Penipuan di Bandara

Polresta Bandara Soetta Tangkap Perias Pengantin yang Klaim Sebagai Manajer Citilink untuk Menipu

Sat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) menangkap NAP (27), yang mengklaim sebagai manajer maskapai Citilink karena menipu.

Editor: Valentino Verry
Tribun Jakarta
Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta, Kompol Alexander Yurikho, di Mapolresta Bandara Soetta, Tangerang, Senin (8/2/2021). Aparat Polresta Bandara Soekarno-Hatta mengungkap penipuan yang dilakukan pria berinisial NAP (27) dengan mengaku sebagai manajer Maskapai Citilink. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Sat Reskrim Polresta Bandara Soekarno-Hatta menangkap NAP (27), yang mengklaim sebagai manajer maskapai Citilink karena menipu.

NAP yang ternyata berprofesi sebagai perias wajah atau make-up artist itu menipu banyak orang dan berhasil mengantongi uang hingga Rp 100 juta.

Kasat Reskrim Polresta Bandara Soetta, Kompol Alexander Yurikho, mengatakan pihaknya mendapat laporan penipuan itu dari salah satu korban, Neneng Mulyantiari (39), Senin (11/1/2021).

Aparat bergerak cepat dan menangkap NAP di Wisma Garuda, Duri Kosambi, Jakarta Barat, Rabu (13/1/2021).

Yurikho mengatakan, Neneng melaporkan penipuan itu juga untuk suaminya, Andiansyah yang turut menjadi korban.

Neneng dijanjikan oleh NAP bekerja di bagian front office, sedangkan suaminya pada bagian counter checker dengan syarat membayar Rp 15 juta sampai Rp 20 juta.

Gaji yang diiming-imingi bekerja di Citilink adalah Rp 4 juta per bulan.

"Yang cukup menarik di sini adalah korban yang melapor suami istri yang dua-duanya korban. Yang satu dijadikan front officer, satunya petugas checking counter," ujar Yurikho di Mapolresta Bandara Soetta, Tangerang, Senin (8/2/2021).

Penipuan itu terjadi pada November 2020. Neneng dan Andiansyah diyakinkan telah bekerja di Citilink dengan sistem kerja dari rumah atau work from home (WFH).

"Itu dibuktikan dengan mereka tergabung dalamm grup WA di mana dibuatkan oleh tersangka sesosok bernama saudara C yang diceritakan bahwa C adalah salah satu manajer," ujanya.

Dalam grup aplikasi pesan singkat, Neneng dan suaminya dibuat seolah-olah mereka telah bekerja dengan cara ditanyakan absensi setiap harinya.

"Dituliskan absensi pagi siang malam. Termasuk shareloc dan ID, kode ID. Kode ID oleh tersangka dibuat sekarangnya," katanya. 

Setelah ditelusuri, ternyata ada empat korban lain yang tertipu dengan modus serupa. 

"Korban tidak hanya dua. Setelah NAP diamankan tanggal 13. Korbannya sampai sekarang ada enam orang," papar Yurikho.

"Kerugian per orang di rentang 15-20 juta. Jika ditotal mencapai 90-100 juta," tambahnya. 

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved