Banjir Jakarta
Banjir 1,5 Meter Sudah Surut, Pedagang Pasar Rubuh Gondrong Petir Bersihkan Ruko
Para pedagang di pasar tradisional Rubuh Gondrong Petir, Tangerang mulai membersihkan ruko-roko yang terkena banjir sejak Sabtu (20/2/2021) lalu
Penulis: RafzanjaniSimanjorang |
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Para pedagang di pasar tradisional Rubuh Gondrong Petir, Tangerang mulai membersihkan ruko-roko mereka yang terkena banjir sejak Sabtu (20/2/2021) lalu.
Tak hanya membersihkan sisa-sisa lumpur, pedagang juga memisah-misahkan dagangan, yang masih bisa dijual maupun yang telah rusak.
Hampir seperti awal 2020 lalu, banjir kali ini pun tak kalah ganasnya meluluhlantakkan barang-barang dagangan pedagang.
Baca juga: PLN Pastikan 99 Persen Listrik di DKI Jakarta Kembali Pulih setelah Banjir
Dari pengakuan pedagang, ketinggian banjir di pasar mencapai ketinggian perut orang dewasa.
Meski sudah diantisipasi sebelumnya, namun tetap saja barang dagangan terkena banjir.
"Beras-beras sudah diangkat ke meja-meja yang lebih tinggi, begitu juga minyak curah saya di dalam tong, dan ikan-ikan kering tetap terkena. Bahkan ada meja yang kebalik karena tingginya air mas," ujar pemilik warung bu Yoga kepada Warta Kota, Senin (22/2/2021).
Baca juga: Negara-negara Ini Punya Teknologi Canggih untuk Hambat Banjir, Bisakah Dipakai di Jakarta?
Ia beserta anaknya tampak menyisihkan tepung yang masih baik serta beras yang tak terkena air.
Dengan raut wajah sedih, dirinya mengisahkan kerugiannya yang mencapai puluhan juta.
"Namanya musibah, kalau dihitung satu per satu pasti pasti berat, kadang mau nangis juga," tambahnya.
Baca juga: Tanggul Sungai Citarum Jebol,Tiga Desa di Pebayuran Terendam Banjir 2,5 Meter 12.000 Warga Mengungsi
Ia sendiri berjualan sejak 1998 di pasar Rubuh, namun banjir kali ini menjadi salah satu yang terparah yang dialaminya.
Sementara itu, hal yang sama dialami oleh pemilik warung sembako, Uni, yang berjualan dari 1995.
"Untungnya kemarin kami masih sempat menyelamatkan beberapa beras ke atap ya. Jadi sebagaian aman. Tapi tetap saja beberapa barang tidak bisa dijual lagi," tuturnya.
Kerugiannya pun ditaksir mencapai puluhan juta. Hanya saja, dibandingkan dengan awal 2020 lalu ia lebih beruntung saat ini.
Ia mengatakan, tahun 2020 lalu, ia merugi Rp 40 jutaan.
Baca juga: Waduh, 13 Kecamatan di Kabupaten Bekasi Masih Kebanjiran, Terparah di Pebayuran dan Kedungwaringin
"Kadang kalau banjir gini di dalam hati ingin pindah. Tapi kemana? Kami juga sudah berusia 60-an, dan mungkin disinilah rejekinya," ucapnya.
Ia menghela nafas, meski merugi materi dan tenaga, ia masih optimis untuk bangkit kembali.
Para pedagang berharap agar tembok pembatas pasar dengan kali dapat ditinggikan, sehingga saat banjir pun ketinggiannya tidak seperti saat ini.
"Ditinggikan sedikit saja pun sudah membantu ya. Apalagi itu ada yang jebol. Semoga ada perbaikan," tutup mereka.