Berita Jakarta
Frustasi Tak Digaji Majikan selama Empat Bulan, ART Muda Ini Berniat Akhiri Hidup di JPO Jatinegara
Perempuan tersebut nekad hendak lompat dari jembatan penyeberangan orang (JPO) di halte Transjakarta, Cawang-Otista, Jatinegara, Jakarta Timur.
Penulis: Desy Selviany | Editor: Feryanto Hadi
WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Seorang asisten rumah tangga (ART) merasakan frustasi lantaran kerja kerasnya di rumah majikannya tidak mendapatkan hasil.
Harapan perempuan asal Pekalongan, Jawa Tengah untuk meraih rezeki di perantauan berbalik dengan kenyataan yang harus dia hadapi.
Bahkan, karena terdorong pikiran berat, ia mencoba bunuh diri.
Korban nekad hendak lompat dari jembatan penyeberangan orang (JPO) di halte Transjakarta, Cawang-Otista, Jatinegara, Jakarta Timur.
Baca juga: Sempat Alami Kondisi Aneh pada Kulitnya, Dewi Perssik Bersyukur Kini Sembuh dari Covid-19
Aan (32), saksi mata mengatakan bahwa awalnya seorang wanita terlihat berdiri di JPO setinggi lima meter, Jumat (25/12/2020) pukul 07.30 WIB.
"Saat ada orang mau naik jembatan menyelamatkannya, korban langsung mengancam mau melompat," kata Aan dikonfirmasi.
Warga yang melintas dan aparat kepolisian sempat panik mendengar ancaman korban.
Baca juga: MUI Ingatkan Menag Gus Yaqut soal Rencana Afirmasi Syiah dan Ahmadiyah, Bisa Picu Ketegangan Sosial
Sejumlah warga dan polisi hingga menengadahkan tangan ketika korban hendak menjatuhkan diri.
Hal itu membuat jalan di sekitar ditutup karena korban terus-menerus enggan mau turun. Sekitar 30 menit kemudian akhirnya korban diamankan oleh anggota polisi.
Saat dimintai keterangan polisi, korban yang belum diketahui namanya itu mengaku nekad berupaya bunuh diri lantaran tidak digaji selama empat bulan.
Baca juga: Tak Pakai Masker, Bang Jago di Semarang Naik Pitam saat Ditegur, Ludahi Petugas SPBU
Selama ini perempuan tersebut bekerja sebagai ART di sebuah rumah di Bekasi, Jawa Barat.
Namun, karena tidak digaji, korban tidak punya ongkos untuk pulang ke kampung halaman di Pekalongan, Jawa Tengah.
Aan memastikan korban tidak alami gangguan jiwa.
Sebab saat ditanyai polisi, korban masih dapat menjawab dengan runut.
Baca juga: Begini Modus Guru Olahraga Sebuah SMP di Jakarta Barat Cabuli Muridnya selama Tiga Tahun
Dibawa ke panti sosial