Persita Tangerang
Pelatih Persita Tangerang U-18 Ilham Jaya Kusuma Kenang Bobol Gawang Persiraja dalam Waktu 13 Detik
Ilham Jaya Kusuma adalah salah seorang legenda hidup Persita Tangerang yang menorehkan prestasi membanggakan dalam perjalanan sepak bola di Tanah Air.
Penulis: RafzanjaniSimanjorang | Editor: Sigit Nugroho
WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Ilham Jaya Kusuma adalah salah seorang legenda hidup Persita Tangerang yang menorehkan prestasi membanggakan dalam perjalanan sepak bola di Tanah Air.
Ilham menjadi ikon skuad Pendekar Cisadane pada era tahun 2000-an.
Bahkan, Ilham sempat dijuluki Filippo Inzaghi-nya Indonesia.
Dua juga menjadi salah seorang top skor Persita dan Divisi Utama di tahun 2002 dan 2004.
Sebagai striker maut, Ilham punya pandangan menarik di setiap laga.
"Seluruh pertandingan itu sulit. Saya bisa cetak gol berkat kerja sama tim. Ada teman-teman yang bantu. Level Liga 1 itu semua laga berat," kata Ilham kepada Warta Kota.
• Ilham Jaya Kusuma Kenang Laga Sulit Melawan Persiraja Banda Aceh Pada Eranya
• Latih Persita Tangerang U-18, Legenda Pendekar Cisadane Ilham Jaya Kusuma Berhasrat Latih Tim Besar
• Pelatih Persita Tangerang U-18 Ilham Jaya Kusuma Kecewa pada Pandemi Virus Corona
Namun, dari banyaknya laga yang pernah dilalui, ada satu laga yang masih berkesan bagi Ilham yang kini menjadi oleh Pelatih Persita Tangerang U-18 hingga saat ini.
Laga yang membuat Ilham terkesan adalah ketika Persita menghadapi Persiraja Banda Aceh.
"Laga itu, antara tahun 1999 dan 2000-an. Di laga itu, saya menyetak gol dalam waktu 13 detik. Sampai saat ini, saya masih menyimpan korannya di rumah," tutur Ilham.
Laga itu pun menjadi laga yang berkesan di dalam hatinya hingga saat ini.
Selain laga melawan Persiraja, dirinya pun tak pernah lupa laga melawan Persikota Tangerang.
"Laga derbi ya. Tentunya selalu ditunggu dan mengesankan," tutur Ilham.
Tantangan Wiganda Saputra
Sementara itu, Asisten Pelatih Persita Tangerang, Wiganda Saputra, membeberkan kesulitan saat menjadi juru taktik.
Seorang pelatih klub sepak bola memang diharapkan mampu memberikan hasil positif di tim.
Sebagai pelatih, menjaga kondisi internal tim agar tetap kondusif dan pemain memberikan kemampuan terbaiknya adalah keinginan setiap pelatih.
Tak heran, kesulitan pelatih sering pula pada menyatukan karakter setiap pemainnya.
Namun, tantangan sebagai pelatih tak hanya menyatukan karakter pemain.
Hal itu dikatakan Wiganda Saputra yang pernah menjadi pelatih Persita Tangerang di tahun 2018.
"Tantangan terberat, yaitu saat pemain yang diharapkan bisa bermain, namun tidak dalam kondisi fit. Apalagi, pemainnya yang absen lebih dari satu," kata WIganda kepada Warta Kota.
Wiganda pun mencontohkan laga versus Kalteng Putra yang menjadi laga penentuan lolos atau tidaknya Persita ke Liga 1 Indonesia akhir 2018.
Pemain andalannya, Egy Melgiansyah dan Ade Jantra Lukmana divonis dokter tak bisa bermain.
"Itu paling sulit ya, apalagi vonisnya dua pemain," terangnya.
Wiganda tak pernah lupa, bagaimana skuadnya kebobolan du gol di babak pertama dan tak mampu mengejar ketertinggalan, sehingga harus gugur.
Selain itu, hal sulit lainnya menurutnya adalah menghadapi tim-tim lain yang memang sudah disiapkan untuk lolos ke Liga 1 Indonesia kala itu.
Ada pun Persita, baru mampu promosi di tahun 2019 lalu, dengan kehadiran Widodo Cahyono Putra selaku pelatih kepala, dan Wiganda menjadi asisten pelatihnya.
"Saat lolos rasanya kegagalan saya di 2018 lalu terbayar. Meskipun saya sebagai asisten pelatih, hal yang terpenting adalah tim kebangaan ini lolos ke Liga 1 Indonesia," papar Wiganda.