Berita Jakarta
Penyediaan Paket Bansos DKI Dianggap Tak Mudah dari Pengepakan hingga Pendistribusian
Penyediaan Paket Bansos DKI Dianggap Tak Mudah dari Pengepakan hingga Pendistribusian, kata pihak Perumda Pasar Jaya
Penulis: Fitriyandi Al Fajri |
WARTAKOTALIVE.COM, GAMBIR - Perumda Pasar Jaya mengaku tak mudah menyediakan paket bantuan sosial (bansos) berupa sembako kepada warga Ibu Kota.
Selain komiditi barang harus sesuai yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta, proses pengepakan hingga pendistribusian juga harus memenuhi standar yang ditetapkan.
Harapannya barang yang diterima masyarakat tetap terjaga kualitasnya.
Hal tersebut dikatakan oleh Manager Umum dan Humas Perumda Pasar Jaya, Gatra Vaganza.
Gatra mengungkapkan, proses pendistribusian bansos memang tidak mudah mengingat sedang ada pandemi dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Jakarta dan sekitarnya.
Namun, katanya, Pasar Jaya terus berkomitmen untuk melakukan tugas tersebut sehingga masyarakat yang terdampak ekonominya bisa terbantu.
“Komoditi barang bansos sesuai dengan kelengkapan item barang yang ditetapkan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sosial dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian,” kata Gatra pada Kamis (24/12/2020).
Gatra mengatakan, jenis sembako yang dibagikan beragam di antaranya beras, minyak goreng, kecap, sarden, tepung terigu, biskuit dan sebagainya.
Dalam pelaksanaanya Pasar Jaya menyediakan komoditi brand nasional yang sudah familiar di masyarakat.
Menurutnya, penyaluran bansos itu terus dilakukan sebaik mungkin agar sesuai dengan harapan masyarakat.
Item barang yang diterima oleh masyarakat jumlahnya juga sama di setiap kotak paketnya.
Pendistribusian barang bansos sendiri hingga saat barang diturunkan di gudang maka petugas akan melakukan cek kondisi seluruh barang yang masuk.
“Kondisi yang baik tidak hanya fisik luarnya saja. Tapi petugas melakukan pengecekan hingga kondisi dalamnya.
"Seperti halnya produk beras yang petugas melakukan pengecekan acak untuk memastikan jenis berasnya sesuai dengan standar mutu,” jelasnya.
Proses pengepakan juga tidak mudah karena membutuhkan kehati-hatian agar tetap baik kondisinya.
Terlebih, barang bansos ini adalah barang yang mudah rusak, sehingga petugas akan mengecek barang yang akan diangkut ke mobil apakah barangnya kondisinya memang sudah layak.
Setelah itu barang tersebut bisa diantarkan ke penerima di kantor RW masing-masing.
Hal yang sama juga terjadi pada tahapan pendistribusian yang dinilai tidak mudah, mengingat titik penerima terkadang berada di perumahan padat penduduk dan akses kendaraan terbatas.
Petugas juga selalu mengingatkan kepada para RW atau penerima agar kondisinya tetap seperti semula hingga diterima kepada masyarakat.
Pasar Jaya sebagai pelaksana bansos di DKI Jakarta selalu menerima kritik dan juga saran perbaikan dari masyarakat.
“Prinsipnya Pasar Jaya selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat DKI Jakarta,” imbuhnya.
Seperti diketahui, Pemprov DKI Jakarta pertama kali memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak Jumat, 10 April 2020 silam.
Langkah itu diambil untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di tengah masyarakat.
Sebagai bentuk kompensasi karena adanya pembatasan aktivitas, Pemprov DKI Jakarta memberikan bantuan sosial (bansos) berupa sembako.
Bantuan ini merupakan jaring pengaman masyarakat, terutama yang berkategori miskin dan rentan miskin.
Pemprov DKI telah memberikan paket sembako kepada 9.368.767 KK yang dibagi menjadi delapan tahap sejak awal pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pada April 2020 lalu.
Untuk tahap terakhir, DKI Jakarta memberikan kepada bansos kepada 1.160.409 KK, yang dibagikan sejak 6-20 Oktober.
Bagi masyarakat yang belum mendapatkan bansos, pemerintah daerah mengimbau untuk mengajukan diri kepada perangkat RT dan RW yang diketahui lurah setempat.
Nantinya, data tersebut akan diserahkan kelurahan melalui petugas pendata dan pendamping sosial di setiap kelurahan.
Untuk target penerima bansos setiap penyaluran ada 2,4 juta KK.
Rinciannya 1,3 juta KK diberikan oleh Kementerian Sosial dan 1,1 juta KK diberikan oleh Pemprov DKI Jakarta. (faf)