Virus Corona

PESAN DOKTER REISA Vaksin Covid-19 Aman Untuk Lansia

Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 dokter Reisa Broto Asmoro memberi penjelasan tentang keamanan vaksin untuk lansia

Biro Pers/Setpres - Muchlis Jr
juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro menjelaskan tentang pemberian izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac bagi lansia dalam jumpa pers secara daring, Senin (8/2/2021). 

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Dalam keterangan pers hari Senin (8/2/2021), juru bicara pemerintah, dr. Reisa Broto Asmoro menjelaskan bahwa Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac bagi kelompok usia di atas 60 tahun.

Keputusan tersebut ditetapkan setelah melalui pembahasan antara Badan POM bersama KOMNAS (Komite Nasional) Penilai Obat, ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization), Dokter Spesialis Alergi dan Imunologi, dan dokter Spesialis Geriatric.

Akhir Februari, Pegawai Pemkot Jakarta Utara Akan Disuntik Vaksin Covid-19, Seluruhnya Wajib Ikut

UPDATE Pemberian Vaksin Tenaga Kesehatan Kabupaten Bekasi Sudah Capai 90 Persen

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Kesehatan telah memutuskan untuk segera melakukan vaksinasi bagi tenaga kesehatan berusia di atas 60 tahun.

“Vaksinasi perdana bagi tenaga kesehatan berusia di atas 60 tahun langsung dilaksanakan hari ini juga, pagi tadi, hari Senin, 8 Februari 2021 pukul 09.00 WIB”, jelas dr. Reisa.

Diperkirakan akan ada lebih dari 11 ribu orang tenaga kesehatan yang berusia di atas 60 tahun yang akan divaksinasi di seluruh Indonesia dengan tetap menerima vaksinasi dalam dua dosis dengan selang waktu 28 hari.

“Pemerintah juga akan melakukan vaksinasi kepada lansia kategori non-nakes, diperkirakan sekitar 10% populasi Indonesia adalah kelompok lansia”, sambung dr. Reisa.

Selain itu, dr. Reisa juga menjelaskan bahwa pemberian vaksinasi kepada lansia dapat menekan kematian dan juga mengurangi tekanan terhadap beban rumah sakit, dengan begitu angka rawat inap dan bed occupancy ratio dapat turun, kasus aktif dapat turun dan angka kesembuhan akan naik.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Juru Bicara Badan POM, Dr. Dra. L. Rizka Andalusia menjelaskan bahwa pemberian izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac bagi kelompok usia di atas 60 tahun didasarkan kepada hasil uji klinik fase 1 dan 2 di China dan fase 3 di Brazil yang melibatkan subjek lansia dengan usia diatas 60 tahun.

Juru Bicara Badan POM, Dr. Dra. L. Rizka Andalusia menjelaskan tentang pemberian izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac bagi lansia dalam jumpa pers secara daring, Senin (8/2/2021).
Juru Bicara Badan POM, Dr. Dra. L. Rizka Andalusia menjelaskan tentang pemberian izin penggunaan vaksin Covid-19 Coronavac dari Sinovac bagi lansia dalam jumpa pers secara daring, Senin (8/2/2021). (Biro Pers/Setpres - Muchlis Jr)

“Uji klinik fase 1 dan 2 di China yang melibatkan subjek lansia sebanyak seitar 400 orang, menunjukkan bahwa vaksin Coronavac yang diberikan dengan 2 dosis vaksin dengan jarak 28 hari menunjukkan hasil imunogenisitas yang baik yaitu dengan seroconversion rate setelah 28 hari pemberian dosis kedua adalah 97,96%” jelas Dr. Rizka.

Selain itu, Dr. Rizka juga menjelaskan bahwa hasil uji Klinik fase 3 yang berlangsung di Brazil dengan melibatkan subjek lansia sebanyak 600 orang, diperoleh hasil bahwa pemberian vaksin Coronavac pada kelompok usia 60 tahun ke atas menunjukkan vaksin tersebut aman.

PERBEDAAN 6 Jenis Vaksin Covid-19 yang Digunakan di Negara Eropa, Bagaimana Nasib Vaksin Sinovac

Ketum PP PBSI Agung Firman Sampurna Bakal Upayakan Atlet Pelatnas Dapat Kesempatan Vaksin Covid-19

Untuk diketahui, dalam penerbitan izin penggunaan vaksin Covid-19 bagi lansia, pemberian persetujuan penggunaan (EUA) dapat dilakukan oleh Badan POM dengan mengevaluasi hasil uji klinik dari negara lain untuk mendapat data keamanan dan khasiat vaksin, dan data mutu produk dari laporan produksi.

Dr. Dra. L. Rizka Andalusia juga menambahkan bahwa dalam melengkapi pemberian persetujuan untuk lansia, Badan POM mengeluarkan informasi untuk tenaga kesehatan (Fact Sheet) yang dapat digunakan sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dan vaksinator dalam melakukan skrining sebelum pelaksanaan vaksinasi.

“Mengingat populasi Lansia merupakan populasi berisiko tinggi maka pemberian vaksin harus dilakukan secara hati-hati”, sambung Dr. Rizka.

Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi nakes di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2021).
Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meninjau pelaksanaan vaksinasi massal bagi nakes di Istora Gelora Bung Karno, Jakarta Pusat, Kamis (4/2/2021). (Biro Pers Setpres/Kris)

Data Terakhir Vaksinasi

Sejak program vaksinasi Covid-19 dimulai pada 13 Januari 2021, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama kepada 814.585 (49,58%) penduduk hingga Senin (8/2/2021).

Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 171.270 (10,42%) orang.

Dikutip dari laman kemkes.go.id, rencana sasaran vaksinasi Covid-19 di Indonesia adalah 181.554.465 penduduk yang berumur di atas 18 tahun.

Hal ini untuk mencapai tujuan timbulnya kekebalan kelompok (herd immunity).

Karena ketersediaan jumlah vaksin Covid-19 bertahap, maka dilakukan penahapan sasaran vaksinasi.

Untuk tahap pertama, vaksinasi Covid-19 dilakukan terhadap Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK).

Yang meliputi tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, dan tenaga penunjang yang bekerja pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan pendataan yang dilakukan sampai saat ini, jumlah SDM Kesehatan yang menjadi sasaran vaksinasi Covid-19 adalah 1.652.958 orang, sedangkan yang sudah registrasi ulang sebanyak 1.643.061 orang.

Berikut ini sebaran kasus Covid-19 di Indonesia per 7 Februari 2021, dikutip Wartakotalive dari laman covid19.go.id:

DKI JAKARTA

Jumlah Kasus: 293.825 (25.0%)

JAWA BARAT

Jumlah Kasus: 167.707 (13.9%)

JAWA TENGAH

Jumlah Kasus: 135.552 (11.6%)

JAWA TIMUR

Jumlah Kasus: 117.851 (10.5%)

SULAWESI SELATAN

Jumlah Kasus: 50.459 (4.5%)

KALIMANTAN TIMUR

Jumlah Kasus: 45.562 (3.8%)

RIAU

Jumlah Kasus: 29.534 (2.7%)

SUMATERA BARAT

Jumlah Kasus: 27.568 (2.5%)

BALI

Jumlah Kasus: 28.277 (2.4%)

BANTEN

Jumlah Kasus: 26.634 (2.4%)

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Jumlah Kasus: 23.548 (2.0%)

SUMATERA UTARA

Jumlah Kasus: 21.742 (1.9%)

KALIMANTAN SELATAN

Jumlah Kasus: 18.837 (1.7%)

PAPUA

Jumlah Kasus: 15.725 (1.4%)

SUMATERA SELATAN

Jumlah Kasus: 14.724 (1.3%)

SULAWESI UTARA

Jumlah Kasus: 13.980 (1.2%)

KALIMANTAN TENGAH

Jumlah Kasus: 12.414 (1.1%)

LAMPUNG

Jumlah Kasus: 10.886 (0.9%)

SULAWESI TENGGARA

Jumlah Kasus: 9.734 (0.9%)

ACEH

Jumlah Kasus: 9.312 (0.9%)

SULAWESI TENGAH

Jumlah Kasus: 8.888 (0.7%)

KEPULAUAN RIAU

Jumlah Kasus: 8.305 (0.8%)

KALIMANTAN UTARA

Jumlah Kasus: 7.912 (0.7%)

NUSA TENGGARA BARAT

Jumlah Kasus: 7.651 (0.7%)

PAPUA BARAT

Jumlah Kasus: 6.837 (0.6%)

MALUKU

Jumlah Kasus: 6.584 (0.6%)

NUSA TENGGARA TIMUR

Jumlah Kasus: 6.282 (0.5%)

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Jumlah Kasus: 5.337 (0.4%)

JAMBI

Jumlah Kasus: 4.859 (0.4%)

BENGKULU

Jumlah Kasus: 4.641 (0.4%)

GORONTALO

Jumlah Kasus: 4.470 (0.4%)

SULAWESI BARAT

Jumlah Kasus: 4.468 (0.3%)

KALIMANTAN BARAT

Jumlah Kasus: 4.119 (0.4%)

MALUKU UTARA

Jumlah Kasus: 3.613 (0.3%). (CC)

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved