Kesehatan
Pandemi Covid-19 Bikin Orang-orang di Dunia Tidak Bisa Tidur Nyenyak
Masyarakat di kawasan Asia-Pasifik dan di dunia, mengalami setidaknya satu atau lebih tantangan tidur sejak awal mula pandemi Covid-19.
Penulis: LilisSetyaningsih |
Disusul penggunaan gawai seperti ponsel dan tablet (17 persen) dan lingkungan tidur (16 persen).
Masyarakat di Asia-Pasifik kerap terjaga akibat kekhawatiran/stres mengatakan bahwa hal yang paling mereka khawatirkan adalah masalah finansial (54 persen).
Tanggung jawab pekerjaan (52 persen), kesehatan diri dan keluarga (38 persen), kondisi keluarga secara umum (34 persen).
Hampir setengah (43 persen) juga khawatir pandemi Covid-19 masih berlanjut.
Penggunaan ponsel berakibat kebiasaan tidur tidak konsisten
Bagi yang terbiasa menggunakan ponsel di tempat tidur, separuh (50 persen) menyatakan bahwa itu hal terakhir yang dilakukan sebelum tertidur dan pertama setelah terbangun (51 persen).
Sebagian besar menggunakan untuk hiburan (49 persen), mengisi daya ponsel semalaman persis di samping tempat tidur (37 persen).
Lebih dari seperlima (22 persen) bahkan menjawab pesan dan panggilan telepon yang membuat mereka terbangun.
Sebagian besar responden menggunakan ponsel sebelum tertidur (78 persen) mengaku bahwa hal itu menyebabkan mereka tertidur lebih larut dari waktu yang seharusnya.
Akibat scrolling media sosial (75 persen), menonton video (67 persen), mengecek email (39 persen), berbalas pesan (37 persen).
Atau membaca berita terkait pandemi Covid-19 (45 persen).
Untuk mendapatkan tidur malam lebih baik, masyarakat kini bereksperimen dengan berbagai metode.
Mendengarkan musik menenangkan (41 persen), membaca (40 persen), menonton televisi (39 persen), membuat jadwal untuk tidur dan bangun (35 persen).
Mengurang konsumsi kafein (25 persen), dan menggunakan aplikasi atau alat untuk memonitor tidur mereka (18 persen).
Selain itu, mereka juga telah memanfaatkan telehealth dan mencari Informasi kesehatan online untuk mengatasi masalah tidur.