamat kapal selam MV Swift Rescue milik Angkatan Laut Singapura (RSN).

Selain itu, terdapat tim pesawat Amerika Serikat (AS), P-8 Poseidon. Pesawat P-8 Posedion sendiri dijadwalkan tiba malam ini.

"Tim dari Poseidon yang nanti akan sebagai operator atau pun membantu P-8 Poseidon Amerika dari US Airforce yang mudah-mudahan bisa datang malam atau dini hari nanti," ucap Riad.

Foto file. Awak kapal KRI Nanggala 402. Foto diambil di di Dermaga Kapal Selam Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/2/2019).
Foto file. Awak kapal KRI Nanggala 402. Foto diambil di di Dermaga Kapal Selam Komando Armada II, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (20/2/2019). (Antara foto)

Ia juga mengatakan bahwa temuan magnet di salah satu area di perairan utara Bali bisa menjadi titik terang penyelamatan.

"Jadi kemarin ada KRI Rimau yang disampaikan Bapak KSAL bahwa ada satu titik magnet yang sangat kuat. Mudah-mudahan itu tidak berubah dan akan dikejar itu. Mudah-mudahan itu jadi titik terang," imbuh Riad.

"Semua personel dilatih mengatasi masalah"

Baca juga: Ini Kata Peneliti LIPI Sampai Pengamat Soal Kapal Selam KRI Nanggala 402 Hilang Kontak

Baca juga: Komandan Satuan Kapal Selam TNI AL Ada di KRI Nanggala-402, Keluarga Gelar Doa Bersama di Depok

Sementara itu, Mantan Komandan KRI Nanggala-402 Letnan Kolonel Laut Ansori mengatakan, seluruh peralatan kapal selam pasti pernah mengalami masalah saat berlayar maupun bersandar.

Namun ia menegaskan, seluruh awak kapal selam sudah dilatih untuk mengatasi setiap masalah yang muncul.

"Terkait masalah, saya rasa di semua pesawat (dan kapal selam) juga mengalami. Semua personel dilatih survive untuk bisa mengatasi trouble (masalah) tersebut," kata Ansori di Base Ops Lanud I Gusti Ngurah Rai Bali, Jumat (23/4/2021).

Ansori menjelaskan, sistem keselamatan KRI Nanggala-402 sudah sesuai standar keselamatan internasional.

Peralatan keselamatan yang ada di kapal selam juga disesuaikan dengan jumlah personel yang berlayar di kapal selam itu.

"Jadi di kapal selam alat keselamatan sudah lengkap dan sesuai dengan standar internasional yang diperlukan oleh seluruh kapal selam-kapal selam di dunia," kata dia.

Kapal selam produksi Jerman tahun 1977 itu ditengarai mengalami black out atau mati listrik total saat penyelaman.

Baca juga: Ada Tumpahan Minyak di Dekat Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Ini Dua Dugaan KSAL

Baca juga: KRONOLOGI Kapal Selam KRI Nanggala-402 Hilang Kontak, Belum Dipastikan Tenggelam

Kapal yang dijuluki monster laut ini tersebut diperkirakan jatuh di kedalaman sekitar 600-700 meter dari permukaan laut.

Di dalam kapal tersebut, terdapat 53 awak kapal yang terdiri dari 49 anak buah kapal, 1 komandan satuan, dan 3 personel arsenal.

Misi pencarian ini bak dikejar waktu. Sebab, cadangan oksigen KRI Nanggala-402 sendiri hanya bertahan sampai Sabtu (24/4/2021).

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Imam Rosidin, Achmad Nasrudin Yahya)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Setelah 72 Jam Hilang, KRI Nanggala Belum Ditemukan, Cadangan Oksigen Hanya Bertahan 3 Hari"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved