Berita Daerah
Kronologi Penemuan Ibu dan Dua Anaknya Berjalan Kaki di Pinggir Tol Menuju Jakarta Sambil Menangis
Pihak kepolisian menjelaskan soal kronologi penemuan ibu dan dua anaknya berjalan kaki di pinggir tol.
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Pihak kepolisian menjelaskan soal kronologi penemuan ibu dan dua anaknya berjalan kaki di pinggir tol.
Kala itu, ibu dan dua anaknya jalan kaki di pinggir jalan tol saat hujan deras, kondisi sambil menangis dan basah kuyup.
Sang ibu dan dua anaknya jalan kaki di tepi jalan tol menuju Jakarta, pasca bertengkar hebat dengan sang suami.
Sehingga, menurut pengakuan sang istri, sang suami menurunkan istri dan dua anaknya di pinggir jalan tol saat itu.
Baca juga: Miris, Ibu-Anak Ditemukan Jalan Kaki Susuri Tol Saat Hujan Lebat, Diturunkan Suami Usai Bertengkar?
Baca juga: Setelah Tutup Rest Area, Kini Diberlakukan Contraflow Mulai KM 53 hingga KM 47 Tol Japek Arah DKI
Baca juga: MULAI Senin Besok Kemenhub Larang Angkutan Barang Lintasi Tol, yang Melintas di Tol Akan Dikeluarkan
Tragedi seorang ibu dan dua anaknya ditemukan sedang berjalan kaki di tepi jalan tol Lampung ruas Bakauheni-Terbanggi Besar (Bakter), terjadi pada Sabtu (26/12/2020).
Polisi menemukan mereka dalam kondisi menangis dan basah kuyup karena situasi saat itu sedang hujan lebat.
Ternyata mereka turun dari kendaraan tersebut karena cekcok di jalan.
Kepada polisi, ibu bernama Marpuah Sari (31) itu sebelumnya melakukan perjalanan bersama suami YN (27) dan dua anak mereka, RS (11) dan SR (9).
Mapuah mengaku, dia dan dua anaknya baru saja tiba di Lampung dari Jambi setelah diajak oleh suaminya.
"Suami ibu ini adalah sopir truk, pergi ke Jambi membawa keluarganya, lalu hendak kembali ke Jakarta," kata Dirlantas Polda Lampung, Kombes Donny Damanik, saat dihubungi, Minggu (27/12/2020).
Namun sampai di Lampung, suami istri tersebut terlibat pertengkaran.
"Kepada petugas, ibu itu mengaku habis bertengkar dengan suaminya dan diturunkan di tengah jalan," kata dia.

Nekat Kabur Jalan Kaki
Mereka sempat singgah di rest area KM 116 ketika melintasi tol Lampung.
Kemudian Marpuah nekat mengajak dua anaknya kabur kembali ke Jakarta.
Meski hujan deras, Marpuah tetap nekat berjalan kaki menyusuri tol bersama dua anaknya.
Beruntung kepolisian mengetahui keberadaan mereka di tengah hujan dan mengevakuasinya.
"Saat ditemukan anggota, ketiganya baru berjalan dari rest area KM 116, meninggalkan ayah dan suaminya itu," kata Donny.
Saat itu, anggota Blue Light PJR Polda Lampung tengah berpatroli di jalan tol karena hujan deras hingga menyebabkan jarak pandang terbatas.
Di KM 114 petugas melihat seorang perempuan dan dua anak-anak berjalan kaki di bahu jalan tol.
"Karena bisa membahayakan bagi pejalan kaki dan juga pengendara, anggota lalu menepi, hendak meminta agar pejalan kaki itu keluar dari jalan tol," kata Donny.
Perempuan bernama Marpuah itu dievakuasi dalam keadaan basah kuyup dan menangis.
Mereka lalu dibawa ke Polsek Tegineneng.
Dijemput suami
Usai menceritakan kejadian yang menimpanya, Marpuah dipertemukan dengan suaminya.
Polisi menghubungi suami Marpuah dan memintanya datang ke polsek.
Namun Marpuah tidak mau ikut dengan suaminya.
Dia lalu dipulangkan ke Jakarta menggunakan bus pada Minggu (27/12/2020) pagi.
Wanita Ini Nekat Mudik Jalan Kaki Siasasti Larangan Mudik
Berbagai cara menyiasati larangan mudik demi bisa sampai kampung halaman.
Salah satu cara nekat mudik di lakukan wanita ini.
Namanya Wahyu Utami (30), warga Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
Wanita relatif masih muda ini ditemukan pingsan di toilet minimarket di kawasan Dumpil, Kabupaten Madiun pada Kamis (30/4/2020).
Korban kemudian dievakuasi ke RSUD Caruban oleh tim Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Madiun yang mengenakan alat pelindung diri (APD).
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBPD) Kabupaten Madiun Muhammad Zahrowi mengatakan Wahyu Utami adalah seorang pemudik yang berdomisili di Jombang.
Ia nekat mudik ke kampung halamannya di Pati untuk mengurus surat perpindahan penduduk.
Namun ternyata perjalanan mudik Wahyu tak berjalan lancar.
Karena tak ada angkutan umum yang beroperasi, Wahyu membonceng sepeda motor hingga Kecamatan Majeyan, Kabupaten Madiun.
