Bulan Suci Ramadan
Masjid Jami Al Atiq, Berawal dari Sultan Mahmud Hasanuddin Hingga Pahlawan Betawi Si Pitung
Masjid Jami Al Atiq, Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan, menjadi satu dari sekian banyak masih yang sudah lama berdiri dan memiliki nilai sejarah.
Penulis: Junianto Hamonangan |
Ketika itu Si Pitung sempat bermukim beberapa lama, juga memperbaiki masjid agar terlihat lebih baik dan bisa digunakan sebagai tempat ibadah.
Yus menambahkan penampilan Masjid Jami Al Atiq yang terlihat sekarang merupakan hasil dari perbaikan yang dilakukan pada zaman Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin.
“Rapih tahun 70an jaman Ali Sadikin, terdeteksi masjid kuno,” ungkapnya.
Proses perbaikan sempat meninggalkan sisa sejarah masjid tersebut.
Namun, empat pilar yang berada ruang utama masjid tetap dipertahankan dilakukan dengan tidak meninggalkan bentuknya.
Baca juga: Melihat Indahnya Masjid Cut Meutia, Bangunan Peninggalan Belanda yang Pernah Dijadikan Kantor MPRS
“Pads saat itu ada beberapa bagian masjid disikat sama kontraktor cuman tiang di dalam masih asli. Aslinya ini masjid, ukurannya memang segitu, sebatas empat pilar itu,” katanya.
Sementara untuk peninggalan benda-benda sejarah lainnya di dalam masjid juga diamankan di sebuah museum.
Ketika itu proses renovasi yang berjalan dua kali itu tidak ada menara.
“Paling baru granit, belum ada setahun. Kalau menara dibangun tahun 2018, dulu nggak ada menara,” katanya.
Baca juga: Masjid Jami Matraman, Kerap Disinggahi Soekarno-Hatta dalam Menunaikan Ibadah Salat
Kini masjid yang berdiri di atas lahan sekitar 1.100 meter persegi tersebut hanya terdiri dari dua lantai dan banyak diginakan oleh masyarakat setempat untuk beribadah.
Bahkan masjid tersebut juga sempat menjadi tempat pengungsian warga yang terdampak banjir akibat luapan Sungai Ciliwung seperti yang terjsdi pada tahun 2002 silam. (jhs)