Berita Bekasi
Sudah Tiga Hari Tempe dan Tahu Hilang di Bekasi, Tukang Nasi Uduk Ganti Orek Tempe Pakai Telur Suwir
Hilangnya tahu dan tempe diakibatkan mogoknya para pedagang lantaran memprotes tingginya harga kedelai
Penulis: Muhammad Azzam | Editor: Feryanto Hadi
Padahal umumnya harga kedelai hanya Rp7.000 perkg.
Kenaikan harga mencapai 40 persen itu sudah terjadi sejak sebulan lalu.
Menurut Khairun, kenaikan drastis itu baru terjadi selama tujuh tahun terakhir..
Baca juga: Serius Pacaran dan Berencana Menikah, Ini Cerita Adit Jayusman Saat Pertama Kali Kenal Ayu Ting Ting
"Terakhir kami aksi mogok seperti ini tujuh tahun lalu saat era SBY. Setelah mogok harga kedelai langsung Rp 6.800 per kilogram," tutur Khairun.
Para pengrajin tempe berharap, dengan aksi mogok ini, pemerintah khususnya Presiden Jokowi dapat mencari solusi dalam menekan harga kedelai.
Sebab apabila hal ini dibiarkan, maka satu persatu pengrajin tempe dan tahu akan gulung tikar karena tidak sanggup mengongkosi biaya produksi.
"Jadi supaya cukong-cukong importir itu dipanggil sama bapak menteri. Apa kenaikan kedelai ini sandiwara di tengah Pandemi Covid-19," harap Khairun.
Sampai saat ini kata Khairun belum ada pihak dari pemerintah atau DPR RI yang memanggil mereka untuk berdiskusi.
Andalkan impor
Kenaikan harga tempe dan tahu di tahun 2021 ini dipicu dari ketergantungan impor Indonesia terhadap tiga negara produsen kedelai.
Pengamat pangan Dwi Andreas Santosa mengatakan bahwa sampai saat ini Indonesia masih bergantung bahan baku tempe dan tahu dari Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.
Sedangkan, akhir tahun lalu Brazil sudah mengimpor besar-besaran kedelai kepada China jauh sebelum harga kedelai mulai merangkak naik.
Hal itu membuat pasokan impor kedelai di Brazil juga menipis.
Baca juga: SP3 Kasus Chat Mesum Rizieq Shihab Dibatalkan, Mahfud MD: Proses Hukum Harus Diteruskan
Sementara itu di Argentina, akhir tahun lalu negara itu hadapi mogok besar-besaran dari petani.
Aksi mogok petani itu membuat pasokan kedelai Argentina terganggu. Hal itu membuat Argentina menyetop sementara keran impor kedelai guna memenuhi stok dalam negeri.