Utami kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki sejauh belasan kilometer karena tak ada kendaraan yang bisa ia tumpangi ke Pati.
Saat tiba di dekat Gerbang Tol Madiun. Utami menumpang ke toilet minimarket. Setelah diizinkan oleh kasir, Utami masuk ke dalam toilet.
Cicik Tri Wahyuni (20) kasir minimarket mengatakan Utami tak kunjung keluar setelah 45 menit di dalam toliet.
Karena khawatir, Cici kemudian melapor ke pos pemeriksaan dan informasi Covid-19 yang ada di samping minimarket tempatnya bekerja.
Petugas pun menggedor pintu toliet. Karena tak ada jawaban, polisi pun mendobrak pintu dan menemukan Utami pingsan di dalam toilet.
"Akhirnya polisi masuk, didobrak pintunya dan menemukan wanita itu dalam kondisi pingsan," kata Cici.
Salah satu petugas di pos pemeriksaan dan informasi Covid-19 Dumpil, Aipda Arif Syarifuddin mengatakan, perempuan itu ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di kamar mandi.
"Wajah perempuan tadi pucat dan tangannya sudah membiru," kata Arif. Di lokasi, petugas menemukan tas milik Utami yang berisi dompet, akte kelahiran, dan kartu identitas lainnya.
Modus Pemudik Nekat
Seperti diketahui, larangan mudik Lebaran di tengah pandemi corona ( Covid-19) resmi diterapkan.
Aturan ini berlaku sejak 24 April hingga 31 Mei 2020 bagi semua moda transportasi darat.
Baik itu mobil pribadi, sepeda motor, sampai transportasi umum layakanya bus antarkota antra provins (AKAP).
Namun demikian, pada kenyataannya setelah dua hari larangan mudik terapkan, masih banyak bus AKAP yang terap beroperasi membawa pemudik.
Contoh kasus yang terjadi ada banyak versi, pertama karena pengemudi tidak mengetahui adanya larangan, kemudian karena lemah atau tidak adanya pengawasan di daerah dan perbatasan wilayah.
Bahkan yang lebih tragis lagi, sempat viral sebuah foto yang menunjukan bus AKAP tetap beroperasi tapi dengan menyembunyikan penumpangnya di dalam bagasi.
Dibenarkan
Menanggapi hal ini, Kurnia Lesani Adnan, Pemilik PO SAN sekaligus Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI), mengatakan hal tersebut memang benar adanya.
Larangan mudik mulai diberlakukan 24 April 2020 pukul 00.00 WIB. Polda Metro Jaya melarang kendaraan pribadi baik motor atau mobil dan kendaraan umum berpenumpang keluar dari wilayah Jabodetabek.
"Kejadiannya di Cileduk, tapi bukan terminal resmi. Sebenarnya begini, bukan busnya saja, tapi penumpangnya yang memang sudah mau mudik, artinya kemauan dari penumpang atau masyarakatnya.
"Karena takut ada razia jadi penumpang itu mau duduk di dalam bagasi dulu," ujar pria yang akrab disapa Sani kepada Kompas.com, Sabtu (25/4/2020).
Menurut Sani, setelah berhasil melewati pos pengawasan, baru kemudian bus tersebut bongkar muatan dan menaikkan penumpang yang ada di bagasi ke dalam kabin.
Setelah itu kembali meneruskan perjalanan ke daerah tujuan bus AKAP tersebut.
Sani menjelaskan adanya kejadian tersebut memang miris.
Pada satu sisi mengambarkan adanya bukti bila titik pengawasan yang tidak kuat dari pemerintah.
Di sisi lain adanya gambaran bila masih ada masyarakat yang memang mau pulang kampung karena sudah tidak ada yang bisa dikerjakan di Jakarta.
"Kalau sudah begitu siapa yang harus disalahkan. Masyarakat yang mudik ini karena mereka di sini kan terlantar"
"tidak tahu harus bagaimana akhirnya nekat tetap mudik juga, sementara di lain sisi pemerintah juga tidak ketat dalam pengawasannya," ucap Sani.
"Kalau mau dilihat di lapangan itu, sampai saat ini masih banyak bus dan angkutan lain yang statusnya gelap tetap beroperasi bawa penumpang untuk mudik.
"Jelas ini tidak ada adil, karena kami yang resmi mengikut regulasi tapi mereka yang bandel tetap beroperasi dan lolos dari razia," kata dia.
Bus-bus AKAP yang layani ke banyak tujuan di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur ini memang sudah dilarang untuk membawa penumpang keluar dari Jabodetabek.
Banyak bus yang dialihfungsikan menjadi kendaraan logistik, atau kendaraan pengantar barang.
Kebijakan banting setir ini terpaksa dilakukan para pengusaha oto bus, agar kendaraan mereka masih bisa beroperasi di tengah aturan PSBB dan juga larangan mudik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Temukan Ibu dan 2 Anak Menangis serta Jalan Kaki di Tol Saat Hujan Lebat, Ini Penyebabnya", dan "Tak Ada Kendaraan, Perempuan Ini Nekat Mudik Jalan Kaki ke Pati, Pingsan di Toilet Minimarket di Madiun",