Waduh, Jelang Akhir Tahun 2020 Utang Pemerintah Hampir Tembus Rp 6.000 Triliun

Menjelang akhir tahun posisi utang pemerintah pusat hampir tembus Rp 6.000 triliun atau telah mencapai Rp 5.910,65 triliun per akhir November 2020.

Kompas.com
Waduh, Jelang Akhir Tahun 2020 Utang Pemerintah Hampir Tembus Rp 6.000 Triliun. Tampak petugas memverifikasi uang dolar AS di Cash Center Bank. 

Menjelang akhir tahun posisi utang pemerintah pusat hampir tembus Rp 6.000 triliun atau telah mencapai Rp 5.910,65 triliun per akhir November 2020.

WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Menjelang akhir tahun posisi total utang pemerintah pusat hampir tembus Rp 6.000 triliun atau telah mencapai Rp 5.910,65 triliun per akhir November 2020.

Dikutip dari buku APBN KiTa, Jumat (25/12/2020) rasio utang pemerintah pusat terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 38,13 persen.

Nilai utang tersebut meningkat bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga: Predator Seks Diringkus di Grogol, Jadikan PAUD Tempat Pelecehan, Ini Kronologinya

"Hal ini disebabkan oleh pelemahan ekonomi akibat Covid-19 serta peningkatan kebutuhan pembiayaan untuk menangani masalah kesehatan dan pemulihan ekonomi nasional," seperti tertulis dalam laporan realisasi APBN yang diterbitkan secara bulanan oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) tersebut.

Kemenkeu pun menyebut komposisi utang pemerintah akan tetap dijaga dalam batas tertentu sebagai pengendalian risiko sekaligus menjaga keseimbangan makro ekonomi di dalam negeri.

Adapun dalam UU No 17 tahun 2003 ditentukan batasan maksimal rasio utang pemerintah terhadap PDB sebesar 60 persen.

Baca juga: Selama 3 Tahun Guru Penjaskes Cabuli Murid SMP di Jakbar, KPAI Desak Polisi Kenai Pasal Berlapis

Dalam laporan itu disebutkan, utang yang berasal dari pinjaman sebanyak 16,1 persen atau mencapai Rp 825,59 triliun.

Rinciannya, pinjaman yang berasal dari dalam negeri mencapai Rp 11,5 triliun dan pinjaman dari luar negeri sebesar Rp 814,05 triliun.

Sementara, sebagian besar dari sumber pembiayaan atau utang tersebut sebanyak 83,9 persen berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara.

Baca juga: Ramalan Zodiak Keuangan di Tahun 2021, Taurus Termasuk yang Beruntung dan Ada yang Kurang Beruntung

Dari penerbitan SBN domestik, sebanyak Rp 3.891,92 triliun pembiayaan didapatkan dari instrumen SBN yang diterbitkan untuk pasar domestik, sementara sebesar Rp 1.193,12 triliun diterbitkan dalam denominasi valuta asing.

"Sepanjang tahun 2020, pemerintah telah melakukan upsizing penerbitan SBN untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang meningkat akibat pandemi, termasuk penerbitan SBN ritel yang disabut baik oleh masyarakat terutama generasi milenial," sebut laporan tersebut.

"Hal ini sesuai dengan kebijakan umum pengelolaan utang untuk mengoptimalkan peran serta masyarakat dan melakukan pendalaman pasar SBN domestik," jelas Kemenkeu.

Utang Indonesia Melonjak Jadi 37% saat Pandemi, Sri Mulyani Waspada Meski Ada Keringanan Mencicil

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, utang pemerintah semua negara, termasuk Indonesia, mengalami kenaikan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved