Jakarta Urban Cycling Challenge 200Km
Jakarta Audax 200 Km, Bersepeda Jarak Jauh Berbatas Waktu Menyusuri Indahnya Perbukitan Klapanunggal
Event bersepeda jarak jauh berbatas waktu Jakarta Urban Cycling Challenge 200 Km kali ini menyusuri indahnya perbukitan karst Klapanunggal, Bogor.
Kepada peserta dibagikan kartu pemeriksaan yang disebut Brevets Randonneurs Mondiaux (BRM).
Kartu itu berisi sejumlah kolom yang harus diisi di titik pemeriksaan sebagai penanda.
Kini peran kartu tersebut sudah digantikan oleh sistem scan QR code lewat handphone.

Tapi kartu tersebut masih tetap dibagikan.
Suasana pagi terasa riuh dengan celoteh pesepeda dan kesibukan mempersiapkan sepeda dan aksesorisnya.
Beragam sepeda yang digunakan.
Peserta paling banyak menggunakan sepeda balap jalan raya atau road bike, diikuti sepeda lipat, sepeda fixed gear, dan sepeda turing.
Saya sendiri mengandalkan sepeda turing kesayangan Surly Long Haul Trucker ban 26x1.75 dan 2.00 dilengkapi grupset Shimano Alivio 8 speed dengan chainring 22-36-48t dan sproket 11-34t.
Kombinasi gir yang sejauh ini tangguh dan nyaman saya gunakan dalam perjalanan bersepeda jarak jauh.
Di tengah acara, tak henti-hentinya pembawa acara dengan pengeras suara mengingatkan untuk tetap menjaga jarak dan mengenakan masker.
Pandemi Covid-19 belum berlalu sehingga panitia dari Audax Randonneurs Indonesia cukup ketat menjalankan protokol kesehatan.

Petugas juga mengatur jarak pelepasan dengan membagi peserta dalam enam kelompok. Setiap kelompok dilepas dengan selang waktu 15 menit.
Dalam setiap kelompok, antara sepeda satu dengan yang lain dibuat jarak satu meter.

Waktu berlalu dan karena semakin banyak peserta yang datang, petugas memberangkatkan semua yang sudah datang untuk mengurangi kerumunan.
Di titik start itu saya bertemu George Surjopurnomo.