Berita Nasional

Terlalu Mengandalkan Impor, Harga Kedelai Melambung Tinggi, Produsen Tempe-Tahu Mogok Massal

Kondisi seperti ini akan terus terulang apabila kebijakan pemerintah yang tidak pro dengan petani kedelai lokal dilakukan.

Penulis: Desy Selviany | Editor: Feryanto Hadi
Istimewa
Harga kedelai melonjak tajam, Pengrajin tempe dan tahu di Ibu Kota mogok produksi 

WARTAKOTALIVE.COM, PALMERAH -Kenaikan harga tempe dan tahu di tahun 2021 ini dipicu dari ketergantungan impor Indonesia terhadap tiga negara produsen kedelai.

Pengamat pangan Dwi Andreas Santosa mengatakan bahwa sampai saat ini Indonesia masih bergantung bahan baku tempe dan tahu dari Amerika Serikat, Brazil, dan Argentina.

Sedangkan, akhir tahun lalu Brazil sudah mengimpor besar-besaran kedelai kepada China jauh sebelum harga kedelai mulai merangkak naik.

Hal itu membuat pasokan impor kedelai di Brazil juga menipis.

Baca juga: SP3 Kasus Chat Mesum Rizieq Shihab Dibatalkan, Mahfud MD: Proses Hukum Harus Diteruskan

Sementara itu di Argentina, akhir tahun lalu negara itu hadapi mogok besar-besaran dari petani.

Aksi mogok petani itu membuat pasokan kedelai Argentina terganggu. Hal itu membuat Argentina menyetop sementara keran impor kedelai guna memenuhi stok dalam negeri.

"Jadi yang masih terbuka tinggal Amerika Serikat. Tapi karena dua negara lain kesulitan ekspor maka harga kedelai naik tinggi," ujarnya dihubungi Sabtu (2/1/2021).

Saat ini kata Dwi harga kedelai memang mencapai puncak tertinggi sejak tahun 2014 lalu. Dimana harga 27 kg kedelai mencapai 13 USD.

Baca juga: Harga Kedelai Terus Naik, Pengrajin Tempe Tercekik: Pak Jokowi, Lihatlah Kami Pengrajin Usaha Kecil

Maka dari itu menurutnya yang dapat dilakukan produsen dan penikmat tempe hanya pasrah menunggu harga kedelai impor kembali normal.

Menurutnya hal ini akan terus terulang apabila kebijakan pemerintah yang tidak pro dengan petani kedelai lokal terus dilakukan.

Sampai saat ini pemerintah enggan memberikan subsidi dan stimulus kepada petani kedelai lokal untuk bersaing dengan produk petani impor.

Terlebih pemerintah Indonesia membuka besar-besar keran impor kedelai. Hal itu membuat petani kedelai lokal semakin terjepit untuk bersaing dengan harga kedelai impor.

Baca juga: Bantah Klaim Saraswati, Fadli Zon: Gerindra Tak Dukung Pembubaran Organisasi Tanpa Proses Pengadilan

Sedangkan harga kedelai impor dapat mencapai Rp7 ribu perkg. Jauh dari harga yang mampu ditawarkan oleh petani lokal.

Maka penting kata Dwi, pemerintah mulai melirik kebijakan swasembada kedelai.

Yakni dengan memberi subsidi kepada para petani kedelai agar dapat bersaing harga dengan kedelai dari Amerika Serikat.

Selain itu perlu juga pembatasan impor kedelai agar petani lokal dapat bersaing di negeri sendiri.

Baca juga: Disebut Dedengkot Tua oleh Natalius Pigai, AM Hendropriyono: Kamu Bukan Pigai yang Dulu

"Tapi inikan faktanya petani selama ini dibiarkan berjuang sendiri kemudian digempur dengan produk impor ya selesailah," terangnya.

Produsen tahu-tempe mogok nasional

Ribuan pengrajin tempe dan tahu sejabodetabek gelar mogok produksi Sabtu (2/1/2021). 

Mereka mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberantas cukong-cukong yang membuat harga kedelai melonjak tajam.

Salah satu perwakilan dari pengrajin tempe sejabodetabek Khairun Soleh mengatakan bahwa para pengrajin tempe sejabodetabek sudah gelar aksi mogok sejak Jumat (1/1/2021).

Rencananya mogok akan berlangsung selama tiga hari sehingga Senin (4/1/2021) para pengrajin tempe akan kembali berproduksi.

"Namun kemungkinan ada kenaikan di pasar usai aksi mogok ini selesai, karena mau bagaimana lagi harga kedelai juga melonjak," terang pengrajin tempe dari Johar Baru, Jakarta Pusat itu dihubungi Sabtu (2/1/2021).

Kenaikan diprediksi mencapai Rp 500 per balok tempe ataupun tahu.

Kenaikan harga itupun kata Khairun tidak menutup pengeluaran produksi.

Baca juga: Bareskrim Polri Beberkan Kronologis Penangkapan Pembuat Parodi Lagu Indonesia Raya di Cianjur

Para pengrajin tempe dan tahu tidak tega menaikan harga berkali-kali lipat di pasaran mengikuti persis harga kedelai.

Sebab kata Khairun pembeli tempe dan tahu mayoritas adalah warga menengah ke bawah sehingga pihaknya tidak mau membebani rakyat kecil.

Maka dari itu ia berharap Presiden dan DPR RI segera memanggil Menteri Perdagangan RI dan Menteri Pertanian.

Dengan begitu, para cukong-cukong kedelai yang diduga membuat harga kedelai melonjak dapat diberantas.

Saat ini harga kedelai di pasaran dapat mencapai Rp 9.500 per kilogram.

Padahal umumnya harga kedelai hanya Rp7.000 perkg.

Kenaikan harga mencapai 40 persen itu sudah terjadi sejak sebulan lalu.

Menurut Khairun, kenaikan drastis itu baru terjadi selama tujuh tahun terakhir..

Baca juga: Serius Pacaran dan Berencana Menikah, Ini Cerita Adit Jayusman Saat Pertama Kali Kenal Ayu Ting Ting

"Terakhir kami aksi mogok seperti ini tujuh tahun lalu saat era SBY. Setelah mogok harga kedelai langsung Rp 6.800 per kilogram," tutur Khairun.

Para pengrajin tempe berharap, dengan aksi mogok ini, pemerintah khususnya Presiden Jokowi dapat mencari solusi dalam menekan harga kedelai.

Sebab apabila hal ini dibiarkan, maka satu persatu pengrajin tempe dan tahu akan gulung tikar karena tidak sanggup mengongkosi biaya produksi.

"Jadi supaya cukong-cukong importir itu dipanggil sama bapak menteri. Apa kenaikan kedelai ini sandiwara di tengah Pandemi Covid-19," harap Khairun.

Sampai saat ini kata Khairun belum ada pihak dari pemerintah atau DPR RI yang memanggil mereka untuk berdiskusi.

Sumber: Warta Kota
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved