Pro dan Kontra Usulan Pemkot Tangsel yang Bakal Jadikan Kos-kosan Sebagai Tempat Isolasi

Karena dampak dari covid-19 itu amatlah sangat sensitif kepada penduduk, bahwa terkena covid-19 akan menular, jadi alasannya seperti itu.

Editor: Agus Himawan
wartakotalive.com/Rizki Amana
Gedung indekos Wisma Bunda di Jalan Haji Dalih, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel. 

WARTAKOTALIVE.COM, TANGERANG - Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Airin Rachmi Diany berencana menjadikan indekos menjadi kawasan karantina terpadu bagi pasien infeksi covid-19 yang terkategori orang tanpa gejala (OTG). 

Langkah itu dilakukan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel mengingat pelonjakan kasus infeksi covid-19 hingga berimbas kepadatan fasilitas rumah sakit khusus rujukan pasien terpapar virus corona. "Saya minta untuk kos-kosan, atau tempat guest house, atau yang lainnya, yang bisa dikerjasamakan dengan program yang dikerjakan pemerintah pusat melalui kita pemerintah daerah," kata Airin. 

"Sekarang kan kos-kosan sepi, itu bisa dimasukkan ke kami. Karena program isolasi mandiri tersentral, itu kan biayanya dari pemerintah pusat," lanjutnya. 

Baca juga: Kronologi Penemuan Ibu dan Dua Anaknya Berjalan Kaki di Pinggir Tol Menuju Jakarta Sambil Menangis

Baca juga: VIDEO Detik-detik Petugas Damkar Evakuasi Kucing Milik Warga dari Sumur Sedalam 15 Meter

Rencana dari pihak otoritas Kota Tangsel itu pun mendapat berbagai komentar dari sejumlah pemilik indekos. Semisal, Mirnawati selaku pemilik Indekos 'Milo' yang berlamat Jalan Haji Samiin RT 003, RW 005, Kampung Ceger, Jurang Mangu Barat, Pondok Aren, Kota Tangsel. 

Mirna mengaku keberatan akan kebijakan dari Pemkot Tangsel itu yang memilih lokasi indekos untuk isolasi pasien covid-19 berstatus OTG. "Saya sebagai pemilik indekos mendapatkan berita bahwa untuk pasien covid 19 di tempatkan di kos-kos di Kota Tangsel. Saya sebagai pemilik indekos tidak setuju karena kosan itu adanya letaknya di pemukiman padat penduduk," kata Mirna saat dikonfirmasi, Kota Tangsel, Minggu (27/12/2020).

Rasa keberatannya itu diungkapkan Mirna bukan tanpa alasan. Sebab, gedung indekos yang memiliki enam pintu itu terletak tepat di tengah permukiman padat penduduk. Menurutnya jika rencana itu terwujud dapat memunculkan konflik internal antar warga di lingkungannya itu. 

"Apabila pasien covid-19 ada di indekos, ya usaha saya kemungkinan akan sepi selanjutnya. Walaupun untuk covid-19 tempat indekosnya dibayar mahal. Karena dampak dari covid-19 itu amatlah sangat sensitif kepada penduduk, bahwa terkena covid-19 akan menular, jadi alasannya seperti itu," jelasnya. 

Baca juga: VIDEO Polisi Terima Laporan Aksi Asusila Nakes dan Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet yang Viral

Baca juga: Miris, Ibu-Anak Ditemukan Jalan Kaki Susuri Tol Saat Hujan Lebat, Diturunkan Suami Usai Bertengkar?

Pernyataan berbalik justru dilontarkan oleh Fajri Kennedi pemilik indekos 'Wisma Bunda' yang berlamat di Jalan Haji Dalih, Kelurahan Cireundeu, Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangsel. Ia mendukung langkah yang direncanakan pihak Pemkot Tangsel untuk menggunakan gedung indekos sebagai tempat isolasi pasien OTG covid-19.

"Sekarang kos-kosan juga sudah sepi. Kalau memang itu bisa menjadi satu solusi buat membantu keuangan pemilik kos, enggak masalah selama dibayar," kata Fajri saat dikonfirmasi, Kota Tangsel, Minggu (27/12/2020).

Ia pun mengaku tak takut adanya penyebaran infeksi covid-19 bila bangunan indekosnya itu digunakan sesuai rencana Pemkot Tangsel. Namun, dirinya meminta regulasi hukum yang dapat memastikan jalannya rencana Pemkot Tangsel dalam menanggulangi kepadatan fasilitas kesehatan penanganan virus corona. 

"Ya harus jelas hitam di atas putihnya, dasar hukumnya harus jelas, kebijakannya hsrus jelas, dia datang digunakannya untuk apa, ya nanti kalau sudah selesai harus jelas juga kan karrna virus harus dibersihin lagi," pungkasnya

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved