Viral Medsos

Ahmad Saharoni Unggah Video 'Bukan Jihad di Jalan Petamburan', Diserbu Netizen: Stop Provokasi

Video yang diunggah Ahmad Sahroni itu disayangkan netizen karena dianggap bisa memprovokasi masyarakat.

Editor: Mohamad Yusuf
istimewa
Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni 

Selain memiliki rumah mewah berlift, Ahmad Sahroni juga memiliki garasi yang dipenuhi mobil-mobil mewah.

VIDEO VIRAL: Perut Syahrini Terlihat Membesar Langsung Jadi Perhatian Netizen: Sudah Hamilkah?

Kekayaan Ahmad Sahroni tersebut didapatnya bukan tanpa usaha keras.

Pasalnya, ia bukan berasal dari keluarga berada, orang tuanya merupakan seorang pedagang.

Salah satu alasan Ahmad Sahroni tetap tinggal di kawasan Tanjung Priok lantaran ia memiliki banyak cerita di sana.

Cerita masa lalu Ahmad Sahroni dibagikan kepada Alvin dalam tayangan di kanal YouTube Alvin & Friends, pada Senin (8/4/2019).

"Saya besar di pelabuhan di rumah makan, waktu itu kita di pos III sekarang sudah menjadi kontainer, dan tempat saya cari makan, dulu kalau orang tua cari makan berdagang, kalau saya kerja di laut," terang Ahmad Sahroni.

Ahmad Sahroni pun mengungkap makna dari pelabuhan Tanjung Priok yang sangat berarti buatnya.

"Pelabuhan bagi saya adalah tempat dimana saya besar, tempat saya sedih, temnpat saya juga menikmati apa yang menjadi hasil keringat saya," ucap Ahmad Sahroni.

Ahmad Sahroni pun menceritakan pengalamannya mulai dari tukang semir sepatu hingga sukses seperti sekarang.

"Semir sepatu saya di Pertamina di Ampera, tempat ojek payungnya di sana, lahir di Santo Yosef di Jalan Gadang, besar di Pelabuhan Tanjung Priok, dan tinggal di Jalan Bakti," terang Ahmad Sahroni.

Ia pun kemudian menceritakan pengalamannya saat menjadi seorang supir di perusahaan yang kini menjadi miliknya.

"Dulu jadi supir di salah satu perusahaan yang akhirnya perusahaan itu jadi milik saya, nyupirin sambil dengerin dia telpon sana telpon sini kerja, nah saat dia mabok tidur di hotel, dia nugasin saya, saat tugas itulah saya jalanin," terang Ahmad Sahroni.

Cuman rasanya agak sedikit terenyuh karena mas zaman dulu punya duit banyak banget karena saya yang pegang duitnya.

Tapi duit Rp 10 ribu minta pulsa nggak di kasih," kenang Ahmad Sahroni pada perlakuan bos kecil yang kini tiap bulan datang meminta uang padanya.

Tak hanya itu, perlakuan bos besarnya yang buruk juga masih membekas diingatannya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved