Virus Corona
Kisah Miris Risma Selama Pandemi, Mengemis Darah untuk Nyawa Adiknya yang Mengidap Thalasemia
Kisah Miris Risma Sejak Pandemi Covid-19, Mengemis Darah untuk Nyawa Adiknya yang Mengidap Thalasemia. Berikut Selengkapnya
Penulis: Desy Selviany | Editor: Dwi Rizki
Sebab, protokol kesehatan sudah diterapkan dengan ketat oleh pihak PMI DKI Jakarta saat menggelar donor darah.
Misalnya saja dengan pemeriksaan suhu tubuh dan memakai masker serta menjaga jarak.
"Jadi saya harap agar donor darah rutin tetap dilakukan oleh warga DKI Jakarta. Karena banyak orang-orang seperti adik saya ini yang hanya bisa terselamatkan dari kantong darah yang tersedia," harap Risma.
Baca juga: Lima Pelaku Kawanan Perampok Minimarket Akhirnya Dibekuk, Satu Pelaku Ditembak Polisi
Diketahui sebelumnya Kepala Unit Donor Darah PMI DKI Jakarta Ni Ken Ritchie saat ditemui Wartakotalive.com Selasa (26/1/2021) di Markas PMI DKI Jakarta, Kramat, Senen, Jakarta Pusat.
Ni Ken mengatakan bahwa sejak Pandemi Covid-19, pihak PMI DKI Jakarta selalu kekurangan stok darah.
Normalnya PMI DKI Jakarta selalu mendapatkan 1.000 kantong darah setiap harinya.
Namun sejak Pandemi Covid-19 jumlah stok darah perhari yang diterima PMI merosot tajam menjadi 100 sampai 200 kantong darah perhari.
Angka itu jauh dari kebutuhan stok darah PMI DKI Jakarta yang mencapai 800 kantong darah perhari.
"Untuk penuhi stok terpaksa keluarga pasien cari donor darah ganti. Sementara hal itu risiko lebih tinggi karena pendonor umumnya tidak terbiasa donor," kata Ni Ken dalam wawancara khusus dengan Wartakotalive.com.
Merosotnya pendonor sejak Pandemi Covid-19, membuat PMI tidak pernah memiliki stok darah.
Sehingga stok darah hanya diperuntukan untuk pasien darurat dengan angka HB di bawah lima Hemoglobin.
Sebelum Pandemi Covid-19, PMI DKI Jakarta selalu memiliki stok darah untuk dua hari kedepan.
"Jadi saat ini jatuhnya dapat dibilang krisis darah juga karena kami sama sekali tidak punya stok darah," terang Ni Ken.
Ni Ken pun menceritakan salah satu kisah pilu selama PMI DKI Jakarta alami krisis darah.
Kisah pilu itu dialami seorang ibu yang harus meninggal usai melahirkan.