Info DPD RI
Anggota Komite I DPD RI Abdul Rahman Thaha: Lone Wolf dan Signifikansi Deradikalisasi
ART dari sisi teknis meminta Polri untuk mengimplementasikan predictive policing (PP) sekencang mungkin.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA — Peristiwa yang terjadi di Mabes Polri pada hari Rabu (31/3/2021) menyita banyak perhatian publik. Diantaranya yakni Abdul Rahman Thaha anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD RI).
ART sapaan akrab Abdul Rahman Thaha menyoroti kejadian tersebut. Sebagai anggota Komite I DPD RI yang membidangi diantaranya masalah keamanan menanggapi bahwa pelaku didampingi seorang guru.
"Metode baheula untuk membentuk teroris adalah memastikan si calon teroris didampingi guru, sosok berkharisma yang akan mencuci otaknya. Dewasa ini saya yakini bahwa beranak-pinaknya pelaku teror adalah lewat mekanisme self-radicalization dan self-recruitment. Pasokan modulnya berserak di dunia maya dan medsos," jelas Abdul Rahman Thaha.
Senator yang berasal dari Sulawesi Tengah ini merisaukan generasi milenial yang merupakan warga asli dunia itu. Mereka adalah pembelajar mandiri. Sehingga, lewat dua mekanisme tadi, lone wolf yang berasal dari kalangan muda tampaknya akan tumbuh subur.
"Untuk menangkalnya, saya ragu program deradikalisasi masih mujarab. Program deradikalisasi, saya khawatirkan, kalah cepat dibandingkan lalu lalangnya informasi-informasi jahat di dunia maya dan media sosial. Sebagai gantinya, kelola konten dan teknis semaksimal mungkin. Dari sisi konten, kita perlu perbanyak catatan prestasi positif tentang Pancasila yang kita sebut sebagai ideologi yang tergantikan. Sebarkan catatan hebat tentang Pancasila itu di dunia maya. Selama catatan itu dianggap masih minim, maka hal-hal lain akan menenggelamkan kedigdayaan Pancasila itu," ucapnya.
ART menjelaskan pula dari sisi teknis meminta Polri untuk mengimplementasikan predictive policing (PP) sekencang mungkin. PP disampaikan Kapolri sebagai tagline kepemimpinannya.
"Dalam pemahaman saya, PP adalah kerja perpolisian dengan memanfaatkan big data untuk mendeteksi gelagat keresahan sosial dan kejahatan. PP semestinya ideal untuk menangkal penyebaran konten negatif yang menjadi bahan bagi self-radicalization. Saya menantikan kerja PP itu." pungkasnya. (*)