Berita Jakarta

Cegah Klaster Pengungsian, Pemprov DKI Wajibkan Pengungsi Banjir Jalani Rapid Test Antigen

Cegah Klaster Pengungsian, Pemprov DKI Wajibkan Pengungsi Banjir Jalani Rapid Test Antigen. Berikut Selengkapnya

Penulis: Fitriyandi Al Fajri | Editor: Dwi Rizki
Warta Kota/Junianto Hamonangan
Kegiatan rapid test antigen untuk sopir truk, pedagang hingga kuli angkut di dalam Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (29/12/2020). 

WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Pemprov DKI Jakarta bakal menyiapkan posko pengungsian bila banjir menerjang Ibu Kota saat musim hujan.

Namun bagi pengungsi diwajibkan untuk menjalani tes rapid antigen untuk mengetahui kondisi tubuhnya.

“Persoalan rapit antigen ini bagian yang bisa dilakukan dan Insyaallah kami siapkan untuk barangnya sendiri,” kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daeerah (BPBD) DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto di Balai Kota DKI pada Kamis (28/1/2021).

Sabdo mengatakan, pengetesan rapid antigen dilakukan sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19.

Bagi pengungsi yang dinyatakan reaktif, akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut berupa tes swab PCR yang dilakukan Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

“Di masa pandemi Covid-19 itu, kami harus tetap menerapkan protokol kesehata. Jadi pelibatan dari teman-teman OPD, terutama Dinas Kesehatan itu melakukan screening (penjaringan) awal (rapid antigen), bila ada terkonfirmasi kemudian dilanjut ke rumah sakit rujukan,” ujar Sabdo.

Selain itu, kata dia, petugas juga membuatkan jarak antar pengungsi di setiap posko.

Karena itu jumlah posko yang ada akan lebih banyak 2-3 kali lipat dibanding sebelum adanya pandemi Covid-19.

“Untuk datanya (posko) saya nggak hafal angkanya yang jelas itu sudah ada, nanti tinggal dicek ke Wali Kota karena komandan banjir itu ada di Wali Kota,” ucapnya.

Baca juga: Tak Masalah, Pemprov DKI Persilahkan Korban Banjir Tahun 2020 Ajukan Banding ke PN Jakarta Pusat

Sabdo mengatakan, para pengungsi juga akan dibuat berkelompok berdasarkan RT dan RW tempat tinggalnya.

Kata dia, tidak mungkin pengungsi akan ditempatkan di titik posko yang jauh dari tempat tinggalnya.

“Kami sudah simulasi di lima titik, di antaranya Cililitan, Pademangan, Pulau Seribu dan sebagainya. Semua saya datangi tempat simulasi dan kami membuat skenario apabila terjadi (banjir) itu (protokol kesehatan) sudah dapat dilakukan, siapa berbuat apa, baik dari pemerintah maupun masyarakat,” ungkapnya.

Baca juga: Gempa Meluluhlantakan Sulbar,Gerindra Dorong Percepatan Rehabilitasi Fasilitas Umum-Permukiman Warga

Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta melalui BPBD Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan peringatan dini atas potensi curah hujan dengan intensitas yang lebat.

Fenomena hujan yang disertai kilat/petir dan angin kencang/puting beliung ini diperkirakan bakal terjadi di wilayah DKI Jakarta pada 28 Januari - 2 Februari 2021.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Sabdo Kurnianto menyampaikan, peringatan dini ini diperoleh dari Badan Meteorologi, Klomatologi dan Geofisika (BMKG).

Halaman
12
Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved